Chapter 227 - Yogi Melawan Jiza

Peserta berikutnya adalah Yogi setelah Beni yang juga mengalami luka-luka yang cukup berat karena mendapat dua kali tendangan dan jatuh terguling di lantai atas tepat sebelum mereka membuka pintu menuju ke atap Lantai 5.

Melihat lawan Beni yang memiliki proporsi yang lebih tegap, Riko mampu mendaratkan beberapa pukulan fatal pada Beni meskipun Beni juga berhasil melayangkan beberapa serangan padanya. Keduanya seimbang namun Beni harus terjatuh karena ia mengalami keram kaki saat sudah hampir mencapai finish.

"Sepertinya sudah saatnya untuk sedikit membuat mereka melambung." senyum Yogi yang membuat Adith merasakan bahaya yang keluar dari aura tubuh Yogi.

Belum pernah Adith mencium aura berbahaya dari orang lain selain Alisya namun yang dikeluarkan oleh Yogi tidak lain masih berupa warna abu-abu tua yang hanya masuk pada taraf berburu tingkat A saja.

"Kau harus hati-hati" Adith sebenarnya bermaksud untuk menyinggung lawan Yogi, namun Ubay dan teman-temannya mengira kalau Adith sedang memperingati Yogi sehingga dalam pandangan mereka kalau Yogi lebih lemah dari pada Jiza lawan Yogi.

"Siapa dia? tubuhnya lebih besar dari pada Yogi dengan semua otot-otot nya itu, dia bisa membuat Yogi kalah dengan sangat mudah. Apakah Yogi akan baik-baik saja?" Akiko sangat khawatir setelah melihat Yogi yang terlihat memiliki kekuatan yang cukup besar.

"Jangan khawatir, itu semua hanyalah gumpalan daging yang ada gunanya dihadapan Yogi. Meski terlihat berotot, kekuatannya takkan sebanding dengan kelicikan Yogi nantinya." seru Aurelia dengan tersenyum sinis.

"Oyy,, Wanita... kau bermaksud menunjukkan pada siapa kata-katamu barusan hah???" Jiza menoleh ke arah Aurelia dengan murka karena tidak suka dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Aurelia.

"Oh... Maaf, aku tadinya sudah mencoba untuk berbicara dengan sepelan mungkin. Tak ku sangka akan terdengar dengan sangat keras." ucap Aurelia tenang dan tak merasa terintimidasi oleh tubuh besar Jiza.

"Kau....." Jiza yang marah langsung mendatangi Aurelia namun dihentikan oleh Ubay.

"Sudah hentikan, kau tak perlu meladeni perempuan. Kau takkan pernah menang melawan lenturnya lidah perempuan. Bagaimana jika kau patahkan saja kaki dari lawan mu itu?" nyengir Ubay ke arah Jiza yang membuat Jiza seketika terbakar penuh semangat.

"Buhahahahha,,, sebaiknya kau perhatikan langkahmu cungkring." ancamnya kepada Yogi. Yogi hanya terdiam dan tak terpancing oleh perkataan mereka dan dengan tenang bersiap di garis start.

"Jangan terlalu keras kepada mereka Say,,," seru Aurelia dengan penuh semangat yang membuat mereka semakin emosi karena dukungan Aurelia.

Jiza tampak panas dan penuh dengan kemarahan sehingga dengan satu hentakan aba-aba dimulai, Jiza langsung menghambur kedepan melesat mendahului Yogi. Yogi tak ingin kalah dari Jiza sehingga dengan satu helaan nafas dia berusaha untuk mendekati Jiza dan tak tertinggal selangkah pun dari dia.

Begitu menyadari posisinya dengan Yogi tidak terlalu jauh, Jiza langsung menendang dada Yogi sehingga ia jatuh membentur dinding dengan sangat keras. Jiza tertawa dan kembali naik kelantai berikutnya.

"Yogi,,, apa yang sedang terjadi dia bisa mati karena tendangan itu." teriak Adora kaget melihat keadaan itu.

"Puhahahhaaha... ahahaha,,, aku pikir saat kalian membanggakannya dia akan sangat kuat dan sedikit berguna. ternyata dia hanyalah sebuah kacung yang tak berarti." tawa Gery melihat Yogi yang sedang berusaha bangkit dari tempatnya.

Adith dan yang lainnya hanya menatap dengan tenang tak melakukan apapun. Mereka terdiam tanpa ekspresi begitu pula dengan Aurelia. Tapi Adora dan yang lainnya tak mampu menatap lagi saat Yogi harus mendapatkan pukulan di bagian tubuh dan perutnya.

"Adith, apa kau yakin tidak akan menghentikan mereka? mereka sudah keterlaluan." Emi berteriak dengan cukup keras tak sanggup melihat semua yang di derita Yogi.

"Tenanglah, aku yakin mereka tau apa yang sedang mereka hadapi saat ini" Ryu berusaha menenangkan mereka sedang Akiko sudah mulai menangis dalam diam karena khawatir.

"Hei Adith,,, apa kau akan membiarkan teman-teman mu kalah satu persatu? kau sepertinya sudah siap yah untuk menerima semua kekalahan mu?" seru Ubay memancing kemarahan Adith namun Adith hanya menunjukkan wajah tanpa ekspresi.

"Cihhh,,, mari kita lihat sampai kapan kau akan membiarkan dirimu terus berdiam diri seperti itu." ucap Erik menatap dengan penuh percaya diri bahwa mereka semua sudah memenangkannya dengan mudah.

Pertandingan berakhir dengan Jiza yang memenangkan pertandingan itu, sedangkan Yogi tampak meringkuk dibawah tampak jatuh pingsan dan tak bergerak.

Hal itu membuat Ubay dan teman-temannya merasa sangat senang dan penuh percaya diri kalau mereka bisa mengalahkan Adith dan yang lainnya.

Pertandingan selanjutnya adalah Ryu melawan Denis. Pertandingan mereka tak kalah sengit dan menegangkan karena beberapa kali pertarungan mereka terlihat mendominasi dibanding dengan tujuan mereka yaitu menuju ke lantai 5 dengan cepat.

Meski sedikit kesulitan, Ryu mampu menangani semua dengan memperkecil dampak dari pertarungan mereka sehingga ia tidak mengalami luka yang cukup banyak. Akan tetapi itu tidak cukup untuk mengalahkan Denis. Denis berhasil memenangkan pertandingan sehingga Denis memberikan 4 kemenangan berturut-turut kepada Ubay.

"Sebaiknya kita akhiri saja pertandingan ini, karena tidak ada gunanya lagi jika dilanjutkan. Kami sudah menguasai semua alur pertandingan dan akan sulit bagi kalian untuk bisa memenangkan pertandingan ini." ucap Ubay dengan gaya tengilnya.

"Dengan begitu kamu bisa melindungi teman-teman mu dari luka-luka yang lebih para lagi nantinya." tambah Erik tersenyum puas. Ia melihat kalau Adith dan yang lainnya sudah tak memiliki peluang lagi untuk menghadapi mereka. Meski masih tersisa 3 pertandingan lagi, mereka merasa bahwa sudah tidak ada gunanya lagi.

"Bukankah ini lebih sederhana, kamu cukup memberikan gelar Elite mu secara resmi kepada Ubay dan membiarkan teman-teman mu menjadi pacar kami hanya dalam sebulan. Aku akan pastikan mereka akan menikmatinya dan bersenang-senang dengan kami." lanjut Gery sudah tak sabar melihat Adith mengaku kalah atas kemenangan mereka.

"Brengsek, kau pikir kami ini apa ha??? Otak kalian sudah terlalu banyak menonton filem porno yah sampai bisa berbicara dan berpikiran kotor seperti itu?" Adora memaki dengan marah tak terima dengan perkataan dari Gery.

"Bagaimana mungkin seorang anak SMA bisa memiliki fikiran sekotor dan sepicik ituh. Moral kalian benar-benar rusak, pergaulan kalian benar-benar salah dan sudah menjerumuskan manusia kalian ke arah yang tak bisa diselamatkan lagi." tambah Aurelia yang merasa geram karena ucapan Gery yang menganggap mereka seperti barang.

"Dasar perempuan,,, jangan sok jual mahal kau. Jika bumi ini dipenuhi oleh orang baik buat apa orang harus repot-repot mendirikan kantor polisi ha???" tantang Gery mendekati Aurelia namun dihalangi oleh Adith yang langsung berdiri dihadapan Aurelia.