Chapter 228 - Paku Payung

"Uppsss... Masih ada 3 pertandingan lagi melawan kami, segala hal bisa terjadi pada 3 pertandingan itu. Kecuali kalau kalian terlalu pengecut untuk menghadapi kami." seru Adith yang sudah tersenyum manis menghadapi Gery.

"Puffttt,, jangan kira kami takut melawan kalian bertiga. Kami tidak takut dan bahkan sudah tidak sabar lagi untuk segera membuat kalian bertekuk ltutu di kaki kami." Ubay merasa terpancing dengan ucapan Adith kepada mereka.

Selanjutnya adalah pertandingan antara Gery melawan Riyan. Meski Adora dan yang lainnya sudah tak bisa menahan emosi dan tak mampu melihat derita teman-temannya lagi, mereka tetap berada disana untuk melihat sampai akhir dan mendukung mereka semua hingga akhir seperti apa yang sudah dikatakan oleh Karin kepada mereka.

Dengan menggertakkan gigi, Adora memberikan aba-aba kepada mereka dan Edo mengerling nakal sambil berteriak pada speaker hologramnya.

Mereka berdua langsung melesat naik dengan pertarungan sudah terjadi saat mereka akan menaiki tangga lantai pertama dimana Gery dengan kuat menarik kaki Riyan sehingga ia terjatuh membentur ke tangga.

Riyan yang sebelumnya memberikan kesempatan kepada Gery ternyata malah disia-siakan sehingga dengan satu hentakkan penuh Riyan bangkit, dan menatap tajam ke arah Gery.

"Sepertinya takkan ada maaf untuk kalian lagi. Sebaiknya aku harus memberikan pelajaran berharga untukmu." tegas Riyan mengepalkan erat kedua tangannya.

Dengan cepat ia menaiki anak tangga dengan melompat langsung melewati 3 hingga 4 tangga untuk bisa mencapai Gery. tidak butuh waktu lama untuk dia bisa mencapai Gery sehingga ketika dia mencapainya Ryan langsung melakukan serangan secara tiba-tiba. Dengan begitu kedudukan mereka sama pada tangga ke-8.

Gery yang melayangkan pukulan langsung ditangkis oleh Ryan. Ryan dengan keras kembali membalikkan pukulan dengan menghantam dada Gery sehingga Gery terdorong kebelakang. cara Rian masih tergolong halus dibandingkan dengan cara mereka yang sangat kotor.

tujuan Ryan hanyalah memberikan sedikit pelajaran kepada Gery dengan tidak melakukan hal-hal kotor seperti yang mereka lakukan pada teman-temannya yang lain.

"Brengsek, beraninya kau memukul dadaku aku akan memberikan pelajaran yang lebih berat lagi. Tunggu saja nanti." Gery menyadari kesalahannya dan malah semakin berulah. Riyan hanya menatap dengan iba dan langsung menuju ke lantai berikutnya.

Melihat Riyan yang sudah berada di lantai atas kiri langsung melemparkan paku payung di area sekitar lantai Riyan berjalan. Rian yang sudah menduga akan hal tersebut dengan cepat mampu menyesuaikan langkahnya dengan hamburan paku yang telah disebarkan oleh Gery.

"Apa paku payung? bukankah itu tidak adil kurang ajar kalian benar-benar keterlaluan. Ini tidak bisa lagi dibiarkan. "ucap Feby marah dengan sangat obat keras berteriak ke arah Ubay dan dan Erik.

"Apa tidak adil? hahaha... Bukankah dari awal aku sudah bilang bahwa pertandingan ini adalah pertandingan bebas tanpa aturan, jadi kenapa itu kau bilang tidak adil? kalianlah yang terlalu picik dengan mengira ini akan berjalan sesuai keinginan kalian. Jangan harap kalian akan menang dengan mudah " Ubay tertawa dengan sangat keras mendengar ucapan dari Febby yang sedang marah.

"Apa benar kalian manusia? sepertinya hanya wujud kalian saja yang manusia tetapi hati kalian melebihi iblis yang sangat kejam. aku kasihan dengan ibu kalian yang telah melahirkan kalian, sungguh anak-anak Yang Malang." Aurelia menyemir dengan sangat merendahkan memandang jijik ke arah Ubay dan Erik.

"Hai perempuan, tutup mulutmu jika kau tak ingin aku merebaknya dengan sangat keras sehingga merusak wajah yang cantik itu. "Ubay terlihat tersinggung dengan ucapan yang dikatakan oleh Aurelia.

Riyan yang berhasil melepaskan diri dari semua paku payung di yang dihamburkan oleh Gery, dengan santainya menuju ke lantai berikutnya sehingga dia menjadi pemenang dari pertandingan itu.

"Tidak kusangka Gery bisa kalah dari Riyan. Erik sekarang giliranmu, kau tidak boleh kalah jika tidak kau akan tau akibatnya." Seru Ubay memberikan ancaman kepada Erik.

"Tentu saja, kau jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan mereka memenangkan pertandingan ini dengan mudah." ucap Erick dengan penuh percaya diri sembari menatap Zein dengan licik.

"Apakah aku harus melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rian???" tanya Zein kepada Adith dengan tatapan yang sangat serius.

"Tidak, kita tidak perlu melakukan hal kotor seperti itu. Aku yakin kau bisa menghadapinya tanpa melakukan hal seperti itu. Kau hanya perlu memenangkan pertandingan ini tanpa terluka sedikitpun." Adit mengingatkan kepada Zain untuk tidak melakukan hal yang sama dengan mereka. Meski merasa sangat marah, Adith tidak ingin kehilangan jati diri hanya karena hal tersebut.

Bagi Adith apapun yang sedang terjadi hanyalah sebuah pertandingan biasa saja karena ia tahu hal ini bisa terjadi kapanpun dan dimanapun kepada setiap orang. Jika dia menghadapi mereka dengan melakukan hal yang sama buruknya, maka itu artinya dia sama saja dengan mereka.

"Baiklah aku percaya padamu. "ucap Zein sambil menaikkan kepalan tangannya yang dibalas juga dengan kepalan tangan oleh Adit.

Pertandingan antara Zein melawan Erik terjadi sangat sengit dibandingkan dengan sebelumnya. Kemampuan mereka terlihat seimbang namun cara Erik terlihat lebih fair dibandingkan dengan cara Gery. Mereka berdua hanya terlibat pertarungan dengan hanya saling mendahului dan menghalau satu sama lainnya dengan adu kekuatan bela diri.

"Erik adalah salah satu orang terkuat dalam hal bela diri. Meski terlihat seperti itu, dia adalah orang yang akan bertarung secara adil dengan lawannya. Tapi tentu saja dia tidak akan melakukannya secara setengah-setengah, pukulan dan tendangannya akan sangat berakibat fatal jika lawannya adalah orang yang tidak memiliki pertahanan." terang Ubay menatap monitor dengan serius.

"Meski begitu, Zein bukanlah lawan yang mudah bagi Erik. Dari cara Zein yang melakukan serangan kepada Erik terlihat bahwa Erik sedang kesulitan melakukan pertahanan diri bahkan sekarang Zein sudah melangkah lebih dulu ke lantai 4." ucap Adora terus menatap layar dengan perasaan lebih tenang karena percaya kepada sahabat-sahabatnya.

"Pukulan dan tendangan yang dilayangkan Erik selalu saja hanya mengenai bibir pagar tangga dan tembok sedangkan Zein mampu mengembalikan pukulan dan tendangan Erik kembali memukul dirinya sendiri." tambah Emi yang terlihat makin percaya diri setelah kemenangan Riyan.

"Melihat kemampuan Erik seperti itu, aku yakin kau pun takkan bisa mengalahkan Adith. Terlebih karena kau sudah menganggap remeh lawanmu tanpa mengetahui kemampuan mereka yang sebenarnya. Rasa percaya dirimu itu akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri." tambah Feby dengan penuh Antusias.

Ucapan mereka sedikit memberikan getaran di hati Ubay, namun karena kesombongan dan keangkuhannya ia merasa bahwa dirinya tidak akan sama seperti Erik sehingga dia bisa mengalahkan Adit dengan mudah.