Chapter 231 - Mereka Kalah

Kaget bukan main saat Mizan dan yang lainnya melihat Alisya dengan santainya mengibar-ngibarkan sapu tangan yang sebelumnya dipegang oleh Adora. Dengan melihat Alisya yang sudah memegang saputangan itu, merekalah yang berhasil memenangkan pertandingan.

"Alisya, kau baik-baik saja? kau melompat dari ketinggian seperti itu dan kau benar tak terluka sedikitpun?" tanya Mizan langsung menghampiri Alisya karena khawatir.

"Aku baik-baik saja, aku hanya menggunakan tali saat melompat tadi sehingga aku bisa mendarat dengan baik di tanah." Seru Alisya yang sedikit canggung dengan sikap perhatian yang dilakukan oleh Mizan.

"Sepertinya kami lah pemenang dalam pertandingan ini, itu artinya kalian harus mengikuti semua perintah kami." Yogi datang bersama yang lainnya dengan keadaan yang segar bugar tak terlihat mengalami luka yang berarti.

"Tunggu sebentar, bukankah kau jatuh tersungkur di tangga tadi, seharusnya kau masih meringkuk pingsan di suatu tempat!" ucap Jiza yang tak menyangka kalau Yogi tak terlihat kesakitan sama sekali.

"hahahahaha... apa kau tak sadar jika semua serangan mu itu hanya kembali kepadamu dan tak memberiku dampak yang berarti, apa kau sudah mencoba untuk memegang kaki dan tanganmu sendiri" Yogi terlihat menunjuk ke arah kaki dan tangan Jiza.

Setelah Jiza memperhatikan kaki dan tangannya, tanda merah sudah membekas dan sakit saat ia menyentuhnya.

"Aahhh,, bagaimana bisa?" tanya Jiza meringis kesakitan tak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Lebam yang di derita oleh Jiza dikarenakan tepat sebelum Jiza mengenai dada dan tubuh Yogi, Yogi sudah membuang diri dengan memanfaatkan tenaga yang diberikan oleh Jiza untuk mengembalikan serangannya.

Bukan hanya Yogi, Karin dan yang lainnya pun tak mendapatkan cidera yang cukup parah sehingga hal tersebut membuat Ubay meradang karenanya.

"Kalian,,, bagaimana bisa kalian lolos dari semua itu? brengsek!!! Kalian ternyata melakukan cara yang sangat licik." Ubay menatap Adith dengan penuh kebencian karena kekalahannya dan juga karena merasa bahwa ia harusnya bisa menggulirkan Adith.

Melihat ia menatap dengan penuh kebencian, Alisya langsung menangkap leher Ubay dan menekannya ke pohon taman dengan sangat keras sampai dia tidak bisa bernafas karenanya.

"Kau mengatakan cara kami licik? Apa kau tahu betapa liciknya dirimu? hah? kami hanya mengikuti apa yang kalian lakukan. Kau bahkan sempat menculik teman-temaku dengan menyekap mereka, tapi kau salah karena Karin adalah orang yang takkan bisa kalian kalahkan. Tapi aku tetap tak suka dengan cara mu melakukan itu, jika sekali lagi aku mengetahui kau berbuat hal yang sama, maka aku akan membuat kau menyesalinya seumur hidupmu!!!" tekan Alisya dengan sangat kuat yang membuat Ubay merasa kesulitan melepaskan tangan Alisya dari lehernya.

Ubay jatuh melemas karena aura mengintimidasi yang dikeluarkan oleh Alisya sehingga tubuh dan kakinya sudah tak mampu untuk menopang tubuhnya lagi. Setelah berada dibawah, Ia baru bisa merasakan sakit setelah ia melihat akan kenyataanya yang sebenarnya.

Bahkan Erik dan Gery yang melihat Alisya menjadi sangat takut dan tubuhnya bergetar hebat. Alisya mengeluarkan sedikit auranya sehingga dengan hebat desiran darah mereka mengalir dengan sangat deras karena ketakutan.

Setelah merasa cukup puas, Alisya segera melepaskan cekikan nya dan melangkah menghampiri yang lainnya dengan senyuman.

"Mulai hari ini hingga beberapa hari kedepan selama perlombaan nasional, kalian harus menuruti semua aturan dan perkataan dari kami. Jika tidak kalian bisa mengundurkan diri sekarang." ucap Adith memberikan peringatan kepada mereka semua.

Ubay dan yang lainnya langsung terkejut bukan main, mereka tidak sedang dihadapkan dalam 2 pilihan melainkan dalam pilihan hidup atau mati. Jika ia ingin hidup, maka ia harus menuruti apa yang dikatakan oleh Adith dan juga yang lainnya. Dan jika ia ingin mati maka pengunduran diri dari perlombaan tingkat nasional akan menghancurkan masa pendidikannya selamanya.

"Tidak, biar kami melakukan seperti apa yang kalian inginkan!" Ucap Gery cepat karena tak ingin terlepas dari perwakilan sekolah.

Erik hanya terdiam sedang yang lainnya dengan mengikuti apa yang dikatakan oleh Gery. Ubay mengepalkan tangannya kuat-kuat tangannya karena tak punya pilihan lain lagi.

Gery dan Erik akhirnya pergi meninggalkan Adith dan yang lainnya dengan membopong Ubay karena sudah tak mampu untuk bergerak lagi dikarenakan kakik nya yang kebas dan keram.

"Kau baik-baik saja?" tanya Gina cepat kepada kakaknya Gani dengan khawatir meski sebenarnya Gani tidak mengalami cidera yang cukup berat.

"Aku baik-baik saja, kami memang sempat disekap, tapi berkat Karin aku bisa lolos dengan mudah. Ubay memanfaat titik buta monitor CCTV di setiap tangga sehingga ia bisa memerintahkan teman-temannya yang lain. Aku tak tau apa tujuannya" ucap Gani sambil memegang tangannya yang cukup sakit karena serangan Boby sebelumnya.

"Lalu kenapa komunikasi kalian juga ikut terputuskan karena itu?" tanya Adora bingung karena ia sudah beberapa kali menghubungi mereka namun tidak mendpatkan jawabannya.

"Itu karena Adith sengaja agar kalian bisa membuat mereka percaya dengan reaksi kalian yang marah dan khawatir akan hilangnya kami, dengan begitu rasa percaya diri mereka semakin meningkat karena berhasil mengambil alih seluruh alur pertandingan." terang Ryu dengan tatapan meminta maaf karena sudah membuat mereka khawatir.

"Cara yang paling ampuh dalam menghadapi orang yang permainannya kotor adalah dengan membuat mereka sepenuhnya percaya bahwa mereka sudah berhasil akan memenangkan seluruh pertandingan sehingga rasa percaya diri mereka yang begitu tinggi akan membuat mereka lengah dan kita bisa dengan mudah membalikkan keadaan" tambah Riyan memberikan penjelasan sembari mengajak teman-temannya yang mengalami cidera ringan untuk mendapatkan perawatan dari Karin.

"Ini adalah salah satu strategi yang biasanya digunakan oleh orang ketika dia mendapatkan lawan yang sangat tangguh melebihi dirinya atau jika lawan tersebut adalah orang yang melakukan segala cara demi memenangkan pertandingan bahkan hal kotor sekalipun." tambah Rinto yang mengarahkan Beni bersama Yogi kedalam UKS karena meski sudah menjalankan rencana itu, ada beberapa hal yang cukup sulit untuk bisa dihindari.

"Pantas saja aku melihat sikap Adith, Riyan dan Zein terlihat tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apapun, meskipun memang sebenarnya mereka selalu menunjukkan ekspresi itu. Tapi untuk kita yang sudah mengenal dekat dengan mereka, ekspresi itu adalah ekspresi bahwa mereka lah yang memegang semua alur pertandingan itu." terang Aurelia mengingat betul bagaimana sikap ketiganya saat melihat monitor hologram yang memperlihatkan satu persatu teman-temannya mengalami kekalahan.

"Tapi aku masih belum bisa menerima perbuatan Ubay dan teman-temannya. Aku masih tidak bisa memaafkan mereka semua." ucap Emi serak yang harus beberapa kali menangis saat melihat teman-temannya mengalami hal yang cukup mengerikan didepan matanya.