Chapter 234 - Yumna Hanifa Adiwijaya

Adith yang melesat cukup kencang membuat Alisya mau tak mau langsung memegang pinggang Adith dengan erat. Adith tersenyum puas saat merasakan tangan Alisya sudah berada dipinggangnya.

"Pegang yang erat, aku akan mempercepat lajunya lagi agar kita tidak ketinggalan acara pembukaan." Ucap Adith memegang tangan Alisya dengan hangat agar Alisya mengeratkan pegangannya pada pinggang Adith.

Posisi motornya yang sedikit menunduk membuat Alisya cukup kesulitan untuk duduk dan tidak menyandarkan diri kepada Adith. Namun karena rasa malunya ia memilih posisi bertahan sehingga punggung Alisya terasa pegal karenanya.

Adith yang paham dengan situasi Alisya, ia kemudian menarik satu tangannya yang sebelah kanan untuk memeluk lebih dalam sedang yang satu ia lepaskan sehingga dengan begitu Alisya bisa melintangkan tangannya ke belakang Adith untuk memberi jarak antara dadanya dengan punggung Adith.

Tidak butuh waktu lama sampai mereka tiba di tempat pembukaan.

"Aku sudah mengulur waktu pada panitianya selama 10 menit. Lebih dari itu kita akan di diskualifikasi dari peserta lomba. Cepatlah masuk karena acara sudah akan dimulai sebentar lagi." Ibu Vivian berlari menjemput Adith dan Alisya didepan gedung.

"Terimakasih banyak bu, maaf kami sudah merepotkan mu." ucap Alisya merasa bersalah karena dirinya sekolah dan teman-temannya hampir saja mendapatkan pinalti.

Adith dengan cepat memakai kembali baju seragam sekolahnya yang sebelumnya ia berikan kepada Alisya.

Tepat saat mereka masuk, teman-temannya yang lain sengaja mengambil tempat duduk yang berada di bagian paling belakang untuk memudahkan Adith dan Alisya masuk kedalam barisan dan menyamarkan kedatangan mereka yang sedikit terlambat.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Karin yang langsung bergeser tempat untuk memberikan tempat duduk kepada Alisya.

"Lebih baik dari sebelumnya!" ucap Alisya yang langsung mengambil tempat dan memasang tanda pengenalnya yang sebelumnya sempat terlepas karena terburu-buru.

"Ini baju almamater Osis kalian, ini akan menjadi tanda pengenal sekolah kalian." pak Irhan segera membagikan baju jas berwarna biru lembut yang hampir saja ia lupakan.

Karena posisi mereka yang berada pada bagian paling belakang, tak ada satupun dari para peserta lain yang menyadari kedatangan mereka.

"Baiklaj semuanya, acara pembukaan yang sebelumnya ditandai dengan pemukulan gong sudah berakhir, maka selanjutnya kita melangkah kepada pemberian pita pendidikan pada beberapa perwakilan siswa yang menandakan perlombaan dapat segera dimulai. Untuk itu kami panggilkan perwakilan siswa dari sekolah SMA Cendekia Indonesia atas nama Radithya Azura Narendra dan juga siswi dari sekolah SMA Satu Nusa atas nama Yumna Hanifa Adiwijaya untuk naik ke atas podium." seru sang MC menyebutkan nama Adith yang membuat seluruh gedung jadi gadung karena hal tersebut.

Para peserta wanita dengan kompaknya berteriak dengan nyaring memanggil nama Adith dengan lembut sedangkan para lelaki semua bertepuk tangan dengan keras saat Yumna berdiri dari tempat duduknya.

"Gadis berhijab itu cantik juga, dia terlihat serasi dengan Adith!" seru seorang wanita dengan gaduh tak jauh berada dihadapan Karin dan Alisya.

"Waahhh... Adith tampan sekali, dia tinggi, cerdas, ditambah lagi di adalah seorang calon direktur di perusahaan ayahnya." seru seorang temannya dengan suara yang terpesona.

"Apa kali ini kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa mendekatinya?" tanya seorang yang lainnya dengan penuh antusias.

"Apa kau sedang mencari mati? Adith terkenal berhati dingin kepada perempuan. Aku tak tahu apa alasan dibalik dia tidak menyukai ada perempuan yang mendekatinya." jelas yang lainnya mengingatkan temannya.

"Jadi selama ini belum pernah ada wanita yang mendekatinya?" tanyanya dengan wajah penasaran.

"Belum pernah, dia dulu pernah duduk bersama seorang anak perempuan di sekolahnya saat wawancara dengan stasiun televisi namun hubungan mereka hanya sebatas partner dalam presentasi saja." jelasnya sembari sesekali menatap Adith dengan penuh antusias.

"Kabarnya wanita itu ditolak oleh Adith dan hanya dianggap sebagai pelayannya saja selama proses pembelajaran. Wanita itu ternyata seorang preman yang berhasil melumpuhkan beberapa geng dari sekolah lain. Wanita seperti itu tentu saja tidak akan disukai oleh Adith" ucapnya lagi sambil terus meneriakkan nama Adith dengan lantang.

"Benar-benar Bucin sejati. Sukanya menghalu ria nggak jelas." ketus Aurelia dengan suara yang sedikit keras.

Mendegar ucapan Aurelia, mereka serentak menoleh karena tersinggung dengan ucapan Aurelia. Namun ketika melihat baju seragam Osis yang dipakai oleh Aurelia sama dengan Adith, mereka tidak jadi berkata apa-apa.

"Siapa sih dia? sewot amat!" ketus salah seorang dari mereka.

"Nggak mungkin pacar Adith, paling salah satu fans fanatik penggila Adith juga!" seru yang lainnya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Bukan, dia salah satu orang yang sudah ditolak kali sama Adith!" tambah yang lainnya dengan kembali tertawa terbahak-bahak dengan suara berbisik agar tidak terdengar oleh panitia.

"Aku harus memberikan mereka pelajaran!" Aurelia segera bangkit dari kursinya namun dihentikan oleh Karin.

"Kau bisa menghajar mereka di perlombaan nantinya, tidak sekarang! seru Karin mengingatkan Aurelia agar tidak bertindak gegabah dalam kegiatan pembukaan tersebut.

"Itu Yumna kan? dia adalah pemenang lomba MTK tingkat nasional tahun lalu. Dia cantik juga yah?" ucap Beni yang terpesona dengan cantik paras wajah Yumna yang memikat hatinya.

"Apa yang dikenakan itu adalah hijab?" tanya Ryu yang masih agak asing dengan apa yang dikenakan oleh Yumna meski ia sudah mulai sering melihatnya di Indonesia.

"Yup benar, kamu pasti sudah pernah melihat Alisya sholat menggunakan kain yang lebih besar kan? itu namanya kerudung sedangkan yang dipakai Yumna adalah hijab. Hijab ini digunakan oleh mereka yang sudah dianggap dewasa oleh umat muslim. Meskipun akan ada sebagian dari mereka yang belum siap untuk melakukannya seperti Yumna." jelas Yogi sambil melirik kearah teman-temannya yang tidak mengenakan hijab.

"Yumna kabarnya sudah memiliki seorang tunangan, namanya Arka. Dan mereka akan menikah setelah lulus SMA nanti" ucap Rinto mengalihkan pembicaraan Yogi sebelum ditendang keluar dari gedung tersebut oleh Karin dan Alisya.

"Menikah? secepat itu? hebat sekali mereka!" seru Gani tak menyangka kalau Yumna yang cerdas juga cantik akan menikah dengan begitu cepatnya.

"Menikah lebih baik dari pada pacaran, dengan begitu mereka bisa terhindar dari fitnah dan juga Zina. Aku salut pada Arka yang sudah memiliki pemikiran yang dewasa. Sebagian dari kita malah berpikir bahwa menikah muda itu sangat membebani karena belum mapan dan masalah lainnya sehingga nyaman dengan pacaran." jelas Zein dengan bertepuk tangan karena penyematan pita pada Adith dan Yumna telah selesai.

Ucapan Zein segera meresap masuk kedalam pikiran Yogi yang saat ini sedang berpacaran dengan Aurelia. Dari awal pacaran, Yogi sudah kepikiran untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius.