Chapter 236 - Meminta Maaf

"Sebentar...." seseorang menghentikan Alisya yang sudah keluar dari ruang resto menuju ke tempat mushola untuk melaksanakan kewajibannya.

"Ya?" Alisya menjawab dengan tatapan bingung karena tak mengetahui siapa yang sedang menghentikannya tersebut.

"Ohhh.. maaf, kenalkan saya Arka, Arkana Alfarezi Pratama. Saya dari sekolah SMA Satu Nusa" ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Bukannya tak bermaksud tidak sopan dengan Arka, hanya saja Alisya memang tidak terlalu terbiasa dengan bersikap terbuka kepada orang lain.

"Ah,,, kau tunangan dari Yumna bukan?" tanya Karin mencoba untuk tidak membuat Arka tersinggung karena sikap dingin sahabatnya itu.

"Uhum, bisa dibilang seperti itu." jawab Arka menurunkan tangannya dengan kerutan kening. Ia mengira bahwa Alisya mungkin membencinya atau karena hal lain.

"Saya Karin, dan dia Alisya. Maaf,,, dia memang tak terbiasa bersikap terbuka dengan orang yang belum dikenalnya. " terang Karin menatap sinis ke arah Alisya yang membuang muka acuh tak acuh.

"Dia tidak hanya bersikap seperti itu saja padamu, tapi pada semua orang disekitarnya. Jadi kau tidak perlu merasa tersinggung karena sikapnya" Adith datang menghampiri mereka yang sedang Asik mengobrol depan resto.

Arka tersenyum mendengar Adith yang begitu dingin dan cuek kepada perempuan bisa menggoda Alisya dengan akrabnya. Dari tatapan Adith kepada Alisya, Arka bisa mengambil kesimpulan bahwa tatapan itu mirip seperti bagaimana menatap Yumna.

"Apa ada yang ingin kamu katakan?" tanya Karin mengingat Arka menghentikan mereka tentunya karena sesuatu.

"Kau sangat tampan, sayang kau sudah bertunangan. sungguh cepat sekali." Bunyi Gina yang tiba-tiba muncul disamping Karin dengan tatapan terpesona kepada Arka.

"hahahaha... terimakasih, aku tidak menduga kalau berita itu tersebar begitu cepat. Oh Yah.. hampir lupa, aku kemari untuk meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan oleh teman sekolahku kepadamu." ucap Arka yang tertawa memamerkan giginya yang rapi dan putih bersinar.

"Kenapa kau meminta maaf atas apa yang tidak kau lakukan?" Alisya kembali berkata dengan dingin.

"Anak ini sifatnya tak bisa berubah tiap kali bertemu orang baru!" geram Karin langsung mencubit pinggang Alisya dengan keras karena kelakuannya.

"Kau tidak usah memperdulikan hal tersebut, Alisya bukanlah orang yang akan mudah tersinggung karena hal seperti itu. Dia lebih tangguh dari apa yang kamu bayangkan." seru Adith sambil tersenyum puas dengan sikap Alisya yang terlihat cuek meski sedang berhadapan dengan seorang Arka yang bisa dibilang cukup mampu membuatnya terpesona karena ketampanannya.

"Meski begitu, kami datang kemari tidak untuk mencari keributan dengan orang lain. Jika memang diperbolehkan, maka kami ingin memiliki teman sebanyak mungkin sekalipun itu adalah saingan dalam perlombaan nanti" Yumna bersama teman-temannya dari 2 orang yang baru saja mengusik Alisya datang menghampiri mereka.

Melihat tatapan Arka kepada Yumna yang baru saja datang menghampiri mereka membuat Alisya tersenyum karena ia bisa melihat bagaimana tatapan Arka itu sangat mengisyaratkan kekagumannya kepada wanita itu. Detak jantung Arka dan Yumna mengeluarkan frekuensi yang hampir sama persis meski terdengar sedikit kuat pada Arka dan ada sedikit penolakan pada Yumna, namun bisa dilihat bahwa keduanya saling berikatan satu sama lainnya.

"Puffft,, kalian tidak perlu melakukan permintaan maaf itu, aku sudah terbiasa dengan sikap seperti itu dan memakluminya berkat seseorang." pandang Alisya kepada Adith yang dengan cepat Adith membuang muka kearah Zein.

"Kami minta maaf, kami tidak bermaksud untuk melakukan hal memalukan seperti tadi." ucap keduanya berbarengan dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"Aku harap sikap mereka berdua tidak memutus tali silatuhrahmi diantara kita berdua untuk menjadi teman." Yumna mengulurkan tangannya kepada Alisya sebagai bentuk tanda persahabatan. Hal yang sama dilakukan oleh Arka kepada Adith juga yang lainnya.

Melihat Yumna yang begitu lembut dengan parasnya yang manis, Alisya bisa mendengar detak jantung yang penuh dengan ketulusan sehingga ia dengan cepat mengambil tangan Yumna mendekat ke arahnya dengan hangat.

"Tentu saja, menambah banyak teman sepertinya akan membuat perlombaan ini akan semakin menarik terlebih jika saingannya adalah orang-orang seperti kalian" ucap Karin menyalami Yumna dengan hangat. Aurelia dan yang lainnyapun tak ikut ketinggalan untuk bertukar nama dan saling sapa satu sama lain.

"Suatu kebanggaan bisa menjadi salah satu teman dari orang nomor 1 di Indonesia ini" Arka merujuk kepada kemampuan Adith yang sudah sangat diakui oleh banyak orang karena kejeniusannya dan kemampuannya yang pada umur yang masih terbilang muda, Adith sudah berhasil memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan perusahaan Ayahnya.

"Jangan terlalu merendah, setiap orang punya potensi dan kemampuan masing-masing. Aku juga sangat senang bisa mengenal orang-orang yang memiliki potensi yang sangat besar seperti dirimu." terang Adit berjalan meninggalkan Resto yang hampir mereka tutupi pintu keluarnya tesebut.

"Jadi kau akan mengambil lomba apa pada perlombaan kali ini?" tanya Alisya kepada Arka yang berjalan disisinya dengan Adith berada disisi Yumna.

"Aku mengambil Fisika dan Yumna mengambil matematika. Kami berdua bersaing cukup panas dibidang matematika karena sangat menyukan bidang yang sama." seru Arka tersenyum mengingat bagaimana perseteruan antara dia dan Yumna

"Sepertinya kau memiliki lawan yang sulit." Alisya memandang kearah Adith untuk memberi petunjuk kepada Arka.

"Jangan bilang dia.... Wowww,,, ini semakin menarik! Semakin sulit lawannya maka persaingan ini akan semakin menantang untuk dimenangkan." seru Arkan memandang penuh membara kearah Adith.

"Dan akan ada seseorang yang mengalami kemalangan karena harus bersaing dengan Yumna." senyum Adith menatap ke arah Yumna yang terlihat mungil saat berjalan disisinya.

"Alisya kau mengambil Matematika juga?" tanya Yumna dengan penuh semangat berharap kalau ia mendapatkan lawan yang tepat.

"oh... hahahaha, maafkan aku karena aku tidak terlalu suka dengan hal yang terlalu rumit seperti itu. Aku mengambil Biologi." Alisya tertawa melihat wajah antusias Yumna yang begitu manis.

"Bukan dia tapi seseorang yang berada di belakangku yang tingkat kepedeannya melebihi gunung Fujiyama." ucap Adith tersenyum penuh arti.

"Hacccihhh,,, sruurp srurrp!" Riyan bersin dengan tubuh seolah terasa dingin karena sesuatu.

"Apa kau sakit?" tanya Karin merasa aneh dengan perubahan suhu tubuh Riyan yang mendadak.

"Sepertinya tidak, tapi aku merasakan sesuatu yang tidak enak pada bagian telingaku!" Riyan sedikit menekan telinganya yang terasa gatal dan geli.

"Lihatlah mereka, apa aku sedang berkhayal atau memang mereka terlihat seperti beberapa malaikat dan bidadari yang sedang turun ke bumi untuk memberikan kita dukungan?" Feby menatap 4 orang yang berjaln dihadapannya dengan penuh kekaguman.

Bukan hanya mereka berempat yang menarik banyak perhatian, namun karena pertemuan antara dua sekolah yang tekenal kuat itu sangat menarik perhatian semua orang.