Chapter 241 - Tukang Pamer

Alisya yang sudah memutuskan untuk mencari sendiri jawaban mengenai rasa traumanya yang seolah terus berhubungan dengan Adith memilih menyembunyikan apa yang sudah dialaminya kemarin sehinga ia memilih untuk menikmati waktu-waktu kebersamaan mereka seperti saat ini.

Namun karena masih memikirkan kejadian tadi siang, Alisya memilih untuk mencari udara segar demi mengembalikan moodnya agar lebih baik. Tak jauh dari tempatnya berjalan, Alisya mendengar bunyi cekitan kaki seseorang yang sedang berada di lapangan basket. Ketika Alisya mendekat, ternyata ia melihat Arka yang sedang bermain basket dengan penuh semangat.

Tidak ingin mengganggu, Alisya yang berbalik arah ingin meninggalkan tempat itu dengan cepat merasakan ada sebuah bayangan yang segera mengarah kepada dirinya dengan cepat. Ia menghindar dan menangkap bola basket tersebut.

"Mau kemana kamu? kenapa tidak sekalian kita ikut bermain juga?" tanya Adith kepada Alisya yang berdiam diri memegang bola basket tersebut.

Alisya menimang nimang bola basket tersebut dari kiri ke kanan dan mengingat kejadian lalu dimana mereka pernah melakukan taruhan dalam pertandingan bola basket dan Adith kalah terhadap Alisya.

"Apakah ini sebuah tantangan?" tanya Alisya dengan tersenyum sembari berjalan dan mendribble bola dengan pelan. Ia segera memasuki lapangan bersama dengan Adith.

Lapangan basket tersebut benar-benar lapangan basket yang biasanya dipakai untuk para pemain training dalam melakukan latihan sebelum akhirnya mereka melakukan pertandingan yang sebenarnya.

"Wow... aku tidak menyangka kalau kalian berdua akan datang kesini." ucap Yumna yang ternyata sudah berada disana sambil menonton Arka yang sedang bermain basket. Yumna nampak memakai jacket cowok yang terlihat kebesaran ditubuh mungil Yumna.

"Apa yang kalian berdua lakukan? kenapa kau hanya duduk disini sambil melihat Arka bermain? Kau tidak ingin ikut bermain?" tanya Alisya yang kaget melihat Yumna hanya duduk dengan manis dan tersenyum malu.

Alisya tak menyangka kalau Yumna sedang berada disana karena sebelumnya ia tak melihat dirinya yang duduk tidak terlalu jauh dari bibir lapangan.

"Aku sudah mengajaknya, tapi dia lebih memilih untuk duduk disana. Melihatmu mendribble bola seperti itu, sepertinya kau cukup ahli dalam bermain basket yah!" ucap Arka yang bisa melihat bagaimana dribble bola yang dilakukan oleh Alisya tampak sangat stabil dan mantap.

"Kau akan lihat sendiri, dia justru lebih jago dalam bermain bola basket dibanding dengan diriku. Bahkan aku ingin membalas kekalahanku yang sebelumnya." ucap Adith merebut bola dari tangan Alisya bermaksud untuk menantangnya.

Melihat insteraksi hangat antara Alisya dan Adith membuat Yumna tersenyum senang.

Mereka yang sedang asyik berbicara satu sama lainnya tiba-tiba saja didatangi oleh beberapa orang yang juga mengarah ke lapangan tersebut. Mereka lalu memandang Adit dan Arka serta Alisya dengan tatapan angkuh dan sinis.

"Jika kalian hanya berbicara saja, sebaiknya tinggalkan lapangan ini sekarang juga. Kami ingin memakai lapangan ini untuk bermain." ucap salah seorang dari mereka dengan tatapan sinis.

Adith yang tak suka dengan cara berbicara pria itu dengan segera ingin memberikan tanggapan. Namun langsung disela oleh Alisya yang berbicara dengan dingin.

"Benarkah??? tapi maaf, kami sudah memakai lapangan ini terlebih dahulu." ucap Alisya dengan tatapannya yang tak kalah angkuh dan senyumannya yang terlihat meremehkan.

"Apa dia memang memiliki ke pribadian seperti itu?" bisik Arka yang kaget melihat perubahan ekspresi dan sikap dari Alisya. Meski ia sudah pernah melihatnya sebelumnya sewaktu di resto tersebut, namun Arka cukup kaget saat melihat cara Adith menangani mereka dengan sangat baik dan tidak terlihat bergetar karena takut.

"Itu tergantung siapa yang sedang dia hadapi." ucap Adith sambil tersenyum senang. Dia yang sudah terbiasa dengan sikap dingin Alisya tersebut hanya melipat tangannya memperhatikan bagaimana sikap Alisya dalam menghadapi mereka semua.

"Alisya keren sekali, bagaimana bisa dia berani berbicara sesantai itu dengan mereka semua?" seru Yumna yang muncul ditengah-tengah Adith dan Arka. Yumna merasa sangat mengagumi Alisya yang tak bergeming meski sedang berhadapan dengan orang-orang yang terlihat cukup sangar.

"hahahahah,,, memakai lapangan ini? buat apa menari? atau kau hanya sekedar selfi saja ditempat ini?" ucap seseorang yang lain tertawa dengan angkuhnya.

"Kau bahkan sama sekali tak bisa memegang bola dengan benar dan kau bilang sedang memakai lapangan ini?" ucap yang lainnya lagi.

"Apa karena dua orang dibelakangmu itu? Yang salah satunya hanyalah seorang tukang pamer dan suka tebar pesona?" ucapnya meremehkan Adith dan Arka.

"hahahaha… kalian cukup hebat karena berani berkata seperti itu!!! Jika meremehkan aku mungkin kalian bisa saja benar, tapi kalian sudah salah dengan mengaggap remeh mereka berdua!" Alisya tersenyum sinis.

"Puhahahaha… kau piker saya akan kami akan taku dengan mereka berdua?" ucapnya tertawa dengan terbahak-bahak.

"Baiklah… aku akan membuktikan bahwa kalian bukanlah apa-apa melainkan hanya sekumpulan orang yang suka menebar pesona saja!" ucap orang pertama yang mengusir mereka terlebih dahulu sebelumnya.

"Wow... sepertinya ini akan seru!" Karin datang bersama Ryu dan yang lainnya ingin menyaksikan pertandingan mereka.

"Kami hampir saja melewatkan sesuatu yang sangat seru yah..." Adora dengan santainya langsung mengambil tempat duduk dipinggir lapangan.

"Dengan ini anggota yang bermain sudah lengkap!" Zein dengan segera berdiri bersama Adith dan Arka.

"Oke, sebaiknya aku mengambil posisi yang nyaman juga!" Yumna dengan cepat melangkah menuju Adora dan yang lainnya bersama Karin dan Alisya.

"Bisa kita mulai sekarang?" ucap Riyan dengan senyuman menantangnya.

"Dengan atau tidak adanya tambahan anggota sekalipun, kalian tentu kalian dapat kami kalahkan dengan mudah." ucapnya dengan nada sombong. Postur tubuhnya yang cukup tinggi dan besar benar-benar terlihat seperti seorang pebasket profesional yang mungkin karena hal itulah dia menjadi bersikap sedikit sombong.

Adith dan Arka saling berpandangan dan tersenyum merasa bahwa malam ini akan menjadi sebuah permainan yang sangat menarik terlebih karena mereka mendapat tantangan tak terduga.

Di lapangan, Adith bertindak sebagai Shooting guard yang merupakan penembak utama, Arka sebagai point guard karena kemampuannya dalam mendribble bola dan pasing, Ryu yang bertugas sebagai Center, lalu Riyan yang bertidak sebagai power forward karena kemampuan fisiknya saat akan melakukan rebound dan Zein yang akan bertugas untuk menembus pertahanan lawan.

Pertandingan itu dimulai dengan lawan yang berhasil merebut bola dengan sangat baik. Mereka dengan cepat melakukan dribbling dan melakukan penyerangan. Arka segera bergegas menghentikan seorang point guard lawan. Tanpa menunggu lagi dia dengan cepat melakukan passing ke arah temannya.

Mereka melakukan penyerangan dengan sangat. cepat tanpa memberikan celah untuk Ryu maupun Riyan dan Zein melakukan pertahanan sehingga dengan cepat mereka mencetak skor dengan mudah.