Chapter 243 - Slam Dunk

"Bagaimana dengan kalian? apakah kalian juga sudah siap.. Jika sudah berarti kita akan mulai semua permainannya dari sekarang." Adith melirik ke arah Riyan, Ryu dan Zein. Tanpa dia bertanya pun, Adith yakin kalau mereka sudah mulai ingin beraksi dan memperlihatkan kemampuan mereka.

"Oke permainan yang sebenarnya segera akan kita mulai. "ucap Ryan dengan penuh semangat. Riyan sudah tidak sabar untuk melakukan serangannya kepada mereka.

Bola segera berpindah ke tangan Arka. Secara perlahan Arka mulai mendribel bola menuju ke arah gawang, namun begitu mereka mulai bergerak anggota dari Dewa dengan segera menghalangi pergerakan mereka satu persatu dengan posisi satu lawan satu saat melakukan defense (Pertahanan).

"Jika seperti ini, sepertinya aku akan sulit melakukan operan." Arka melihat ke semua temannya yang sudah mendapatkan penjagaan ketat sembari mendribble bolanya dengan pelan.

"Percayalah kepada tim mu jika mereka melakukan defense yang sangat ketat. Ryu yang akan langsung mengambil operanmu dengan cepat. Meski ini hanyalah sebuah permainan biasa, kita perlu membuat mereka sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar dengan meremehkan orang lain." Arka mengingat ucapan Adith yang membuat mereka semakin bersemangat sesaat sebelum mereka melakukan serangannya.

"Baiklah,,, aku percayakan taruhan kali pada apa yang kamu katakan!" ucap Arka yang membuat Riamo bingun mendengar perkatannya. Dengan sedikit gerakan menggertak yang mempercepat Foot worknya (gerakan kaki), Arka langsung berputar dengan sangat cepat lalu mengoper bola ke arah titik buta lawan yang tanpa diduga oleh mereka, Ryu sudah berada disana.

Ryu langsung melakukan pasing dari arah belakang defense yang membuat Vino kaget dan tak bisa melihat kalau bola itu sudah berpindah tangan kepada Riyan. Menerima Passing Ryu, Riyan langsung melakukan Medium Shoot (Tembakan yang dilakukan dari jarak sedang) yang seketika masuk kedalam ring basket setelah berputar mengelilingi mulut ring.

"Bagaimana caranya melakukan pasing dari belakang defense?" Vino merasa kecolongan dengan apa yang dilakukan oleh Ryu,

"Kepercayaan mereka terhadap tim ternyata cukup kuat juga sehingga mereka tidak ragu untuk memberikan bola kepada siapapun." ucap Riamo yang melihat cara bermain mereka.

"Apa yang barusan terjadi? aku bahkan tak bisa melihat dengan jelas gerakan Arka dan Ryu tadi. Begitu aku sadar bolanya sudah berputar di ring basket dan mereka berhasil mencetak poin" seru Gani kaget dengan alur yang terdapat dalam pertandingan tersebut.

"Aku tak menyangka Ryu juga sangat ahli dalam bermain basket!" Rinto menatap dengan rasa kagum kepada Ryu.

"Hebat, bahkan tembok pertahanan yang selama ini sulit di tembus dapat dengan mudah mereka runtuhkan." ucap seorang penonton melihat permainan itu dengan tatapan takjub.

"Siapa mereka? bagaimana mungkin mereka bisa menghadapi tim SMA Tunggal Ika dengan sangat santai?" tambah salah seorang yang lainnya

"Aku mengenal mereka, 3 orang itu adalah 3 anggota elit teratas di SMA Cendekia Indonesia yaitu Adit, Zein dan Riyan. Dan yang sedang berdiri berhadapan dengan Adith adalah Arka, kapten dari tim sekolah SMA Satu Nusa. Dia juga merupakan pemain yang sangat handal dalam timnya." seru yang lain dengan tak kalah semangat menjelaskan kepada orang-orang disampingnya.

"Lalu siapa orang jepang itu? cara bermainnya bukanlah suatu hal yang patut untuk diremehkan. Sungguh luar biasa rasanya kita bisa menyaksikan pertandingan ini." tambah yang lain yang penasaran akan siapa sebenarnya Ryu.

"Hummm... Tidak buruk, aku pikir Ryu tidak begitu jago dalam bermain basket." guman Karin yang masih dapat didengar dengan jelas oleh Alisya.

"Jangan terlalu tajam natapnya, mata kamu bisa lepas!" ucap Alisya menggoda Karin yang terus menatap Ryu lekat-lekat.

"Sial... apa yang baru saja terjadi?" tanya Bima yang kaget dengan apa yang baru saja terjadi.

"Tidak usah pikirkan, tetap lakukan serangan." ucap Dewa mengarahkan teman-temannya untuk segera maju menuju gawang lawannya.

"Gerakan mereka cepat sekali..." seru Zein yang tak sempat memberikan defense dengan maksimal.

Tepat saat Zein sedang mencoba untuk berbalik, Bima sudah melakukan pasing kearah Dewa dengan sangat cepat dan mencoba untuk melakukan Short Shoot (Tembakan yang dilakukan dari jarak dekat) namun dengan cepat Adith melakukan Block.

"Lost ball....." teriak Adith cepat untuk mengingatkan kepada Zein mengenai bola yang lepas kendali. Arka dengan cepat mendapatkan bola tersebut dan berbalik melakukan penyerangan. Seluruh anggota teman-temannya bergegas menyerang secara kompak.

"Ayyoooo.... kalian pasti bisa!!!" teriak Adora dengan sangat keras dan penuh semangat.

Bola berhasil masuk berkat dari Long Shoot (Tembakan yang dilakukan dari jarak jauh) Arka. Dengan cepat Dewa melakukan serangan balik lagi dengan melakukan passing ke arah Riamo. Riamo berlari mendribble bola dengan cepat namun Ryu langsung melakukan Intercept (Gerakan memotong bola) yang berhasil merebut bola dari tangan Riamo.

"Nice..." teriak Zein yang dengan cepat mengambil bola tersebut dan memberikannya kepada Adith. Dengan langkah pasti, Adith langsung melompat sangat tinggi dan melakukan Slam Dunk (Memasukan bola ke dalam keranjang dengan cara melompat).

"Waaahhh... kereeeennn..." teriak Akiko dengan sangat heboh diikuti oleh tepuk tangan Yogi dan yang lainnya tak kalah semangat.

Permainan pertama berakhir dengan poin 19 sama antara tim Adith dan tim dari Dewa. Mereka segera ke arah bangkuk untuk sekedar mengambil air minum karena tekanan permainan yang cukup kuat membuat mereka mengeluarkan seluruh kemampuan mereka.

"Sial,,, kita sudah salah karena meremehkan mereka!" gerutu Bima dengan kesal.

"Jika seperti ini kita akan mempermalukan diri kita sendiri." ucap Vino melihat kearah seluruh lapangan yang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang menonton.

"Bukankah sudah ku katakan untuk tidak membuat masalah sebelum pertandingan?" seseorang datang mendekat. Berjalan mendekat dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku.

"Oh... Ar... Maaf, kami hanya melakukan sebuah pertandingan kecil saja." Dewa terlihat gagap begitu melihat Ar datang menghampiri mereka.

"Kalian yang hanya cadangan jangan berani merusak reputasi kami." ucapnya dingin dengan tatapan tajam.

"Tidak,, kami.... Buuuukkkkkkk!!!!" belum sempat Bima mencoba menjelaskan, Ar sudah menghantamnya dengan sangat keras.

Adith dan yang beserta seluruh penonton yang sedang melihat mereka seketika kaget dan menatap bingung. Mereka tidak percaya akan apa yang sedang dilakukan oleh orang yang baru saja datang tersebut.

"Apa yang sedang dilakukan oleh pria itu, kenapa dia memukul orang begitu saja?" Yogi menatap kearah pria itu yang secara perlahan berjalan menghampiri mereka semua.

"Maafkan kelakukan anggota kami, sebaiknya pertandingan kalian dihentikan sampai disini saja!" tegasnya dengan tatapan dingin.

Melihat pria itu datang menghampiri mereka, wajah Alisya seketika menegang yang dengan cepat ia berdiri dari tempat duduknya menggenggam tangan Karin dengan sangat erat. Karin yang bingung dengan cepat memahami ekspresi waspada Alisya yang sedang membuang muka.

"Apa maksudnya ini? apa kalian sedang meremehkan kami?" ucap Beni kesal karena pria itu tiba-tiba saja menghentikan permainan mereka.

"Tentu saja tidak! Melihat cara kalian bermain, sudah bisa membuktikan bahwa kalian adalah pemain yang handal. Tapi sebaiknya kalian menyimpan tenaga kalian dengan baik saat berhadapan dengan tim Inti kami. Bukan menyianyiakan tenaga dengan bermain sepenuh tenaga dengan para cadangan." Dia tersenyum melirik ke arah Alisya sekilas lalu menatap ke arah Adith.

"Cara bicaramu sangat sombong,,, kau..." Gani yang ingin menyelanya dengan cepat dihentikan oleh Adith. Adith mencium aura yang sangat berbahaya dari pria yang berada dihadapannya itu.

"Tidak masalah!" ucap Adith singkat tidak ingin berkomentar banyak.

"Sampai jumpa pada pertandingan resmi, Aku harap kalian bisa mengeluarkan kemampuan kalian dengan lebih baik dibanding malam ini." ucapnya berbalik pergi dengan tersenyum meninggalkan Adith dan yang lainnya dengan penuh tanda tanya.

Dia berjalan melewati Dewa dengan tatapan menusuk lalu dengan tiba-tiba ia berhenti. Dewa yang kaget langsung menjaga jarak karena takuk akan mendapat hantaman dari Ar.

"A... Ada apa?" tanya Ar yang menoleh ke arah yang dilihat oleh Ar.

"Sepertinya hanya perasaanku saja" gumam Ar langsung melanjutkan perjalananya.