Chapter 244 - Ada Aku Bersamamu

Dengan perginya Dewa bersama dengan pria yang bernama Ar tersebut, perlahan-lahan orang-orang juga mulai

Melihat wajah tegang Alisya yang belum hilang setelah kepergian pria tersebut membuat Karin setengah berbisik kearahnya.

"Ada apa? kenapa kau tiba-tiba seperti ini?" tanya Karin dengan memajukan tubuhnya ke arah Alisya. Yumna yang melihat tingkah keduanya pun merasakan ada sesuatu dari ekspresi Alisya yang terlihat kaku dan tegang.

"Bawa yang lainnya pergi dari sini sekarang juga. Cepat!!!" tegas Alisya dengan tatapan penuh waspada ke arah Karin. Alisya merasakan ada sesuatu yang tidak beres dari kedatang pria tersebut. Dia seolah mengenali Aura miliknya yang tak asing bagi Alisya.

Tanpa bertanya lagi, Karin langsung mengarahkan teman-temannya untuk kembali ke kamar mereka. Karin paham betul, jika Alisya sudah terlihat begitu waspada, maka tentu saja Alisya sedang menyadari akan bahaya yang sedang menghampiri mereka saat ini.

"Haaahhh... permainannya sudah berhenti, bagaimana kalau kalian beristirahat saja sekarang. Besok kalian akan melangsungkan pertandingan yang sebenarnya bukan?" ajak Karin kepada Rinto dan teman-temannya yang lain. Karin menatap dengan senyuman canggungnya karena tidak tahu bagaimana menarik perhatian mereka.

"Apasih Karin, kalau pertandingannya selesai yah biarin aja. Aku masih pengen lihat Ryu dan Arka main sekali lagi" ucap Adora menolak ajakan Karin. Adora yang masih ingin melihat performa dari Ryu dan Arka menolak untuk balik lebih awal.

"Iya nih, kamu kenapa sih? lagi pula ibu Vivian kan sudah memberi izin jika kita kembali pada pukul 10 malam." Emi yang setuju juga segera menolak ajakan Karin.

"Dan sekarang belum pukul jam 10 malam. Bisakah kita menikmati malam ini lebih lama dengan melihat pertandingan mereka?" tambah Feby setelah melihat ke arah jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 08 malam.

Karin langsung menoleh kearah Adith dan Ryu menampilkan ekspresi yang dapat dengan mudah dipahami oleh mereka. Bahkan Rinto yang tak sengaja melihat keduanyapun langsung merasakan akan ada sesuatu yang tidak beres.

"eheemmm... Kami sudah cukup lelah, jika kita tidak pulang sekarang besok bisa jadi kami tidak akan bermain secara maksimal" ucap Rinto cepat setelah memahami situasi yang sedang terjadi sembari menyikut Yogi yang berada disebelahnya.

"Benar, sebaiknya kalian juga beristirahat sekarang. Dengan begitu kalian bisa mendukung kami dengan sekuat tenaga esok hari." tambah Ryu dengan suaranya yang tenang dan lembut namun tegas.

"Kalian beneran sudah mau selesai sekarang? ini juga belum tengah malam." Arka merasa terlalu cepat jika mereka harus kembali kekamar mereka masing-masing saat ini.

"Arka, bawa pergi Yumna dari sini sekarang. Aku tidak bisa menjelaskannya secara lebih rinci, untuk saat ini ku harap kau mau mempercayai aku sekali lagi." tegas Adith setengah berbisik ke arah Arka. Arka yang sebenarnya masih tak paham melihat ekpresi serius dari Adith akhirnya ia memilih pergi.

"Aku akan menemuimu di kamarmu setelah selesai mengantar Yumna kekamarnya. Aku tak tahu ada apa, tapi melihat Alisya yang terdiam seperti itu tentu kalian punya sesuatu yang disembunyikan." bisik Arka kepada Adith sembari melirik Yumna untuk segera datang ke arahnya.

"Aku tak yakin, tapi aku harap kau tidak ikut terlibat dalam hal ini" Adith tidak ingin membuat siapapun terlibat lebih jauh dengan mereka yang selalu saja berurusan dengan bahaya setiap saat. Terlebih saat melihat ekspresi diam Alisya saat ini.

Arka hanya mengangguk pelan dan segera membawa pergi Yumna dari sana. Meski Yumna sedikit bingung dengan apa yang sedang terjadi, Yumna tetap mengikuti langkah Arka.

"Ya sudah, kita semua juga balik. Sepertinya kami sudah sangat gerah ingin segera mandi." ucap Adith memancing teman-temannya untuk mau pergi dari tempat itu secepatnya.

"Ya sudah.. Kalau begitu kita balik saja sekarang. Setidaknya memang saat ini Adit dan yang lainnya butuh waktu untuk istirahat agar besok bisa lebih fit dalam menghadapi pertandingan." Aurelia yang sudah merasa mengantuk langsung mengikuti arahan dari Adith dan yang lainnya.

Mereka secara serentak bergerak pergi dari lapangan menuju ke kamar masing-masing. Ryu menghadap ke arah Adith mengangguk pelan untuk menyerahkan Alisa kepadanya sedangkan mereka dengan cepat bergegas mengantar teman-temannya menuju ke kamar masing-masing.

"Apa yang terjadi? Kenapa ekspresimu seperti itu? apakah ada sesuatu yang salah? " Adith segera memegang tangan Alisya untuk memberikan kenyamanan dan mengurangi rasa khawatirnya.

"Aku belum bisa menjelaskannya sekarang. Tetapi aku merasakan sesuatu yang tidak beres dari kehadiran pria yang sebelumnya tadi." ucap Alisya setelah kepergian teman-temannya.

"Aku memang mencium sesuatu yang berbahaya dari dirinya. Tapi aku pikir itu hanya perasaanku saja." Adith langsung menarik tangan Alisya pergi dari lapangan tersebut menuju ke tempat yang lebih nyaman.

"Ya kau benar, tetapi Aura yang dikeluarkannya tidak terlalu kuat, hanya saja aku merasakan sesuatu dari dirinya. Sepertinya akan ada sesuatu yang akan terjadi esok hari, aku takut jika kalian harus berhadapan dengan mereka. Aura yang dikeluarkannya bukanlah Aura yang biasanya dikeluarkan oleh orang biasa pada umumnya." terang Alisya mengingat bagaimana pria tersebut berjalan menghampiri mereka dengan sangat tenang sampai Alisya tak bisa mendengar detak jantung milik pria tersebut.

"Kau tak perlu khawatir, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak bertindak gegabah pada esok hari. Kau pasti tau kalau kami sudah memiliki banyak pengalaman terhadap apa yang sudah terjadi selama ini" jelas Adith menggenggam tangan Alisya dan mendudukkannya di sebuah gazebo taman tak jauh dari gedung kamar mereka.

"Aku tau, mereka juga takkan berani melakukan hal lebih saat berada dalam pertandingan yang ditonton oleh banyak orang. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau mereka sudah merencanakan sesuatu." jelas Alisya sekali lagi meyakinkan Adith.

"Kalau begitu aku akan mencoba mengingatkan yang lainnya. Sekarang biarkan aku mengantarmu ke kamar. Jika kau tak kembali sekarang, mereka pasti akan mengkhawatirkan mu." ucap Adith membujuk Alisya untuk tidak terlalu terbebani.

"Adith,,," Alisya terlihat ingin mengatakan sesuatu kepada Adith namun ia berhenti dan terdiam.

"Ada apa? apa kamu masih memikirkan kejadian tadi siang?" tanya Adith kepada Alisya karena ia tiba-tiba terdiam.

"Emmm.. tidak, bukan apa-apa." Alisya segera berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ingin pergi.

"Alisya.. " Adith dengan cepat menahan tangan Alisya. Adith tau akan kegalauan dan ke khawatiran Alisya saat ini, namun melihat dia yang belum membuat Adith hanya tersenyum hangat.

Adith secara perlahan mendekati Alisya, mendekatkan wajahnya ke arah Alisya lalu mengecup dahinya dengan hangat yang membuat Alisya kaget dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat karena perlakuan Adith yang tiba-tiba tersebut.