Chapter 251 - Rebound

"Untuk kali ini, sebaiknya kita bisa bermain dengan kompak. Jika tidak kita akan mengalami kekalahan yang cukup memalukan." Adith menghampiri Ubay dan Erik yang sudah bersiap ditengah lapangan.

"Karena kita memiliki tujuan yang sama yaitu mengalahkan mereka, maka aku terima tawaranmu!" ucap Ubay sambil menyalami tangan Adith sebagai persetujuan.

"Tak kusangka hari ini kita akan bekerja sama.!" Ucap Yogi menghampiri mereka bertiga.

"Jangan menjadi beban jika kau tak bisa bermain dengan benar." Erik sudah mengambil posisi bertahan dengan cepat.

"Lihat saja nanti!" seyum Yogi penuh percaya diri pada kemampuannya.

Perebutan bola telah dimulai, Raffa berhasil merebut bola dengan sangat mudah dari Ryu, Raffa dengan cepat mampu mengendalikan alur pertandingan dengan memanfaatkan tubuhnya yang terbilang tinggi dan besar. Seolah tubuhnya hanya dilapisi oleh Otot yang padat disekujur tubuhnya.

"Yogi..." Ryu langsung bertukar posisi dengan cepat yang membuat Yogi kini sudah berhadapan dengan Raffa.

"Cihh,,, anak kecil seperti kamu beraninya melawan diriku." maki Raffa yang tak suka saat melihat tubuh Yogi yang terlihat lebih kecil darinya, berani melangkah dengan tatapan datar dihadapannya.

Raffa mendrible bola dengan susah payah dan tak bisa memberikan tekanan kepada Yogi. Yogi memiliki pertahanan yang kuat sehingga dorongan dan tekanan yang ia beriak kepada Yogi tak membuat pertahan Yogi melonggar. Dengan terapksa dia segera melempar bolanya ke pada Arya.

"Sial, tehnik apa yang sudah dilakukannya, bagaimana mungkin dia bisa menerima semua tekanan yang aku berikan dengan wajah datarnya itu?" gumam Raffa sambil terus berusaha meloloskan diri dari pertahanan Yogi.

"Aku tak tahu rencana apa yang sudah kalian lakukan, tapi itu tidak akan merubah kenyataan sama sekali!!!" Arya berputar dengan sangat cepat setelah memberikan tekanan yang sedikit membuat Adith salah langkah dan hampir kehilangan keseimbangan karena dia lupa untuk menjaga jarak. Karena Arya yang mencondongkantubuhnya membuat Adith terdorong kebelakang yang dengan memusatkan kembali fikirannya Adith bisa mengembalikan posisinya.

"Kami juga takkan tahu kalau belum mencobanya." Adith dengan baik melakukan pertahanan penuh untuk menghentikan Arya dengan mengikuti setiap gerak langkah kakiknya.

Lapangan terlihat sibuk dan ribut karena cekitan dan hentakan kaki dari para pemain yang sedang bertempur didalam lapangan. Gerakan mereka yang sangat aktif membuat penonton duduk dengan nafas yang tercekat akibat panasnya pertandingan Final ini.

"Tidak ku sangka ada 3 orang dalam satu unit yang ada di sekolah SMA Tunggal Ika, diantara yang lain hanya mereka bertiga saja yang terlihat memiliki enegi nano dalam tubuh mereka sedangkan yang lainnya adalah siswa biasa." gumam Alisya sambil terus memperhatiak mereka dengan saksama.

"Apa yang kamu maksudkan?" Karin masih tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh sikap Alisya yang sedari tadi terlihat sangat waspada.

"Black Falcon mengirimkan unit nya untuk menangkapku kembali atau membunuhku jika diperlukan. Hal ini karena mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk mendapatkan penelitian lebih lanjut mengenai tubuhku karena mereka tau dari kemampuan sewaktu aku berhasil membunuh Ophlia lalu." terang Alisya yang tak melepaskan pandangannya dari lapangan.

"Itu artinya yang kamu maksud itu adalah 3 orang siswa itu?" tunjuk Karin yang matanya mengarah pada Arya, Raffa dan Satu lagi yang sangat diam dan tak memiliki ekpresi apapun sama sekali.

Arya langsung menggiring bola dengan melewati Adith serta memperpendek jarak diantara keduanya sehingga dengan sedikit bantingan siku yang langsung menekan keras tulang rusuk Adith membuat Adith melonggarkan pertahanannya yang kemudian membuat Arya dengan mudah melakukan Slam Dunk (gerakan memasukkan bola ke dalam ring/keranjang dengan tubuh melayang) untuk memberi mereka poin.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ryu cepat membantu Adith berdiri dengan tegap.

"Aku baik-baik saja, aku masih bisa sedikit menghindarinya tadi sehingga tidak berdampak cukup besar!" Adith dengan cepat membuat tubuhnya tegap untuk memberi tanda kalau dia baik-baik saja.

Bola kini sudah berpindah tangan kepada Ryu yang mulai menggiring bola dengan cukup tinggi sebagai persiapan untuk melakukan serangan ke daerah pertahanan lawan.

"Sepertinya apa yang kita cari ada di atas sana!" tunjuk Arya kepada Alisya yang sedang menatap mereka dengan tajam.

Meski Aura dan energi Alisya masih belum dikeluarkannya, namun mereka bisa melihat tatapan langsung dari Alisya yang membuat mereka yakin bahwa orang yang mereka cari adalah Alisya.

"Aku tak melihat energi apapun dari dia, dia terlihat normal sepenuhnya!" ucap Raffa sembari melihat kearah Alisya.

"Dia menekan energinya dengan cukup baik. Sepertinya dia berada di level yang tinggi di atas kita, atau mungkin berada di bawah level kita." terang Eros berjalan melewati mereka berdua.

"Meski sedetik, aku bisa merasakan sedikit energi nano saat aku memberikan serangan pada dia!" tunjuk Arya kepada Adith yang kembali ke posisi sebelumnya.

"Kita bisa melihat kemampuannya jika kita melakukan sesuatu pada anak ini,,," Eros dengan cepat menggantikan posisi Arya dalam posisi defense.

"Screen" ucap Adith dengan cepat yang membuat Yogi dan Erik membuka ruang pergerakan teman satu tim tersebut yakni dengan memberi jalan melewati belakang keduanya saat melakukan screen.

Gerakan ini dilakukan keduanya untuk menutup arah pergerakan Eros dan menjaga satu sama lainnya. Sehingga Adith terbebas dari penjagaan Eros yang membuat Ryu dengan cepat melakukan pasing ke arah Adith yang dapat ditangkap dengan baik. Dengan beberapa gerakan cepat, Adith sudah sudah berada pada posisi Lay Up yang dengan cepat juga diblokir oleh Arya dan Raffa secara bersamaan yang membuat Adith ditabrak dan diapit oleh keduanya.

"Rebound ( Gerakan mengambil bola yang gagal masuk kedalam ring)." Teriak Adith sembari memegang tulang rusuknya yang mendapat hantaman untuk kedua kalinya. Kali ini Adith merasakan rasa sakit yang cukup perih namun masih tetap melanjutkannya dengan baik. Bola yang melayang itu dengan cepat di langkap oleh Ryu yang kemudian melakukan Short Shotingnya dengan tepat.

Mereka berhasil mendapatkan poin dari sekolah SMA Tunggal Ika. Meski begitu Adith merasa cukup sakit di bagian tulang rusuknya, untuk saat ini dia belum mendapatkan luka atau patah tulang. Begitu pula dengan teman-temannya yang lain yang beberapa kali mendapatkan sedikit hantaman yang tak bisa mereka hindari.

"Meski aku sudah mengatakan kepada mereka untuk menjaga jarak, sepertinya mereka memanglah bukan lawan yang mudah. Mereka tetap saja akan mendapatkan beberapa hantaman yang tidak berdampak namun tetap saja itu terasa sakit." Alisya memandang mereka semua dengan tajam.

"Apa yang harus mereka lakukan setelah ini? Yogi sudah mulai kehabisan staminanya. Dan masih terlalu jauh untuk mengejar" tanya Karin yang semakin khawatir kepada teman-temannya.

"Sepertinya sudah saatnya untuk kita menggunakan seluruh kekuatan tim kita. Jika tidak, kita takkan bisa memenangkan pertandingan ini. Aku tak sangka orang seperti mereka masuk dalam tim basket ini" Alisya mengepalkan tangannya dengan kesal.

"Apa itu ada hubungannya dengan kau yang seorang anak SMA?" tanya Karin memastikan bahwa jalan tercepat untuk bisa menemukan Alisya adalah dengan mencarinya pada saat semua sekolah sedang berkumpul.

Dengan metode seperti ini mereka jadi bisa mempersempit area pencarian mereka dan juga bisa dengan mudah mendapatkan informasi mengenai Alisya. Namun tidak disangkanya, Alisya malah berada dihadapan mereka sendiri.

"Aku juga berpikir seperti itu, jika tidak maka mereka pasti akan menemuiku secara langsung bukan dengan mencari informasi menggunakan cara kotor seperti ini" tegas Alisya kini memegang alat peredamnya dengan satu ketukan sehingga bisa terhubung dengan semua teman-temannya.

Alat komunikasi masih terpasang ditelinga mereka dengan kuat. Meski mereka sedang bergerak dengan cepat pun alat itu takkan mudah terlepas kecuali mereka mengaktifkan pelepasannya.

"Bersiaplah, kita akan melakukan pergantian pemain setelah 1 putaran. Bertahanlah sedikit lagi." ucap Alisya memberikan pengumuman kepada mereka.

Tepat saat itu, Ubay terjatuh kebelakang dengan sangat keras. Semua orang tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi namun Ubay memegang dadanya dengan wajah yang meringis kesakitan.