Chapter 252 - Tidak Menahan Diri Lagi

Melihat ada keanehan pada wajah Ubay, sang wasit langsung meniupkan peluitnya untuk memberhentikan pertandingan sementara. Ubay langsung di arahkan ke tepi lapangan mengingat ia terlihat sedikit sesak karenanya.

Tim medis dengan cepat mendatangi Ubay untuk memberikan pemeriksaan sedang Adith dan yang lainnya hanya bisa menatap dengan rasa khawatir.

"Dia harus dibawa ke klinik karena sepertinya ada penyumbatan pada pembuluh darahnya karena benturan yang sebelumnya." ucap salah seorang perawat setelah melihat lebam pada bagian dada Ubay.

"Kenapa ini terlihat sudah lebam dalam beberapa hari sebelumnya? dan sepertinya tubrukan membuat luka lebamnya semakin parah." tambah seorang perawat lainnya yang melihat luka lebam itu sudah terlihat berwarna hitam.

Mendengar itu Alisya langsung memberikan instruksi kepada Ryu, untuk segera mendekati Ubay untuk memberikan penekan pada sekita pembuluh darah di bagian dadanya agar peredaran darah di area itu bisa lebih lancar. Teknik telah di ajarkan Alisya kepada Ryu untuk kejadian mendadak seperti ini.

Karin yang ingin turun langsung terhenti setelah melihat kecepatan penanganan para tim medis itu kepada Ubay sehingga dia masih tetap harus berada disana untuk kemungkinan lain yang bisa terjadi.

"Bahkan hanya dengan sedikit dorongan sudah cukup membuatnya sekarat seperti itu." gumam Raffa yang sengaja ia keraskan agar didengar oleh Adith dan teman-temannya yang lain.

"Apa kau bilang? cara kalian yang kotor seperti itu benar-benar membuatku muak!" Yogi sudah menghambur ingin memukul Raffa namun dengan cepat dihalangi oleh Adith.

"Aku sudah tidak sabar untuk mematahkan semua tubuh kalian untuk melihat bagaimana reaksi dia saat melihat teman-temannya berguguran satu persatu." ucap Eros memandang ke arah Alisya dengan senyuman jahatnya.

"Alisya, sepertinya sudah saatnya memberikan mereka pelajaran." Adith mengepalkan tangannya dengan penuh kesal.

"Aku tau, kalian tidak perlu menahan diri lagi. Aku akan memberikan intruksi dengan sangat cepat, untuk itu aku harap kalian bisa mengikuti ku dengan baik!" tegas Alisya yang mulai berdiri dari tempatnya untuk melangkah lebih dekat ke pinggir pagar lantai 2 tempatnya berada.

Mereka dengan cepat segera berganti pemain, dimana Adith, Zein, Riyan, Ryu dan Rinto sudah bertekad untuk memberikan mereka tekanan permainan yang sebenarnya.

"Mungkin mereka memiliki kekuatan dan kelicikan, tapi kita masih memiliki kekompakkan untuk bisa melawan mereka dengan baik." Ucap Adith memberikan semangat kepada teman-temannya.

"Ingat, jangan berhadapan dengan mereka terlalu dekat. Kalian bisa terus melakukan screen untuk melindungi teman yang lain." ucap Alisya yang mulai menghilang dibalik ramainya penonton.

Raffa yang terus memperhatikan Alisya tiba-tiba kehilangan Alisya dan tak bisa menemukannya didalam ruangan tersebut.

"Apa yang direncanakan oleh perempuan itu, kenapa dia menghilang begitu saja dan meninggalkan teman-temannya di sini?" ucap Raffa karena bingung ketika dia tidak menemukan Alisya di sana.

"Tidak masalah, kita cukup memancingnya dengan teman-temannya itu. Terlebih untuk si kapten yang kulihat dia menerima perhatian yang cukup besar dari perempuan itu." terang Eros yang menatap Adith dengan nafsu membunuh yang tinggi.

"Adith..." Alisya langsung menyebut nama Adith dengan cepat untuk memperingatkan dirinya setelah merasakan Aura membunuh dari Eros yang mengarah kepada Adith.

"Aku tau, aku bisa mencium Auranya dengan sangat pekat. Jangan khawatir, aku yakin bisa menangani ini dengan baik." ucap Adith mencoba meyakinkan Alisya.

"Tapi mereka bukanlah lawan yang sesuai bagimu, mereka akan dengan mudah membunuhmu dan.. " Alisya yang panik langsung menunjukkan dirinya lagi.

"Alisya,,, aku tau kemampuan mereka berada jauh di atas ku, tetapi saat ini aku tak sendiri. Lagi pula dia takkan berani membunuh ku ditengah lautan manusia seperti ini" terang Adith sembari memandangi teman-temannya yang sudah tersenyum ke arahnya.

"Kami akan saling mendukung satu sama lain, jangan khawatir. Kami akan usahakan untuk menjaga jarak." terang Zein memberikan kepalan tangannya untuk saling memberi semangat.

Alisya kemudian terdiam setelah melihat mereka menatap dengan penuh keyakinan kearahnya. Alisya mencoba untuk yakin kepada mereka karena saat ini hanya itu yang bisa dia lakukan untuk mendukung mereka.

"Lihat, sepertinya dia memang bisa merasakan aura membunuh dari Eros sehingga karena itu dia kembali menunjukkan dirinya sekarang" ucap Arya yang tertawa karena kelemahan hati Alisya.

Pertandingan segera dimulai dengan pemain dari SMA Cendekia Indonesia yang sudah berganti menjadi Adith, Zein, Riyan, Ryu dan Rinto. Sedang pada SMA Tunggal Ika ada Arya, Eros, Raffa, Wira dan Hary.

Adith sudah bersiap untuk melakukan serangan setelah Ryu dengan cepat berhasil merebut bola. Dengan metode zig-zag dan screen dari teman-temannya, Ryu dapat melemparkan bola ke arah Adith dengan passing yang sangat akurat.

Tepat berada di area lawan, Adith sedikit memutar posisinya lalu melempar bola dengan kasar sembari menghindari tumbukan dari Arya dan Eros. Bola itu melayang mengenai papan ring dan memantul masuk ke dalam Ring dengan sangat cepat.

"Apa-apa'an tembakan itu?" teriak penonton yang sangat antusias melihat tembakan Adith yang sangat cepat tersebut.

"Hebat!!! Baru kali ini aku bisa melihat tembakan super cepat itu." teriak penonton yang lainnya.

"Dia bahkan melakukannnya sembari menghindari 2 pemain yang akan melakukan blocking kepadanya!" tambah yang lainnya lagi tak kalah antusias.

Semua penonton menjadi sangat heboh dan menggila saat Adith berhasil memasukkan bola dengan cara yang sangat mengagumkan. Mereka semua berbalik mendukung Adith dan yang lainnya melihat perjuangan mereka yang begitu keras untuk bisa mendapatkan poin dari sekolah SMA Tunggal Ika.

"Tak ku sangka dia bisa menghindari kita berdua." ucap Arya yang melihat tajam kearah Adith.

Pertandingan dengan cepat berlangsung kembali dengan Ryu mendribble bola dengan sangat keras memunculkan suara gedebum yang bisa terdengar jelas hingga ke bangku penonton.

"Dia selalu saja berhasil merebut bola dengan cepat dan sekarang lihat caranya mendrible bola itu dengan keras.!" Raffa melihat tajam ke arah Ryu yang dirasakannya kalau Ryu bisa menjadi orang yang cukup berbahaya bagi mereka.

"Biar aku yang menghadapinya!" Eros dengan cepat melakukan defense kepada serangan Ryu.

Ryu yang tersenyum sinis segera melakukan pasing nya dengan secepat kilat kearah Rinto yang dengan mudahnya melakukan Short Shooting tanpa penjagaan yang berarti dari Arya, Raffa dan Eros.

Arya yang terfokus kepada Adith dan Raffa yang mendapat penjagaan ketat dari Riyan dan Zein sedang Eros berhadapan langsung dengan Ryu yang bisa dengan mudah menahan pukulan siku milik Eros dengan telapak tangannya membuat Rinto dengan mudahnya memasukkan bola ke gawang karena Wira dan Hary tak memberi tekanan yang cukup berarti seperti pada ketiga orang unit tersebut yang memiliki kekuatan luar biasa.