Chapter 255 - Emak-emak

Adith yang entah kenapa tidak merasakan adanya suatu yang mengancam nyawanya ketika ia berhadapan dengan Omega saat ini membuatnya hanya menatap dengan datar. Atau mungkin memang belum saatnya ia merasa terancam oleh aura yang dikeluarkan oleh wanita dihadapannya karena ia tak menemukan aura yang dapat mengancam hidupnya saat itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Adith masih menatap dingin memundurkan langkahnya karena tidak suka berada terlalu dekat dengan Omega. Bau parfumnya terasa menusuk hidung Adith sehingga kepalanya sedikit pusing olehnya.

"Dari caramu memandang, sepertinya kau hanya berekspresi hangat didepan Alisya saja yah?" tanya Omega sekali lagi ingin menggoda Adith dengan kecantikannya.

Adith hanya menatap dingin dengan wajah datar yang tak bisa diterjemahkan oleh Omega meski ia sudah memperlihatkan aura kecantikan miliknya.

"Aku tak tahu persis siapa kau, tapi sepertinya kau memiliki hubungan dengan Black Falcon." seru Adith tanpa basa-basi yang dengan cepat membuat Omega menghampirinya menutup mulut kecil Adith dengan jari telunjuknya.

Adith langsung menghempaskan tangan Omega dengan kasar.

"Hati-hati sayang, kau bisa membuat dirimu terbunuh dengan cepat jika menyebutkan nama Organisasi ditempat keramaian seperti ini." Omega memegang pipi lembut Adith dengan sensual.

"Jangan berbasa-basi lagi." tepis Adith cepat. Adith benar-benar memperlihatkan sikap yang sangat dingin kepada Omega karena sikapnya yang terlihat sedang merayunya terus.

"Pufttt, Namaku Zy, kau mungkin akan mengenaliku dengan nama Omega. Aku kemari hanya untuk memperingatkan Alisya." terangnya dengan tatapan hangat kepada Adith.

"Memperingatkan? Apa maksudmu?" Adith bisa menebak bahwa maksudnya dalah 3 orang yang ia hadapi sebelumnya.

"hummmm, kau penuh rasa ingin tahu ya? aku bisa memberitahumu jika kamu..." Omega sekali lagi mencoba untuk merayu Adith dengan memegang bahunya lembut.

"Hentikan, aku tau kau hanya ingin mengelabuhiku saja. Sekarang, katakan apa tujuanmu." tatap Adith sekali lagi dengan auranya yang dingin.

"hahahahaha,,, kau memang menarik. Baiklah, aku takkan menjawab dirimu tapi sebagai gantinya, aku akan membantumu menemukan Alisya. Dia berada di toilet wanita dengan aura membunuh yang sangat besar. Jika kau terlambat, dia yang tidak sadarkan diri jika berada jauh darimu bisa membuatnya membunuh seseorang yang masuk didalam toilet itu." ucap Omega sambil menunjukkan tempat yang ia maksud.

"Bagaimana kau mengetahuinya? Siapa sebenarnya dirmu?" tanya Adith lagi tak menyangka kalau Omega bisa sampai tahu se detail itu antara dirinya dan Alisya.

"Aku sebenarnya sudah lama memperhatikan kalian, dan aku tak tahu juga kenapa kau bisa mengontrol kekuatan Alisya. Oh... bukan, hanya kau yang bisa membuat emosinya menjadi kacau. huuufftt... aku masih ingin beralama-lama denganmu, tapi sepertinya sudah ada orang yang akan menuju ke toilet itu sekarang juga." Omega kecewa saat merasakan akan ada seseorang yang memasuki toilet itu.

Bukan bermaksud untuk menyelamatkan Alisya, dia hanya tak ingin karena kejadian tersebut Alisya dapat dengan mudah terekspos oleh Black Falcon yang membuat dia tidak bisa memiliki kesempatan lebih lagi untuk membunuh Alisya.

Tidak ingin mendengarkan ucapan dari Omega lagi, Adith dengan segera berlari pergi meninggalkan Omega tanpa menoleh sedikitpun.

"Sebentar!!!" cegat Adith saat seorang ibu-ibu sudah berada didepan pintu toilet dan sudah mencoba untuk menggeser pintu itu.

"A... ada apa yah?" Ibu-ibu itu merasa malu terhadap Adith yang mengejarnya. Ia mengira Addith sengaja memberhentikan dirinya karena ingin mengatakan sesuatu kepada dirinya saat ia menoleh ke kiri dan ke kanan namun tidak ada siapapun.

"Maaf, sepertinya anda tidak bisa masuk kedalam dulu saat ini." ucap Adith lembut agar ibu itu mengerti. Ia sangat takut jika harus berhadapan dengan ibu-ibu. Namun terkadang ia juga harus bersyukur karena wajah gantengnya itu bisa membuat mereka kehilangan fokus.

"Loh kenapa? Toiletnya tidak ada pemberitahuan bahwa ini tidak bisa digunakan kok!" ucapnya merasa aneh dengan perkataan Adith yang sedang melarangnya.

"Emmm,,, itu,,, sa... saya mendapat laporan kalau di dalam ada... ular,, iya ular!!!" Adith harus menelan nafas dengan susah payah karena harus berbohong kepada ibu-ibu itu dan sedikit rasa bersalah karena sudah mempermainkannya.

"Apaaa??? aaaahhhh." ibu-ibu tersebut langsung melompat kepelukan Adith setelah menjerit cukup histeris.

Adith yang mendapat serangan mendadak dari ibu-ibu seketika itu langsung keringat dingin karenanya.

"Maaf bu, tapi akan lebih baik kalau ibu tidak menjepitku seperti ini dan melepaskanku sekarang juga." Adit yang tak bisa bernafas karena jepitan si ibu yang mengambil kesempatan dalam kesempitan itu hampir saja menghabiskan nafasnya.

"Oh,,, maaf! kamu sih.. ngagetin kayak gitu. Sengaja yah?" ucapnya melepas Adith dengan mengerling nakal. Kesempatan untuk bertemu cowok ganteng muda seperti ini mungkin takkan pernah lagi sehingga ia ingin memanfaatkan kesempatan yang ada, terlebih karena ia merasa bahwa pria itu sendiri yang mendatanginya.

"Tentu saja tidak, saya hanya ingin menyelamatkan ibu!" ucap Adith semakin tak mampu mengendalikan tingkah ibu-ibu itu.

"Jujur aja, saya nggak apa-apa kok!" ucapnya sekali lagi mencubit dagu Adith dengan gemas.

"Saya mau nangkap ular, ibu mau ikut?" tanya Adith mulai gerah dengan tingkah emak-emak yang satu ini.

"hahahaha... Nggak!!! Terimakasihh...." uapnya dengan cepat melarikan diri dari Adith karena memang ia juga sangat takut akan ular.

Tanpa disadari oleh Adith, dari kejauhan ada Omega yang masih terus memperhatikannya dengan tertawa pelan sekaligus sakit hati.

"Aku yang memberikannya aura membunuh yang cukup besar tidak dapat membuatnya takut. Tapi hanya dengan satu pelukan dari ibu-ibu itu sudah cukup untuk membuatnya keringat dingin. Entah apa yang merasukimu..." Omega beralu pergi dengan senyum pahit dan sedikit bingun namun ia tidak bisa pungkiri kalau daya tarik Adith adalah suatu magnet tersendiri baginya.

"Adith, kau berada dimana sekarang?" tanya Zein panik saat mendapatkan alat komunikasi mereka yang sempat terputus saat Adith sedang berbicara dengan omega.

"Zein,bisakah kau membantuku untuk memblokir tempat ini?" Adith segera mengirimkan gambar hologram mengenai posisinya kepada Zein secepatnya.

Zein yang tak tahu apa yang sedang terjadi segera menunju ketempat Adith secepat mungkin. Adith yang tak pernah meminta tolong kepadanya sebelumnya sangat membuat Zein menjadi sangat bersemangat, karena ia merasa bahwa saat ini Adith memang sangat membutuhkan bantuannya.

"Oh iya, kau akan kerepotan saat menghadapi emak-emak. Ajak Ryu untuk membantumu" Ryu yang mendengar itu merasakan bahaya yang sangat besar sedang menantinya. Zein yang tak perduli aura wajah Ryu dengan cepat menarik Riyan dan Ryu pergi dari sana.

Mereka bertiga pergi dengan alasan Riyan yang sakit perut setelah sebelumnya memberikan pukulan yang sangat keras pada perut Riyan tanpa aba-aba sama sekali.