Chapter 258 - Penutupan 1

Mereka segera kembali berkumpul di aula untuk mengikuti acara penutupan lomba tingkat nasional SMA Se Indonesia. Aula yang mereka datangi sudah tampak ramai dan dipenuhi oleh banyak orang namun acara penutupan belum dimulai sehingga masih banyak siswa dari berbagai sekolah memanfaatkan situasi untuk saling bertegur sapa atau memberi salam perpisahan dengan sekolah lainnya. Terlihat mereka berbincang-bincang begitu akrab untuk sekedar menambah kenalan dan juga menjadi kekasih jika memungkinkan bagi mereka.

"Apa tempat ini seketika berubah jadi acara Take Me Out?" ucap Adora saat mereka melihat semua peserta lomba sudah mulai tampak akrab satu sama lainnya secara berpasangan.

"Sepertinya seru, bagaimana kalau kita juga ikutan?" Emi seketika menghilang ditengah keramaian setelah menarik Feby dengan sangat cepat masuk kesalah satu kerumunan yang mana terlihat ada seorang cowok tampan disana.

"Apa tidak masalah membiarkan mereka lepas seperti itu?" tanya Aurelia menatap Karin yang wajahnya sarat akan kemarahan.

"Apa kita harus mengadakan barier untuk para pria kita? Atau mematahkan tulang mereka karena sudah berani melirik wanita lain dihadapan kita?" Karin terlihat tersenyum dengan licik yang membuat Alisya bingung dengan apa yang sedang dikatakannya.

Karena penasaran, Alisya melirik ke arah tempat dimana Karin sedang menatap dengan penuh amarah dan dapat dilihatnya kalau Karin sedang menatap ke arah Ryu yang sudah dikelilingi oleh banyak wanita yang sudah melancarkan aksinya untuk berkenalan dengan Ryu dan ada juga yang dengan terang-terangan menembak Ryu secara langsung didepan banyak orang.

"Kau benar, rasanya aku ingin mematahkan leher mereka sekarang!" tambah Adora yang melihat Zein sudah berada disituasi yang sama dengan Ryu.

Bukan hanya Ryu dan Zein saja, tetapi semua pria yang berada dalam kelompok sekolah mereka sudah mencuri semua perhatian dari seluruh peserta lomba wanita yang berada didalam Aula tersebut, tidak terkecuali dengan pangeran nomor satu sekolah itu. Adith bahkan merasa sesak karena bau mereka yang menyengat sehingga meski ia berusaha menjauh dan menatap mereka dengan dingin, mereka malah semakin merasa tersanjung dan menempel dengan jarak tertentu.

"Pergilah!!! Jangan mendekatinya, dia ini adalah pacarku!" ucap Aurelia langsung membentak mereka yang sedang berusaha mendekati Yogi. Yogi seketika menjadi salah tingkah dan segera pergi membawa Aurelia dari sana sebelum ia semakin mengamuk lebih besar lagi.

"Waaah... anak itu ternyata berani sekali yah?" Ucap Alisya mengakui keberanian Aurelia yang sedang mempertahankan prianya. Alisya menoleh ke arah Karin yang kini sudah dipenuhi oleh para laki-laki yang juga ingin berkenalan dengannya.

Tepat sebelum para pria yang maju munddur untuk mendekatinya, Alisya sudah menghilang secepat kilat ditengah keramaian para wanita yang sedang mengerubuni Adith untuk menyamarkan diri. Alisya berdiri ditengah-tengah mereka membelakangi Adith sembari terus mengindari tatapan dari para laki-laki yang sedang mencarinya. Alisya yang tak terbiasa berinteraksi dengan banyak laki-laki membuatnya merinding setengah mati.

"Ihhh.. Siapa sih? Menhalangi saja" ucap seorang wanita yang terganggu dengan Alisya yang sedang berdiri menghadap dirinya. Ia dengan cepat menghindari Alisya dengan mendorongnya keluar dari barisan karena kesal.

"Ah itu dia Alisya!!!" Ucap seorang pria yang menemukan Alisya dibalik kerumunan para wanita. Alisya yang merasa ditemukan seketika menjadi sangat takut dan tak tau harus bagaimana sehingga ia hanya tersenyum dingin ditempatnya.

"Ah.. sudah kepalang basah! Bahkan Karin juga sudah tidak mungkin untuk membantuku sekarang." Gumam Alisya bingung menghadapi situasi dimana ia seolah sedang kedapatan melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan.

"Dia.. dia mau kemana?" gumam beberapa wanita saat Adith berjalan mendekati Alisya yang sedang membelakanginya. Alisya tak tahu kalau Adith tidak sengaja mengetahui dirinya yang sedang bersembunyi dibalik kerumunan wanita yang mengerubuni dirinya.

"Sayang, kenapa kamu baru datang sekarang? Aku sudah menunggumu dari tadi. Kau lihat, karena kamu membiarkanku sendiri terlalu lama mereka akhirnya mengira aku ini masih jomblo loh?" Adith langsung memegang pinggang Alisya dengan akrab yang membuat para wanita seketika menjadi marah dan menatap penuh kebencian.

"Urus dulu uranmu sendiri, aku sedang dalam situasi yang menegangkan nih!" ucap Alisya cuek karena ia merasa masih harus berhadapan dengan para pria yang sedang mendatanginya itu.

"Bodoh! Aku juga sedang membantumu sekarang, tidak bisakah kau bekerja sama sekarang?" Bisik Adith lembut ditelinga Alisya. Alisya yang heran saat melihat para pria yang tadinya berjalan mendekati dirinya sudah pergi membubarkan diri membuatnya menoleh kearah Adith yang tersenyum dengan manis dan mempesona.

"Bekerja sama? Untuk apa? Bukankah pria sangat suka saat dia kerubuni oleh lalat?" ucap Alisya dingin yang tanpa disadari olehnya, dia sudah mendapatkan banyak hujatan kebencian dari para wanita yang sedang melihatnya.

"Tapi aku lebih suka dengan lalat sepertimu, meskipun jika kamu adalah lat Tse-tse!" ucap Adith sembari tertawa pelan melihat wajah merungut Alisya yang jengkel disebut lalat Tse-tse oleh Adith.

"Baiklah, karena kau sudah membantuku maka akan ku lakukan sesuatu yang lebih untuk membalas perbuatanmu." Ucap Alisya mengerling nakal dengan memainkan alisnya dengan cepat.

"A... Adith,,,, apa dia pacar kamu?" tanya seorang perempuan sudah tak bisa melihat lebih lama lagi kemesraan mereka.

"Bukankah kau selama ini tidak pernah memiliki seorang pacar?" tanya yang lainnya merasakan rasa penasaran yang sama dengan wanita yang lainnya. Meski sangat ketakutan saat bertanya, ia memberanikan diri saat ada salah satu dari yang lainnya juga ikut bertanya lebih dahulu.

"Pergilah, kalian bahkan tak tahu malu mengira dia masih jomblo tanpa mencari tahu dulu siapa orang yang sedang berada di sisinya saat ini. Apakah sikapnya yang seperti ini masih kurang jelas? Apa kalian pernah melihat atau mendengar dia berada kurang dari satu meter dengan seorang perempuan? Bahkan posisi kami sekarang hanya bejarak 5 cm. Apa ini juga masih kurang jelas?' Alisya menatap mereka secara langsung dengan penuh percaya diri dan dengan tatapan yang dingin.

Adith tidak bisa menahan tawanya saat mendengar apa yang sudah ditakan Alisya. Bukan karena apa yang dikatakannya adalah sebuah kekeliruan, melainkan karena saat ia berbicara terdengar seperti sedang menghadang cewek lain untuk mendatangi kekasihnya saat itu. Adith tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya meski ia sudah mencoba menutup wajahnya dengan tangannya namun Adith tetap tertawa pelan karenanya.

Mereka yang semula ingin membantah apa yang sudah dikatakan oleh Alisya tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Adith yang senyum-senyum sendiri dibelakang Alisya. Mereka akhirnya pasrah dan menyerah pergi meninggalkan Adith yang semakin tertawa dengan puas melihat Alisya mampu mengalahkan mereka semua hanya dengan satu kalimat saja.