Chapter 260 - Pengumuman

Setelah Seluruh kekacauan yang terjadi sebelumnya, akhirnya acara penutupan segera dimulai. Para peserta lomba serta para pelatih dan segenap yang berperan dalam kegiatan tersebut berkumpul di aula untuk mengikuti acara penutupan pada malam itu.

"Acara akan segera dimulai, untuk itu diharapkan kepada semua peserta lomba beserta seluruh staf dan pihak yang terkait dalam acara ini diharapkan untuk mengambil tempat yang telah disediakan." ucap salah seoang panitia memberikan arahan agar semua mulai duduk sesuai dengan tempat-tempat yang sudah diberikan tanda sekolah sebelumnya.

Adith dan yang lainnya yang semula duduk dibagian paling akhir kini duduk diagian kursi paling depan sekelas tamu VVIP acara tersebut berhubung kepala sekolah mereka pak Richard ikut hadir menyaksikan acara penutupan tersebut.

Setelah serangkaian acara awal dalam penutupan pada malam itu, sampailah pada acara yang ditunggu-tunggu yaitu acara pengumuman juara dalam setiap lomba. Nama sekolah SMA Cedekia Indonesia menjadi yang paling sering disebut dalam memenangkan banyak lomba. Sekolah SMA Satu Nusa berada diurutan kedua dengan perolehan yang hampir mendekati perolehan sekolah Adith serta juara ketiga yang harusnya dimenangkan oleh sekolah SMA Tunggal Ika yang medapatkan diskualifikasi diberikan kepada pemenang selanjutnya yaitu sekolah SMA Garuda Nusantara.

"hah.. hahh.. hah... rasanya suaraku hampir habis karena berteriak terus menerus saat mendengar nama sekolah kita disebutkan sebagai pemenangnya." Emi terduduk saat merasakan sesak dan sakit pada bagian lehernya karena terus berteriak tanpa henti.

"Kau membuatku malu karena teriakanmu itu." ucap Adora yang sedari tadi menunduk karena tingkah Emi dan Feby yang tidak ketulungan hebohnya.

"Ya ampun,, kamu kok gitu sih! ini tuh hasil perjuangan kita selama beberapa hari sebelumnya" ucap Feby merasa kesal dengan apa yang dikatakan oleh Adora mengenai mereka.

"Tapi sikap kalian seperti itu tidak memperlihatkan kedermawanan kita." ucap Adora sekali lagi yang sebebnarnya tak menyalahkan sikap mereka hanya saja ia ingin teman-temannya bisa lebih rendah hati kepada peserta lain yang tentu saja sudah berjuang keras untuk bisa memenangkan semua lomba yang mereka ikuti.

"Sudahlah... tidak apa-apa! lagi pula mereka tidak berteriak sekencang itu kok! dan aku rasa itu masih wajar." ucap Karin yang merasa tak masalah dengan sikap kedua teman-temannya terlebih setelah mengingat bagaimana perjuangan mereka untuk bisa memenangkan semua itu.

"Maafkan aku, aku tak bermaksud untuk membuat kalian jadi merasa seperti..." Adora merasa tidak enak atas apa yang sudah di ucapkannya kepada mereka berdua.

"Sudahlah,,, kau harus mentraktir kami berdua es krim sebentar!" ucap Emi sembari mengerling nakal kepada Feby.

"Dari mana kalian?" Adora kaget dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Emi yang itu artinya kedua sahabatnya itu melihat apa yang terjadi antara dia dengan Zein.

"Teman-teman... Adora tadi Ummphhh" Feby yang ingin berteriak kencang untuk mengatakan semuanya seketika dibungkam dengan cepat oleh Adora yang wajahnya juga sudah memerah malu.

Pengumuman mengenai juara pada tiap lomba sudah selesai saatnya untuk penerimaan piala penghargaan dimana juara lomba yang dipanggil untuk pertama kali adalah sekolah dari SMA Garuda Nusantara.

"Berikutnya berikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada juara ke 2 yang dipegang oleh sekolah SMA Satu Nusa untuk segera ke atas panggung bersama dengan yang terhormat bapak kepala sekolah SMA Satu Nusa." panggil seorang MC pria dengan penuh semangat.

"Selamat yah, maaf aku tak sempat pergi ke rumah sakit untuk mengunjungimu." ucap Adith kepada Arka yang sudah bersiap untuk maju keatas panggung sebagai perwakilan penerima penghargaan bersama Yumna.

"Terimakasih, Alisya sudah mewakilimu untuk mengunjungiku hari itu. Dan aku sangat senang karena kau berhasil memberikan mereka pelajaran yang dengan begitu aku cukup puas meski kau tak datang!" senyum Arka sembari melambai kearah Alisya dengan hangat.

Setelah cukup berbicara dengan Adith, Arka segera naik keatas panggung dan menerima piala penghargaan sebagai perwakilan sekolah dan Yumna mendapatkan sertifikat pelajar sebagai salah satu perwakilan mereka juga dan Kepala sekola mereka mendapatkan uang tunai sebagai hadiah dari pemenang lomba.

Yumna yang sudah mendapatkan medali sekaligus piala sebagai juara 1 untuk bidang matematika sudah semakin menarik perhatian banyak orang ditambah dengan Arka yang mendapatkan posisi ke dua setelah kalah 20 Poin dari perolehan nilai yang didapatkan oleh Adith tidak membuatnya berkecil hati, ia malah semakin bangga karena bisa menyamai posisi Adith meski terpaut sejauh 20 poin.

"Sudah tidak sabar lagi, mari kita sambut Pemenang juara 1 dari sekolah SMA Cendekia Indonesia." ucap si MC singkat namun dengan teriakan yang lebih besar dan heboh dibanding dengan sebelum-sebelumnya.

Seluruh peserta lomba yang sudah mengetahui bagaimana sepak terjang semua nggota peserta lomba dari sekolah SMA Cendekia Indonesia merasa mereka pantas mendapatkan gelar tersebut terlebih saat melihat bagaimana perjuangan mereka dalam memenangkan tiap pertandingan. Mereka yang mengira bahwa sekolah elite tentu dapat memenangkan dengan mudah semua pertandingan dengan memandang remeh peserta lain mengaku salah akan penilaian mereka.

Memang benar bahwa semua peserta dari sekolah Elite Indonesia merupakn kandidat terkuat dalam lomba tingkat nasional kali itu, namun setelah melihat adith dan yang lainnya yang terlihat begitu bersungguh-sungguh membuat mereka juga paham bahwa ternyata siapapun bisa mendapatkan hasil yang baik jika melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh. Usaha tidak akan menghianati hasil.

"Adith naiklah ke panggung sebagai perwakilan dari sekolah kita bersama dengan Alisya." Ucap pak Irhan malas. Ia masih saja merasa sensi setiap kali menyebutkan nama Alisya.

Adith hanya menatap dingin namun dengan cepat menghampiri Alisya yang sedang duduk berdampingan dengan Karin. Tanpa aba-aba, Adith langsung menariknya dengan lembut yang membuat Alisya bingung namun dengan terpaksa mengikuti langkahnya setelah melihat kepala sekola yang sudah memandang kearah mereka berdua.

"Sial! Kenapa selalu saja kau menjebakku seperti ini?" ketus Alisya dibelakang Adith yang hanya tersenyum puas.

Semua yang melihat Adith memperlakukan Alisya dengan begitu akrab membuat semua orang menjadi merasa begitu iri sekaligus takjub.

"Selamat pak atas kemenangannya." Ucap Menteri Pendidikan memberikan piagam penghargaan kepada pak Richard. Begitupula penyerahan piala kepada Adith yang dibantu oleh Alisya karena ukurannya yang cukup besar dan berat.

Setelah saling bersalaman, Kepala sekolah segera turun dari panggung di ikuti oleh Adith dan Alisya dari belakang namun tiba-tiba sang MC dengan cepat menghentikan Alisya dan berbisik kepadanya untuk tetap berada dipanggung.

"Pufffttt… pasti dia tidak tau apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Aku sudah tidak sabar melihat dia mempermalukan dirinya sendiri setelah ini." Ucap seorang peserta lomba perempuan yang sebelumnya harus dipukul mundur oleh Alisya saat mendekati Adith.

"Mari kita lihat apa yang bisa dilakukan. Ini adalah balasan karena kau sudah mempermalukan kami" tambah temannya yang memiliki perasaan yang sama.

"Kalian yakin ini tidak masalah? Bagaimana jika dia meengatakan semuanya kepada panitia." Ucap salah seorang dari mereka yang merasa ragu atas apa yang sudah mereka lakukan pada Alisya.

"Jangan khawatir, Ketua panitia dalam pelaksanaan lomba ini adalah ayahku sehingga mereka tentu akan membela dan menyembunyikan kesalahanku dan akan menyerahkan semua kesalahan pada Alisya." Ucapnya tertawa dengan penuh kesombongan.

"Tapi bagaimana jika ternyata orang yang sedang kita jebak sekarang adalah orang yang sangat penting? Kau tau kan sekolah SMA Cendekia itu semuanya berasal dari keluarga yang berada dan penting? Jangan sampai dia adalah…"

"Diamlah, jika kau takut maka pergi saja dari sini dan tutup mulutmu!" ucap temannya yang lain dengan kesal karena kesal dengan temannya yang penakut tersebut.

"Huhhh… tidak usah khawatir, aku sudah mencari Informasi tentang dirinya dan tidak satupun yang mengetahui mengenai siapa dia dan dari mana asalnya. Dia hanya dimasukkan oleh ayah Karin disekolah tersebut." Dia yang mendapatkan informasi dari pak Irhan merasakan sebuah kemenangan mutlak yang sedang menanti dihadapannya. Namun seperti itulah Informasi dari Sekolah.