Chapter 267 - Ciuman

"Hei… apa yang sedang kamu lamunkan?" Karin yang sedari tadi memperhatikan Alisya yang sedang melamun langsung menyikutnya kuat.

"Ciuman…." Ucap Alisya masih dengan setengah sadar.

"HAH????" mereka serempak menoleh ke arah Alisya yang langsung kaget mendengar suara teriakan teman-temannya.

"Kau masih mengingat kejadian dirumah sakit tempo hari?" teriak Aurelia dengan suara yang cukup keras sehingga Alisya langsung menutup mulutnya dengan cepat.

"Eh??? Rumah Sakit? Kenapa dengan Rumah Sakit?" tanya Rinto bingung tak tahu apa-apa mengenai apa yang baru saja dikatakan oleh Aurelia.

"Bukan apa-apa! Iya kan??? Hahahahaha" Alisya menatap tajam kearah Aurelia yang membuat Aurelia merinding karena tatapannya.

"Apa hidupku hampir berakhir tadi?" bisik Aurelia kepada Karin yang sudah ceikikian Bersama Adora dan yang lainnya.

"Bersyukurlah dia masih ingat untuk mengampuni nyawamu." Ucap Adora sembari memegang Pundak Aurelia untuk memberinya dukungan.

"Benar yang orang bilang, Jatuh cinta bisa membuat orang jadi bodoh dan terlihat konyol bahkan keluar dari jati diri mereka yang sebenarnya." Terang Karin sembari melewati Aurelia yang terdiam membeku dengan tubuh yang bergetar karena tatapan membunuh dari Alisya.

Mereka terus berjalan menuju ke gerbang sekolah sampai menemukan Riyan dan Zein yang sedang berjalan beriringan menuju gerbang sekolah mereka karena hari itu mereka tidak membawa mobil masing-masing dan jemputan mereka sudah menunggu didepan sana mengantri dengan rapi sesuai urutan elite untuk menunggu tuan mereka.

"Kenapa kalian cuma berdua saja? Dimana Adith?" Alisya memalingkan wajahnya ke kiri dan ke kanan untuk mencari Adith di sekitar mereka.

"Dia sudah pulang terlebih dahulu karena ada yang harus dia kerjakan!" jawab Zein cepat dengan mata yang dulu pernah tertuju tajam kepada Alisya, kini sudah berpindah ke mata Adora.

"Benarkah? Ummmm… Apa hari ini dia pernah keluar dari kelas atau ke perpustakaan misalnya?" pancing Alisya untuk memastikan mengenai mimpinya tersebut.

"Ummm… se ingatku dia hanya keluar saat mendapat telpon dari paman Dimas, selanjutnya dia masuk ke dalam kelas untuk mengambil tas dan jacketnya kemudian meminta izin kepada pak Irhan." Riyan menggaruk kepalanya saat mengingat hal tersebut meski ia tahu bahwa maksud Alisya adalah Adith mungkin saja menemuinya di Perpustakaan Gedung siswa biasa, bukan di kompleks.

"Ada apa?" tanya Zein mengira ada sesuatu yang cukup penting yang sedang ingin dikatakan oleh Alisya kepada Adith.

"Ah… Tidak, aku hanya bertanya saja!" ucap Alisya cepat sembari menggeleng kuat.

"Hemmmm… Sepertinya ada yang kangen nih? Baru tak melihat sehari saja kau sudah se kangen itu?" Karin mulai menggoda Alisya yang wajahnya langsung memerah karena ucapan Karin.

"Ahhh,,, I.. itu karena tumben saja. Biasanya kan mereka suka berjalan bertiga. Makanya aku tanyakan." Alisya langsung berjalan pergi menghindari tatapan licik teman-temannya.

Mereka semua hanya tersenyum senym melihat tingkah gugup Alisya yang berjalan pergi menjauhi mereka.

"Oh iya, aku lupa memberitahukan kalian sesuatu!" seru Karin cepat saat mereka sudah berada di pintu gerbang dengan Feby serta yang lainnya sudah tidak berada disana karena beberapa dari mereka membawa kendaraan sendiri.

"Ada apa?" tanya Alisya yang sengaja belum beranjak pergi untuk bisa melihat Karin pulang ketika dijemput oleh paman Boy.

"Ibu Vivian mengatakan kepadaku bahwa sebagai hadiah buat kita semua yang sudah memenangkan lomba di tingkat nasional kemarin, kita akan diberikan kesempatan libur selama 2 hari 1 malam pada pekan ini." Ucap Karin dengan wajah terkejut karena melupakan hal sepenting itu.

"Kenapa pak Irhan belum memberitahu kami?" Riyan mengerutkan keningnya bingung karena tak mendapat info apapun dari pak Irhan.

"Ah… ini adalah inisiatif dari ibu Vivian sendiri. Dia yang guru pengganti sementara ingin menghabiskan beberapa waktu Bersama kita." Jawab Karin lagi dengan mata yang bersungguh-sungguh.

"Benarkah? Itu artinya kita akan berangkat lusa? Wah… ini bisa menjadi sangat menyenangkan sekali." Seru Adora dengan penuh antusias. Zein tersenyum melihat tingkahnya.

"Dimana tempat yang kan menjadi tempat kita berlibur?" tanya Alisya memastikan keamanan tempat yang akan mereka datangi.

"Masih rahasia. Ibu Vivian ingin memberikan kalian sebuah kejutan disana." Akiko langsung menjawab ketika ia datang Bersama dengan Ryu.

"Ini akan sangat menarik, aku sudah tidak sabar ingin segera berlibur." Yogi langsung memarikir motornya disamping mereka yang masih asik mengobrol. Dia yang tak sengaja melihat mereka sedang mengobrol serius meski jejeran mobil sudah menanti mereka membuat dia dan Rinto menjadi penasaran.

"Kau benar, kita sudah mengalami banyak hal yang cukup sulit selama beberapa bulan terakhir. Aku rasa liburan sebelum UNBK juga bisa membuat kita lebih segar dalam menghadapinya nanti." Tambah Rinto yang berada dibelakang Yogi.

"Kapan kita berangkat?" Zein ingin memastikan jadwal mereka agar tidak bertepatan dengan pekerjaan mereka di kantor atau malah bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan terlebih dahulu sebelum akhirnya ikut berlibur bersama mereka.

"Lusa! Saptu pagi, kita akan berkumpul di sekolah ini sebelum akhirnya pergi menuju ke tempat yang di maksud oleh ibu Vivian." Jawab Karin cepat.

"Hummm… kalau begitu kami masih memeliki beberapa waktu untuk bisa menyelesaikan beberapa hal sebelum pergi." Riyan mulai merasa antusias mengingat mereka memang membutuhkan libur saat ini.

Tidak bisa mengobrol lama, mereka akhirnya berpisah satu sama lainnya menyisakan Ryu, Alisya dan Akiko yang memilih berjalan kaki seperti biasanya menemani Alisya.

"Ini bisa menjadi kesempatan untuk kami mengenal Indonesia lebih dalam lagi." Akiko berjalan mundur menatap Alisya dengan tatapan penuh antusias.

Alisya baru ingat, selama Akiko dan Ryu berada di Indonesia, ia belum pernah sekalipun mengajak mereka berdua berkeliling untuk mengenalkan Indonesia kepada mereka berdua. Padahal selama ia berada di Jepang, Akiko bahkan mengajaknya ke beberapa tempat tanpa mengenal Lelah sekalipun.

"Maafkan aku karena tidak mengajak kalian jalan selama kalian berada disini." Alisya menatap Ryu dan Akiko dengan pandangan merasa bersalah.

"Nona, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Karin serta teman-teman yang lain sudah mengajak kami ke beberapa tempat disini." Ucap Ryu mencoba untuk menenangkan Alisya.

"A Chan,,,, aku berbicara seperti itu bukan berarti aku menunjuk ke arah dirimu. Hanya saja kita bertiga belum pernah jalan atau berlibur Bersama selama di Indonesia. Dan berkat liburan nanti, kita bisa menikmati liburan kita secara Bersama- sama" Akiko berhenti berjalan demi menjelaskan maksudnya kepada Alisya.

Alisya tersenyum hangat ke arah Akiko yang meski ia masih terlihat manis dan lugu, dia sudah cukup memiliki pemikiran yang dewasa bahkan mampu menyelesaikan beberapa tugas sulit yang diberikan kepadanya selama mereka berada di perlombaan tingkat Nasional lalu.