Chapter 268 - Masuklah

"Wa'alaikum salam…" jawab seseorang dari dalam rumah dengan hangat.

"Sore tante… Maaf Mama…" sapa Alisya kepada ibu Adith yang membukakan pintu.

"Alisya???? Masuk-masuk. Saya pikir kamu tidak akan pernah mengunjungiku lagi." Ibu Adith sengaja ingin menyinggung Alisya yang tak pernah muncul lagi untuk mengunjunginya sebelumnya padahal Alisya sudah pernah berjanji kepadanya.

"Maaf Ma, beberapa hari kemarin Alisya cukup sibuk karena…." Alisya menjelaskan dengan wajah yang panik merasa tidak enak dengan ibu Adith.

"Iya, Saya tau kok. Adith juga bahkan jarang dirumah karena alasan yang sama denganmu." Seru ibu Adith cepat dengan senyuman yang menenangkan.

"Terima Kasih banyak,, Oh iya… ini saya bawa oleh-oleh dari nenek buat tante sama Om. Saya juga bawa beberapa teman saya Ma, mereka…" Alisya menoleh kebelakangnya dan tak melihat Ryu dan Akiko disana. Bagaimana bisa ia melupakan dua orang itu." Alisya tersenyum canggung dan langsung berlari ke depan untuk menemukan Ryu dan Akiko.

Ibu Adith tersenyum melihat tingkah Alisya yang tak disangkanya bisa terlihat begitu manis dan lugu.

"Gomen!!! (Maaf)" Alisya langsung membukakan pintu untuk Ryu dan Akiko yang sudah tertawa cekikikan melihat sikap kaku dan gugup Alisya sampai melupakan mereka berdua.

"Kau begitu kejam kepadan kami." Akiko sengaja beracting manja dihadapan Alisya.

"Ternyata ada hal yang tak bisa nona hadapi juga yah?" Ryu tersenyum manis sembari masuk kedalam rumah.

"Akiko chan??? Ryu kun?" teriak ibu Adith merasa sangat senang dengan kehadiran mereka berdua.

"Halo tante…" sapa Akiko dan Ryu yang langsung menunduk dalam sebelum akhirnya memnyalami kedua tangan ibu Adith.

"Waaah… Terima Kasih banyak karena sudah datang kerumahku. Aku sangat senang kalian datang kemari, rumah ini terasa sangat sunyi karena hanya dihuni oleh 3 orang saja diaman dua orangnya sedang sibuk dengan urusan kantor dan meninggalkanku sendirian dirumah." Ketus ibu Adith menyinggung suaminya dan Adith yang sedang berada di kantor meninggalkannya sendirian di rumah.

"Untuk itulah Alisya memaksa kami untuk ikut bersamanya mengunjungi tante karena ia tau kalau saat ini tante sedang sendirian." Bisik Akiko memprovokasi Alisya.

"Aku tak menyangka dia bisa se peka itu. Dulu saya selalu memintanya untuk datang tapi ia tidak pernah sempat." Balas ibu Adith menatap dengan tajam ke arah Alisya. Alisya dan Ryu saling berpandangan melihat sikap akrab Akiko dan ibu Adith yang tak diketahuinya.

"Itu karena dia merasa sangat grogi ketika berhadapan dengan calon mertuanya." Ucap Akiko dengan tertawa lembut.

"Apa selama aku dirumah sakit mereka bisa menjadi semakin akrab seperti ini?" gumam Alisya ke arah Ryu dengan menekan rahagnya dengan kuat.

"Kau tak tau apa yang akan terjadi selama kau tak sadarkan diri." Seru Ryu yang menandakan Alisya akan banyak kehilangan moment jika dia selalu dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Mereka menghabiskan malam dengan makan bersama dan bercanda menemani ibu Adith hingga larut malam. Ibu Adith merasa sangat Bahagia dan senang dengan kehadiran mereka dirumahnya, dimana ia yang biasanya menunggu dalam kesunyian akhirnya bisa sedikit bersantai dan tertawa lepas berkat Alisya, Ryu dan Akiko yang bahkan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah untuknya.

****

"Halo?" Alisya yang baru saja berganti pakaian dengan baju tidur setelah selesai mandi tiba-tiba mendapat telpon dari Adith. Melihat alat peredamnya yang berkedip-kedip dengan cepat Alisya mengambilnya dan memasangnya ke telinganya.

"Turunlah.. Aku ada di depan rumahmu!" ajak Adith kepada Alisya yang sedang berada di lantai 2 kamarnya. Alisya dengan cepat membuka tirai kamarnya untuk melihat Adith.

"hhhhh??? Bagaimana bisa dia berada disini di jam segini?"ucapnya kaget. Alisya yang baru pulang dari rumah Adith yang sudah agak larut itu melirik jam tangannya dengan kaget. Saat itu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.

"Masuklah…" Adith membukakan pintu mobil kepada Alisya. "Sebentar…" tambahnya lagi dengan cepat membukakan baju Jasnya untuk dipasangkan kepada Alisya yang masih memakai baju tidur karena turun dengan terburu-buru.

"Kau mau membawaku kemana?" Alisya bertanya dengan tubuh yang sudah didorong masuk kedalam mobil. Adith yang tidak mendengarkannya hanya membawanya masuk kedalam mobil dengan melindungi kepala Alisya agar tidak terbentur pintu mobil.

Dia dengan cepat beralih ke kursi kemudi untuk menjalankan mobilnya membelah jalan raya yang masih tampak ramai meski sudah agak larut tersebut. Adith sengaja menurunkan jendelanya sedikit agar Alisya tidak begitu merasakan mabuk kendaraan karena ia tidak bisa membuka kap mobilnya lebar-lebar pada malam hari yang sudah mulai tampak berkabut dan dingin tersebut.

Alisya mengeluarkan kepalanya untuk bisa merasakan angina segar malam itu dan agar ia tidak terlalu merasakan mabuk kendaraan. Harum tubuh Alisya yang baru saja selesai mandi membuat Adith cukup terganggu konsentrasinya.

"Kenapa kau mandi di jam segini?" dia yang sedari tadi terdiam sambil terus mengemudikan mobil akhirnya tak tahan untuk bertanya. Dia sengaja berbicara untuk mengusir pikirannya yang mulai tak terkendali.

"Ah… itu, karena aku baru saja pulang dari rumah ibumu." Terang Alisya yang kembali memasukkan kepalanya kedalam mobil.

"Hmmm… Mama pasti sangat senang saat kau datang mengunjugninya." Adith tersenyum mengingat bagaimana reaksi heboh ibunya saat Alisya datang mengunjunginya.

"Iya, dia jadi tidak merasa bosan karena aku juga menajak Ryu dan Akiko kesana. Tapi,,, kita mau kemana Dith?" tanya Alisya masih takt ahu arah jalan yang sedang di tuju oleh Adith.

"Ke suatu tempat, kamu akan tahu jika kita sudah berada disana." Terang Adith sembari mempercepat laju kendaraanya.

15 menit kemudian, mereka akhirnya tiba disuatu taman yang situasinya terlihat remang-remang. Alisya langsung keluar menghambur dengan kepala yang sudah mulai oleh dan mual.

"Jika kau mengendarai mobil lebih lama lagi, aku akan menumpahkan semua isi perutku disini." Alisya melenguh pelan saat semua isi perutnya sudah semakin tak terkendali karena perasaan mabuknya.

"Kemarilah, biar aku membuatmu nyaman." Adith langsung menariknya dengan lembut membawanya ke suatu tempat yang tak jauh dari dinding pagar yang mampak tidak begitu tinggi. Semakin mendekat Alisya semakin bisa melihat cahaya yang cukup terang dari balik dinding pagar tersebut.

"Hahhhh??? Ini dimana? Aku tak tahu kalau Jakarta bisa memiliki tempat seindah ini." Alisya langsung beralri kecil menghampiri dinding pagar yang tingginya hanya mencapai bagian perutnya.

Dari balik dinding itu, Alisya bisa melihat pemandangan langit malam Jakarta yang dihiasi oleh banyak lampu-lampu jalanan serta perumahan yang cukup indah, berkeliap-kelip dan bersinar terang. Alisya yang sangat menyukai cahaya dari lampu-lampu itu menatap takjub dengan mulut yang menganga sambil melompat-lompat dengan penuh kegirangan.