Chapter 270 - Jadi Bagaimana?

Setelah perjalanan yang cukup jauh, Alisya tak sadar kalau ia sudah mulai tertidur sehingga Adith harus berhenti sejenak untuk membuat posisi kursi menjadi lebih nyaman.

Menutupinya dengan Jasnya agar Alisya tak merasakan dingin serta menaikkan sedikit jendela mobilnya. Setelah itu ia kembali mengendarai mobilnya dengan pelan agar tidak mengganggu tidur Alisya.

"Sya… kita sudah sampai, apa kamu mau aku gendong sampai ke dalam?" Bisik Adith sembari mengguncangkan tubuh Alisya dengan lembut.

"Umm… Tidak perlu, kenapa kau dibatasi malah semakin menjadi jadi sih." Alisya mengomeli Adith dengan setengah sadar dan berusaha bangun dari tidurnya.

Adith tersenyum melepaskan sabuk pengamannya kemudian keluar membukakan pintu mobil untuk Alisya. Alisya keluar setelah melepaskan Jas Adith dan memakaikannya kepada Adith.

Adith tersenyum melihat perlakuan manis dari Alisya. Alisya yang selama ini jarang bersikap manis kepadanya membuat hati Adith merasa sangat hangat dan merona bahagia.

"Apakah kau sedang belajar menjadi istri yang baik sekarang?" Adith mendekatkan wajahnya kepada Alisya memandangnya dengan senyuman menggoda. Alisya sejenak membeku karena wajah tampan Adith.

"Ehem… bisakah kau berhenti menggodaku?" Alisya memasang kancing atas kemeja Adith yang membuat Adith sedikit kesulitan untuk bernafas.

Karena kesal Alisya langsung berlalu pergi tapi Adith dengan cepat menangkap tangan Alisya kemudian mencium dahi Alisya dengan lembut. Ciuman yang ia berikan dengan penuh perasaan hingga Alisya menutup matanya merasakan perasaan yang sama dengan Adith pada hatinya.

"Terima Kasih…" ucap Adith kemudian melepas tangan Alisya perlahan-lahan. Alisya tersenyum manis kemudian melambai cepat meninggalkan Adith masuk kedalam rumahnya.

Adith membalas lambaian tangan Alisya dengan tertawa pelan kemudian masuk kedalam mobilnya begitu melihat Alisya sudah masuk kedalam rumanhya.

Alisya yang pulang hampir subuh dini hari membuatnya harus merangkak perlahan masuk ke dalam rumah agar tidak membangunkan seluruh orang rumah. Saat ia masih mengendap-endap masuk, tiba-tiba saja lampu rumah menyala terang membuat Alisya menempel kuat di dinding menahan teriakannya.

"Ehem…" Kakek nenek Alisya serta Ryu dan Akiko sudah menatap tajam ke arah Alisya dengan kedua tangan yang sudah mendekap di dada mereka masing-masing.

"Hhhhhhh???" Alisya menarik nafas karena terkejut melihat mereka semua. Ia panik dan bingung tak tahu harus bagaimana.

"Kakek,,, nenek… A… aku,, dari… Dari mana yah.." Alisya yang tidak biasa berbohong kepada kakek dan neneknya menjadi bingung tak tahu harus berbicara apa. Ia menjadi salah tingkah dan merasa sangat bersalah karena ia tau akan apa yang dilakukannya saat itu adalah tidak benar.

"Kau dari mana?" Ayah Alisya berdiri di dekat tombol lampu menyandarkan tubuhnya dengan melipat tangannya menatap tajam ke arah Alisya.

"Bapak??? Kapan bapak ada di sini? Maafkan Alisya." Meski sempat terkejut karena melihat Ayahnya disana, Alisya langsung meminta maaf karena tak bisa memberikan alasan yang tepat. Ia takut jika menyebut nama Adith malah membuat mereka jadi membenci Adith.

"Jadi bagaimana?" Nenek Alisya menaikkan keningnya beberapa kali yang membuat Alisya mengerutkan keningnya bingung tak paham apa maksud pertanyaan neneknya.

Ryu dan Akiko sudah mulai tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah panik Alisya yang mulai salah tingkah.

"Ba.. bagaimana apa??? Jangan-jangan kalian tahu aku pergi bersama Adith?" tanya Alisya cepat meski sedikit gagap karena takut kalau ia salah.

"Tentu saja tahu! Kau pikir kami akan mengizinkanmu pergi dengan Adith di jam selarut ini?" tatap nenek Alisya menggodanya dengan menari Alisya untuk duduk disofa. Alisya hanya menurut dengan tatapan bingung.

"Persekongkolan apa yang sedang terjadi dirumah ini?" batin Alisya menarik nafas dalam.

"Adith sudah menghubungi Ayah dan kakekmu sebelum membawamu tadi, itulah kenapa aku dengan cepat kembali kerumah untuk bisa ikut mendengarkan apa yang sudah kalian bicarakan." Ayah Alisya duduk dihadapan anaknya dengan tatapan was-was. Ryu dan Akiko pun secepat kilat mengambil tempat tak sabar ingin mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Alisya.

"Itu artinya kalian juga sudah tahu apa maksud dan tujuan Adith saat membawaku pergi?" Alisya ingin memastikan sikap mereka yang sedang menyidangnya saat ini.

"Dia menghubungi kami untuk segera berada dirumah dan meyakinkanmu jika ternyata usahanya gagal. Awalnya kami tidak mengerti apa maksudnya, tapi ia bilang kami bisa bertanya kepadamu jika kalian sudah bertemu karena ia juga masih ragu akan keberhasilan rencananya." ucap kakek Alisya duduk disamping ayah Alisya.

"Jadi? apa yang sudah kalian bahas? Kenapa Adith terkesan sangat serius sekali sampai harus memohon dan meminta agar Bapak dan Kakekmu pulang ke rumah untuk malam ini." tanya nenek Alisya sudah tak sabar lagi.

"Kami bahkan sampai terbangun mendengar kehebohan dari keributan dari Bapak sama Kakek" ketus Akiko yang matanya kembali segar karena kehebohan dua orang tua itu.

"Aku akan memberikan rekamanmu saat mereka melihatmu dicium Adith di depan sana!" seru Ryu yang seketika mendapatkan tatapan aura membunuh dari Ayah dan kakek Alisya.

Mereka semua sejenak terdiam menunggu Alisya membuka mulutnya dengan tatapan penuh antusias dan mata yang melebar tak sabar mendengarkan cerita Alisya.

"A... Adith melamarku disana. Dia ingin kami segera menikah setelah lulus sekolah nanti. A.. aku tau ini terlalu cepat untuk kami berdua menikah, tapi kami punya rencana untuk kedepannya dan kami memiliki alasan untuk hal ini." Alisya mulai berbicara setelah menarik nafas dalam. Meski sedikit gugup, ai berusaha untuk mencoba menjelaskan kepada Ayah, kakek serta neneknya.

"Lalu apa yang kamu katakan?" tatap mereka semua serius menanti jawaban Alisya. Alisya memirinkan kepalanya bingung mengapa neneknya bertanya seperti itu kepadanya.

"Aku menjawab ya!" jawab Alisya singkat. Alisya takut karena seharusnya mungkin saat ini Adith harusnya membawa kedua orang tuanya saja tapi Alisya juga paham kalau Adith masih ingin mendengar tanggapannya sebelum membawa kedua orang tuanya bertemu langsung dengan Ayah, kakek serta neneknya.

"Halo... kau mendengar itu? dia bilang Ya!" Ayah Alisya langsung berdiri dari tempat duduknya menampilkan video hologram yang terhubung langsung dengan kedua orang tua Adith. Mereka segera mengucap Alhamdulillah dengan heboh dan penuh semangat.

Alisya membeku ditempatnya melihat aksi Ayahnya yang tak terduga tersebut. Ia tak menyangka kalau mereka sudah terhubung oleh panggilan Video satu sama lainnya.

"Yes, aku bisa menjadi seorang kakek lagi." seru kakeknya mengepalkan kedua tangannya dengan semangat lalu melemparnya cepat ke arah kiri dan kanannya.

"Akhirnya kita bisa mendengar suara tangisan bayi lagi dirumah ini setelah sekian lamanya." seru nenek Alisya memeluk Alisya dengan hangat.

Bahkan Akiko pun sampai melompat-lompat heboh dengan penuh semangat. Alisya melongo membeku di tempatnya dalam diam