Chapter 275 - Tampan Maksimal

"Selamat da... tang,,," seorang kasir yang menjaga toko langsung terpaku saat melihat Alisya yang begitu cantik dan mempesona saat memasuki toko mini market yang berada di seberang jalan.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya nya lagi kepada Alisya masih dengan tatapan terpesona oleh kecantikan Alisya yang begitu memikat mata dan hatinya.

"Oh, saya mau mencari bumbu-bumbu dapur dan beberapa peralatan untuk membakar." seru Alisya cepat sembari menoleh ke belakang melihat Adith yang belum masuk karena mendapat telpon dari pak Dimas.

"Ayo mari saya antar! La... Lola, tolong jaga kasir bentar dong." teriaknya kepada temannya yang berada dibelakang.

"Bentar Ya,,, aku naruh barang dulu." Ucapnya setengah berteriak lalu dengan cepat menuju ke tempat Satria berganti posisi menjada kasir.

"Ayo mbak, saya antar!" ajak Satria saat kepada Alisya menuju ke tempat yang dicari oleh Alisya yang cukup jauh dari pintu masuk.

"Pantesan semangat ninggalin meja kasir!" gumamnya saat melihat Alisya yang sudah berdiri didekat pintu masuk tersebut.

Tepat saat mereka melangkah pergi, Adith juga masuk kedalam mini market sembari mencari-cari kesana kemari. Lola yang sebelumnya masih tersenyum saat melihat Satria bergerak cepat melihat cewek cantik membuatnya berterimakasih kepada Satria untuk kali itu.

"Ma... maaf, mas cari apa yah?" tanya Lola dengan sedikit gugup kepada Adith. Meski masih terpesona, ia mencoba dengan keras mengumpulkan kesadarannya untuk segera bertanya dengan cepat.

"Oh Aku mencari..." belum Adith menyelesaikan kalimatnya semua pandangan tajam dan terpesona dari seluruh pelanggan mini market yang sebagian besar ibu-ibu dan gadis tersebut berteriak heboh.

"Kya a a tampan sekali, apa di Indonesia punya orang setampan dia? Dia artis bukan sih?" teriak seorang ibu-ibu yang mengira Adith adalah artis sinetron yang mungkin belum di tonton nya.

"Malaikat... Dia pasti malaikat yang turun ke bumi." ucap yang lainnya lagi dengan tatapan terpesona.

"Siapa dia? aku harus mencoba menanyakan namanya." perempuan itu seketika berlari kecil mendekati Adith di ikuti oleh yang lainnya karena adrenalin mereka yang terpancing.

Alisya yang masih mengambil beberapa barang yang sudah Karin kirimkan listnya untuk di beli tiba-tiba kaget karena teriakan mereka yang heboh sedang berlari-lari kedepan pintu.

"Inilah salah satu alasan kenapa aku tidak membawamu, karena dimanapun kau berada dan pakaian apapun yang kamu kenakan, hal itu tetap akan membuat kehebohan seperti ini. huhhh.. " gumam Alisya melenguh pelan sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di depan sana.

"Waaah... ada apa nih? kenapa dalam satu hari ada malaikat dan bidadari yang datang ke mini market ini?" ucap Satria setengah menengok ke tempat kehebohan berlangsung. Dari jauh ia bisa melihat Adith yang sedang dikerumuni oleh para Ibu-ibu dengan penuh semangat.

Alisya tetap cuek dan melanjutkan pencariannya agar bisa secepatnya kembali ketempat penginapan mereka.

"Wah... nak, dadamu bidang sekali." seorang ibu-ibu tanpa permisi sudah menekan dada Adith dengan lembut yang membuat Adith langsung bereaksi dengan menjauh dari sana namun dihentikan oleh ibu-ibu yang lain.

"Lihat otot-ototnya. Luar biasa,, siapa namamu?" tanya nya cepat setelah memijit mijit lengan Adith. Adith yang tak bisa berbuat kasar kepada orang yang lebih tua darinya menjadi kaku dan tak tahu harus bagaimana.

"Wajahnya juga tampan maksmimal" seorang ibu-ibu dengan genit mencubit dagu Adith dengan gemas.

Alisya kembali ke meja kasir sudah siap dengan semua barang belanjaanya tertawa kecil melihat ekspresi takut dari Adith yang langsung memandang penuh permohonan kepada Alisya untuk diselamatkan.

Lola yang masih terpaku dengan kedatangan Adith tak menyadari Alisya yang sudah memanggil manggil nya yang dengan cepat Satria beralih ke tempat Lola.

"Kalau boleh tau nama mbak siapa?" tanyanya setelah dari tadi bingung bagaimana harus bertanya. Dia bertanya sembari memilah barang-barang Alisya yang sebelumnya sudah ia scan harganya.

"Alisya mas!" jawab Alisya ramah dengan senyuman yang manis.

"Maaf ibu-ibu tapi saya kemari bersama tunangan saya " ucap Adith sopan sambil berjalan mendekat ke arah Alisya. Perkataan Adith sontak saja membuat mereka berbalik memandang tajam ke arah Alisya.

Adith dengan cepat meraih pundak Alisya dan memeluknya mendekat kearahnya. Satria hampir saja mematahkan sebuah folpen yang berada disekitar sana.

"Apa???? Dia istrimu??? Kurus, pendek, jelek dan hitam ini?" suara lantang seorang ibu itu langsung membuat mereka terdiam beberapa saat. Keadaan menjadi sangat sunyi dan semilir angin yang berhembus dan suara gagak yang menjadi backsound setelah beberapa saat kemudian.

"Buakakakak,,, ahahahahahaha..." Adith tertawa dengan begitu lepas sembari membawa barang belanjaan milik Alisya.

"Bisakah kau berhenti tertawa? kenapa rasanya ucapan ibu tersebut terasa menyakitkan yah meski tak benar sih." ucap Alisya yang mulai kesal dengan Adith yang terus menertawakan Alisya.

"Emak-emak memang hebat dalam segala hal." seru Adith menghapus air matanya dengan susah payah karena tertawa.

"Aku tak tau apa yang dipikirkan oleh emak-emak itu sampai harus mengatai ku seperti itu. Aku bahkan tak bisa membalas mereka." ucap Alisya dengan desahan berat.

Alisya yang kesal terus berjalan meninggalkan Adith sampai ia menemukan seorang anak kecil yang menangis karena balon udaranya yang nyangkut pada tiang lampu taman resort putri duyung yang cukup tinggi. Beberapa teman-temannya mencoba menghiburnya disekelilingnya.

Alisya bisa saja melompat untuk mendapatkan bola tersebut, tapi ia takut akan reaksi yang ditimbulkannya kepada anak-anak yang berada disana. Alisya tidak ingin membuat mereka takut atau malah memberikan contoh tindakan yang kurang tepat.

"Lakukan dengan cara normal, jika tidak kau akan membuat mereka pingsan karena takut kau bisa melompat setinggi itu atau mereka malah jadi ikut ikutan dengan tindakanmu!" seru Adith cepat mengingatkan Alisya akan apa yang harus dia lakukan.

"Cara normal gimana?" Alisya mencari ke kiri dan ke kanan untuk mendapatkan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengaitkan balon udara tersebut namun tidak ditemukannya.

Adith menaruh barang-barangnya kemudian terduduk kebawah memberikan punggungnya kepada Alisya agar ia bisa naik ke punggunya meraih bola tersebut.

"Kamu mau ngapain?" tanya Alisya bingung melihat apa yang sedang dilakukan oleh Adith.

"Udah naik saja ke bahuku dan raih balon itu." ucap Adith dengan tegas.

"Kamu serius mau melakukan itu dihadapan anak-anak itu?" Alisya merasa kurang yakin akan apa yang harus mereka lakukan.

"Apa kamu punya ide yang lebih baik dari melompat keatas pada ketinggian itu dan membuat mereka semua menangis bahkan pingsan?" Lirik Adith kepada Alisya yang sedang menatap bingung.

"Huuhh,,, baiklah! Aku takkan naik ke atas bahumu. Aku naik ke atas punggungmu saja!" ucap Alisya langsung berada di punggung Adith.

"Apa kau yakin bisa meraihnya dengan ketinggian itu?" tanya Adith mengingat ketinggian bola itu tidak akan cukup jika Alisya hanya naik keatas punggungnya.

"Aku punya rencana!" tegas Alisya meyakinkan Adith akan apa yang bisa ia lakukan.

Melihat Adith dan Alisya sedang berusaha mengambilkan balon miliknya membuat anak-anak itu menatap dengan penuh antusias.

Meski sudah naik ke punggung Adith, Alisya tetap saja memiliki kesulitan untuk meraih balon tersebut sehingga dengan satu dorongan pasti, Alisya melompat keatas dan berhasil meraih balon tersebut.

Alisya yang melompat ke atas membuat Adith dengan cepat menoleh dan menangkap tubuh Alisya yang terjatuh dengan gaya yang terbilang sangat romantis. Mereka terdiam beberapa saat ketika tubuh Alisya sudah berada kedua tangan Alisya.

"Waaah... hebattt!" teriak para anak-anak merasa senang sekaligus kagum atas apa yang barusan terjadi.

"Sayang, rencana mu itu untuk mengambil balon udara itu atau untuk menggodaku?" lirik Adith pada wajah Alisya yang memerah merona karena pandangan Adith yang tajam namun lembut kepadanya.

Alisya langsung berontak turun dari dekapan Adith kemudian memberikan balon tersebut kepada anak yang sebelumnya menangis dengan kencang yang kini sudah melompat-lompat penuh kegirangan.

Bahkan teman-temannya yang lain langsung menyerbu Alisya dan Adith untuk mengucapkan Terima Kasih.