Chapter 276 - Pengumuman Penting

Adith dan Alisya yang baru saja memasuki tempat penginapan mereka, ketika berjalan masuk menuju ke dalam langkah tiba-tiba terhenti ketika melihat semua teman-temannya sudah duduk di sofa dengan tatapan mengintimidasi.

Adith dan Alisya saling berpandangan satu sama lain bingung dengan maksud dari tatapan mereka. Karin dan Yogi lah yang paling merasa di khianati sebab Karin merasa diri paling dekat dengan Alisya begitu pula dengan Yogi pada Adith.

"Kenapa dengan tatapan kalian itu?" kerut Adith merasa tidak nyaman setelah beberapa saat.

"Apa ada sesuatu yang salah?" tanya Alisya yang juga sama bingungnya.

Menghela nafas dalam, Karin langsung mencoba berbicara dengan santai namun terdengar sinis.

"Apa kalian tidak merasa sudah berbuat kesalahan dengan menyembunyikan sesuatu dari kami?" Karin melipat kedua tangannya saat berbicara.

"Apa kami melakukan sesuatu yang salah?" tanya Adith yang mulai paham akan apa yang dimaksud oleh teman-temannya.

"Tentu saja, kalian keterlaluan sekali jika tidak menyadari itu." ketus Yogi dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Ehem..." Adith sengaja batuk pelan dan tertunduk dengan sedikit sunggingan tipis yang kemudian bisa di pahami oleh Alisya.

"Memangnya kami salah apa?" tanya Alisya mencoba mengerutkan keningnya bersikap seolah tak tahu arah akan pembicaraan teman-temannya.

"Waaah.. apa kalian bisa di sebut sahabat?" seru Zein mulai kesal melihat sikap tenang keduanya yang bersikap tidak melakukan kesalahan apapun. Rinto hanya bisa terdiam menunggu jawaban dari keduanya.

"Kalian kenapa sih? ini bukan saatnya main tebak-tebakan!" Suara Adith yang dingin segera memacu emosi mereka dengan sangat kuat.

"Kenapa kalian tidak berterus terang saja apa yang sudah kalian lakukan sebelumnya." tegas Riyan sudah semakin kesal dengan mereka.

"Kalian berdua membuatku semakin... Auhhh" Aurelia sudah tak mampu berkata apa-apa lagi.

Mereka akhirnya bubar satu persatu dengan pandangan kesal karena tak bisa berkata apa-apa lagi kepada Adith dan Alisya. Sedang Adith dan Alisya hanya tertawa memandang satu sama lain melihat tingkah kesal teman-temannya.

Bahkan saat makan siang pun, tak ada satupun yang mau duduk satu meja dengan mereka berdua karena masih kesal dan kecewa dengan tingkah keduanya. Hingga sore hari saat acara gabungan antara kelas IIS yang baru tiba siang hari di gedung sebelah mereka, semuanya berkumpul untuk acara makan bersama dan barbeque.

"Saya ucapakan kepada kalian semua Terima Kasih banyak karena berkat kerja keras kalian sehingga kita bisa memenangkan juara 1 tingkat Nasional kali ini." pak Irhan yang baru saja datang saat itu langsung mengangkat gelasnya dan berpidato. Pak Irhan mencoba bijak di hadapan wali kelas IIS dan para siswanya.

"Terima Kasih juga kepada bapak ibu guru khususnya kepada Akiko yang sudah membantu dalam mendampingi serta menyiapkan banyak hal selama kegiatan berlangsung." seru ibu dengan menunduk sopan kepada mereka semua.

Serentak mereka mengangkat gelas kemudian bersulang satu sama lainnya. Adith pun berdiri tampak ingin mengatakan sesuatu dengan tatapan yang sangat serius.

"Maaf semuanya, aku mau memberikan pengumuman penting. Untuk itu saya minta perhatiannya sejenak." Adith mulai memandang Alisya yang sudah mau melarikan diri namun dengan cepat dihalanginya.

"Kalian mungkin bingung saat aku mengatakan Alisya sebagai Tunangan dan Calon Istri ku sebelumnya. sebagian dari kalian juga mungkin sudah tahu kalau aku sudah melamar Alisya semalam." jelas Adith yang seketika membuat mereka semua heboh dan saling berpandang-pandangan terutama para anak IIS yang baru saja bergabung.

Mizan yang menaruh perasaan pada Alisya pun menatap dengan tatapan terkejut tiada tara saat mendengar Adith sudah berkata seperti itu pada usianya yang masih sangat belia. Jika saja ia katakan bahwa Alisya adalah pacarnya, mungkin ia masih memiliki kesempatan. Tapi tidak untuk sebuah pernikahan.

"Aku memang sudah melamarnya namun pertunangan akan dilangsungkan beberapa hari kemudian sebelum ujian sekolah dilangsungkan. Sedang pernikahan kami rencanakan untuk dilaksanakan setelah pelulusan sekolah." terang Adith sekali lagi yang langsung memandang lurus kepada teman-temannya.

Pandangan Adith ia tunjukkan untuk tidak membuat salah paham mereka karena memang kejadiannya baru semalam dan belum ada waktu yang pas untuk menceritakan kepada mereka sehingga Adith terpaksa harus menunda sampai saat acara makan bersama dimulai.

"Apa susah bagimu untuk menceritakan pada kami sebelumnya?" tanya Zein dengan tatapan kesal.

"Tentu saja tidak! Tapi aku suka melihat ekspresi marah kalian." terang Adith dengan sedikit tertawa pelan.

Mereka semua sontak kaget melihat ekspresi Adith yang begitu hidup dan lebih baik dari pada yang selama ini mereka lihat. Melihat Adith yang tertawa seperti itu membuat mereka ikut merasakan kebahagiaan dari Adith sehingga mereka semua berteriak dan menggoda Alisya dengan heboh.

Setelah selesai, mereka akhirnya mengambil posisi masing-masing menuju pantai untuk menikmati pemandangan langit sore hari. Mereka duduk secara berjejeran sembari bercanda dan tertawa renyah hingga matahari terbenam dan tak terlihat lagi.

"Aku tak sangka kau akan terpikirkan untuk menikah muda Dith." ucap Zein sembari meminum minuman bersoda yang sebelumnya sudah dibeli oleh Adith dan Alisya.

"Aku memilih jalan terbaik antara aku dan Alisya demi kebaikanku dan kebaikannya." seru Adith pelan menelan minuman yang sama.

"Kau hebat! Butuh lebih dari sekedar keberanian untuk bisa mengambil keputusan seperti itu!" tegas Riyan menepuk pundak Adith dengan bangga.

"Aku hanya tak ingin kehilangan dia. Awalnya aku juga berpikir kalau mungkin saja Alisya akan menolak ku karena ia akan merasa bahwa usia kami masih terlalu muda untuk melakukan itu dan dia masih ingin mengejar pendidikannya, namun ternyata ia memiliki pemahaman yang sama denganku." ucap Adith melihat ke arah Alisya yang sedang menggoda Karin untuk meminta maaf.

"Kalian berdua mungkin sudah ditakdirkan untuk bertemu. Meski Alisya masih belum memiliki ingatannya, namun hati dan perasaannya sudah terikat kepadamu." tambah Yogi yang sudah bersahabat cukup lama dengan Adith juga Alisya.

"Apa yang kau rencanakan setelah menikahinya dan lulus dari sekolah nanti?" tanya Gani penasaran akan progres yang sedang dipikirkan oleh Adith.

"Benar, kau pasti sudah memiliki rencana saat menikahi Alisya bukan?" tanya Beni cepat.

"Untuk saat ini aku sudah menyusun beberapa rencana penting untuk kami berdua setelah menikah nanti seperti melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi dan juga aku harus belajar lebih giat lagi untuk bisa memimpin perusaahan dengan baik." jelas Adith terus tersenyum setiap kali melihat Alisya yang selalu tertawa dengan begitu manisnya.

Mungkin saat ini Adith sudah banyak merencanakan banyak hal yang bisa ia lakukan ketika nanti bersama dengan Alisya. Meskipun saat ini orang melihat dengan pesimis, tidak untuk Adith.