Chapter 279 - Ketahuan Selingkuh

Tidak butuh waktu lama, Mizan sudah kembali dengan 2 eskrim yang ada ditangannya. Ketika mendekati Alisya yang sedang duduk memandangi laut, Mizan memperlambat jalannya dan menghampiri Alisya secara perlahan.

Mizan segera memberikan es krim kepada Alisya dengan tersenyum sopan. Alisya meraihnya dengan senang hati.

"Bagaimana kau tahu kalau aku suka dengan es krim coklat ini?" tanya Alisya penuh semangat melihat eskrim coklat yang diberikan kepadanya tersebut.

"Anggap saja insting!" seru Mizan cepat sembari duduk disamping Alisya dan membuka bungkus eskrim miliknya.

"ehemmm.. Alisya, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu." terang Mizan dengan penuh keraguan. Butuh keberanian tinggi untuknya mengatakan hal itu kepada Alisya.

"Apa? katakan saja?" ucap Alisya santai sambil mengayun ayunkan kakinya tak merasakan ketegangan Mizan karena sedang terfokus dengan eskrim miliknya.

"Aku tahu mungkin sebaiknya aku tak mengatakan ini padamu, meski sudah terlambat aku ingin kamu tahu kalau aku disini untukmu." terang Mizan lanjut dengan nada suara yang terkesan sangat serius.

Alisya kemudian bisa mendengar detak jantung Mizan yang tidak teratur dengan ritme yang ia tahu persis tentang apa alunan jantung itu berdetak. Alisya menoleh dengan tatapan bingung karena tak mengerti mengapa Mizan bisa mengeluarkan ritme seperti itu.

Alisya tak tahu kata apa yang bisa ia berikan kepada Mizan sehingga ia terdiam sejenak dengan tetap berpikir positif bahwa bisa jadi ritme jantung miliknya tak ada hubungannya dengan dirinya.

"Aku sudah lama memperhatikan mu dari kejauhan, melihatmu tersenyum serasa memberikan sedikit bekas di hatiku. Aku mulai semakin tertarik saat kau dengan begitu santainya melawan Ubay dengan melompat dari gedung dengan ketinggian yang bisa saja membuat orang mati tapi kau baik-baik saja." terang Mizan menatap Alisya dengan tersenyum.

"Kau begitu misterius, segala sesuatu tentangmu selalu menarik untuk diketahui dan kau membuatku semakin penasaran hingga ketika aku mendengar kau akan menikah aku rasa diriku terlalu lama berdiam diri." terang Mizan lagi yang kini sudah membalikkan tubuhnya ke arah Alisya.

Alisya kemudian paham akan apa yang selanjutnya dikatakan oleh Mizan. Alisya berusaha mencari alasan yang tepat untuk segera melarikan diri dari sana karena ia tidak nyaman dengan situasi seperti itu.

Tepat saat Mizan akan membuka mulutnya lagi, Alisya yang sedang menaikkan eskrim ke mulutnya karena gugup segera dikejutkan oleh Adith yang langsung ikut memajukan wajahnya menggigit es krim itu yang sekilas dapat dilihat oleh Mizan hidung mereka saling bersentuhan.

"A.... Adith???" Alisya yang terkejut menjadi salah tingkah dengan kemunculan Adith dihadapannya.

"Aku mencari mu sejak tadi, tak ku sangka kau berada disini." seru Adith santai sembari mengelap bekas eskrim yang melekat di bibir Alisya dengan lembut.

"Oh itu karena Mizan,,, oh iya maaf.. lanjutkan kalimat mu!" Alisya sengaja bersikap sopan dengan menyuruh Mizan untuk melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti.

Mizan hanya tersenyum simpul dan merasa bahwa sudah tak ada ruang baginya disana karena reaksi Alisya saat berhadapan dengan Adith terlihat jauh berbeda dengan ketika ia bersama dengan dirinya.

"Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak, berkat kamu aku jadi memiliki motivasi untuk bisa lebih percaya diri lagi kedepannya." terangnya menjulurkan tangan kepada Adith dan Alisya.

Alisya menyalaminya dengan canggung yang kemudian tangan Mizan beralih kepada Adith setelah bersalaman dengan Alisya.

"Selamat atas pertunangan kalian nanti dan saya doakan semoga niat baik kalian terus diberikan kelancaran sampai pada waktunya nanti." seru Mizan ketika Adith meraih tangan Mizan dengan santai.

"Terimakasih!" tegas Adith singkat dan hangat.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang dan memberikan kalian waktu untuk bisa...." Mizan tidak bisa melanjutkan kalimatnya dan hanya tertawa pelan. Ia pun segera berpamitan pergi meninggalkan Adith dan Alisya dengan hati yang ketir dan sakit. Tapi ia tidak bisa mengalahkan Alisya karena hal tersebut karena Alisya tak tahu apapun tentangnya.

Setelah kepergian Mizan, Adith memandangi Alisya dengan tajam yang membuat Alisya memundurkan langkahnya dan hampir terjungkal kebelakang karena tertahan oleh kursi.

Adith dengan cepat menangkap pinggang Alisya dan memandang wajah Alisya yang sudah berwarna merah karena terkejut juga takut kepada Adith karena tatapannya tersebut.

"Sayang, melihat reaksi mu seperti ini itu hanya semakin membuatku berpikir kalau kau sedang ketahuan selingkuh di belakang ku!" Adith membelai rambut Alisya dengan lembut sengaja untuk menggodanya.

Alisya yang mendengar apa yang dikatakan oleh Adith dengan segera merasa kesal dan jengkel yang dengan santainya ia memutar tubuhnya mendorong Adith pelan dan pergi meninggalkan dirinya.

Adith tertawa melihat tingkah kesal Alisya sehingga ia berusaha bangkit dari tempatnya mengejar Alisya.

"Kau mau kemana?" tanya Adith cepat menghentikan langkah Alisya.

Alisya melipat kedua tangannya dihadapan Adith dengan tersenyum licik.

"Aku akan segera menikah denganmu, sepertinya punya sedikit pengalaman dekat dengan beberapa orang tidak buruk." tegas Alisya sembari berlalu ingin menghindari Adith lagi yang sedang berdiri dihadapannya.

Mendengar itu, Adith segera menahan tangan Alisya lalu menariknya mendekat kearah dirinya dengan cepat yang membuat Alisya langsung menatap wajah Adith dari jarak yang cukup dekat. Dekapan Adith begitu erat dan kuat pada pinggangnya.

Alisya berusaha melepaskan diri dari Adith dengan mencoba mendorong tubuh Adith dengan kuat.

"Maafkan aku, tidak seharusnya aku menuduh mu seperti itu." Adith yang tak sanggup jika harus terjadi kesalahpahaman diantara mereka dengan cepat meminta maaf kepada Alisya.

Adith mengecup kening Alisya dengan lembut dan hangat yang membuat rasa kesal dan marah Alisya seketika menguap ke atas udara dengan cepat. Alisya terdiam sejenak dan menyadari bahwa apa yang ia lakukan juga salah terlebih Alisya yakin kalau Adith pasti bisa mengetahui gerak gerik dari Mizan sebelumnya.

"Maafkan aku juga, tidak seharusnya aku berkata seperti itu padamu!" Alisya tertunduk menyadari apa yang baru ia katakan sebelumnya adalah hal yang tak pantas bagi dirinya maupun bagi Adith mengingat akan komitmen yang sudah siap mereka berdua jalin.

"Bisakah kalian berhenti melakukan itu dihadapan kami?" seru Aurelia yang mulai jengah dengan tingkah mesrah Adith dan Alisya. Aurelia sengaja ingin menemui mereka untuk mengajak keduanya bergabung dalam rencana mereka malam itu.

"Sejak kapan kalian berada disitu?" Alisya dengan gugup langsung melepaskan genggaman Adith dipinggangnya sedang Adith hanya tersenyum nakal.

"Tim ngontrak mau mengadakan sebuah kerja sama!" singgung Yogi kepada Alisya dan Adith yang sedang terlihat seperti bumi ini hanya milik mereka berdua saja sedang yang lainnya hanya masuk dalam hitungan ngontrak dibumi milik mereka sampai keduanya tak menyadari kehadiran Yogi dan Aurelia disana.