Chapter 280 - Cemburu

Setelah selesai menceritakan segala rencana mereka kepada Adith dan Alisya, mereka berdua yang awalnya menolak untuk bergabung akhirnya mau tak mau harus menuruti keduanya yang sangat gigih dalam hal memaksa.

"Apa kita benar-benar harus melakukan ini? Bagaimana kalau ternyata kita salah?" tanya Alisya merasa kurang Yakin dengan apa yang sedang mereka rencanakan saat ini.

"Akan lebih baik jika kita buktikan secara langsung. Ini bisa menjadi kenangan yang bagus sebelum kita lulus sekolah." terang Adith menenangkan kekhawatiran Alisya dengan memegang pipinya lembut.

Alisya hanya mengangguk mencoba untuk percaya kepada apa yang dikatakan oleh Adith. Memang benar kalau akan lebih jelas jika mereka membuktikan sendiri secara langsung.

"Bagaimana kalian sudah siap? Aku serahkan urusan Karin kepada kalian sedang Adora, biar kami yang mengurusnya." terang Aurelia setelah merasa sudah tidak sabar lagi untuk melaksanakan rencana mereka.

"Serahkan pada kami, sebaiknya kita bergerak sekarang!" Yogi kemudian berjalan mendekati Ryu yang berlari dengan cepat di ikuti oleh Adith.

Melihat Yogi yang cukup semangat, Adith jadi ingin menjahili Yogi terlebih dahulu sebelum melanjutkan rencana mereka. Adith dengan segera mengait kaki Yogi untuk membuatnya jatuh. Yogi kehilangan keseimbangan yang tak terduga ia malah tak sengaja mendorong Ryu sehingga Ryu jatuh ke dekat perapian api unggun yang mereka bakar.

"Ryuu... Kau baik-baik saja?" teriak Feby dan Emi yang kaget saat Ryu jatuh tepat dihadapan mereka.

"Aku baik-baik saja!" terang Ryu yang mencoba bangkit yang kemudian tidak sengaja bertumpu pada bara api yang terlempar dari tumpukan nya. Ryu meringis perih saat mengangkat tangannya cepat melepuh karena terbakar.

"Tangan kamu melepuh!" seru Gani dengan suara lantang yang membuat Karin dengan cepat menghampiri mereka yang sedang berusaha membantu Ryu bangkit dari tempat duduknya yang terjatuh dekat bara api.

"Bagaimana ini? rencananya jadi kacau karena kamu!" Yogi bergumam pelan kepada Adith dengan kesal.

"Tidak masalah, ini justru lebih bagus!" seru Adith saat melihat reaksi panik dari Karin yang mendatangi Ryu.

"Maafkan aku, aku tak sengaja!" Yogi dengan cepat pergi meminta maaf kepada Ryu karena merasa bersalah. Kejadian tersebut sedikit berada di luar rencana mereka.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. ini hanya luka kecil." jelas Ryu menenangkan Yogi.

"Meskipun begitu, ini harus segera di obati agar tidak menjadi parah!" Karin segera menarik Ryu memimpin jalan menuju ke tempat penginapan mereka meninggalkan teman-temannya disana untuk segera mengobati tangan Ryu.

Riyan melihat Karin yang begitu khawatir kepada Ryu membuatnya sadar bahwa hati Karin kini sudah terpaut pada Ryu saat ini. Diapun hanya kembali terduduk menatap kosong dan hampa ke api unggun mereka yang semakin lama semakin redup.

Yogi yang melongo tak percaya akan jadi semudah itu berbalik kepada Adith dengan menaikkan jempolnya. Adith hanya tersenyum kembali melirik ke arah Alisya dan Aurelia yang sedang bersama Adora dan yang lainnya.

Meskipun mereka sempat juga merasa khawatir, tapi begitu melihat Karin sudah bergerak cepat akhirnya membuat mereka kembali terduduk. Aurelia meminta Beni dan Gani untuk bermain musik sehingga mereka bisa bernyanyi bersama.

"Ben, kamu juga bisa bermain gitar kan? kenapa kau tidak menghibur Adora yang sedari tadi aku perhatikan ia tampak murung." pinta Aurelia kepada Beni yang sedang memukul mukul ember plastik yang ia jadikan sebagai gendang.

"Pilih lagu yang cukup romantis, untuk menghiburnya." bisik Alisya cepat ke pada Beni. Beni yang merasa sudah cukup akrab dengan Adora tak menaruh curiga apapun dengan apa yang sedang direncanakan oleh Aurelia maupun Alisya.

Melihat Adora yang tak menunjukkan ekspresi apapun dan terlihat datar namun suram membuat Beni dengan segera mengambil Gitar dari tangan Gani kemudian mulai memetiknya secara perlahan-lahan.

Petikan Beni serta lagu yang dibawakan olehnya memang begitu mempesona dan sangat terdengar merdu, namun lama-kelamaan petikan gitar itu berubah menjadi sebuah petikan yang terdengar konyol dengan lirik lagu yang ia ubah sehingga terdengar sangat lucu.

Adora yang sebelumnya tak begitu tertarik pada akhirnya tertawa dengan lepas karena ekspresi konyol dari Beni. Bahkan Aurelia dan Alisya pun menyukai apa yang sedang di tunjukkan oleh Beni sehingga mereka berdua ikut tertawa lepas juga karenanya.

"Kau sangat cantik saat tersenyum seperti itu." Bisik Adith yang langsung memakaikan kos tangan tebal kepada Alisya. Alisya hanya tersenyum sembari mengambil tangan Adith kemudian menggosokkan tangannya agar Adith juga dapat merasakan hangat.

Melihat Adora yang tertawa lepas, Beni akhirnya memberikan gitarnya kepada Gani yang gantian memetik gitar tersebut dengan penuh semangat saat melihat Beni mengajak Adora untuk berdansa dengan gemulai.

Zein yang melihat Adora dengan santai nya berdansa dengan Beni membuatnya kesal dan pergi dari sana.

"Kau mau kemana?" tanya Riyan cepat saat melihat Zein sudah bergerak pergi. Zein tak menjawab dan hanya pergi dengan tatapan jengkel.

Ia melangkah dengar terburu-buru bahkan tak menoleh sedikitpun kebelakang.

"Untuk bisa melihat seseorang benar memiliki perasaan dan memacunya untuk bertindak lebih jelas adalah dengan membuatnya cemburu!" seru Aurelia sembari meraih tangan Yogi yang datang menghampiri dirinya.

"Kau cukup berhasil membuat hubungan orang menjadi dekat, tapi kau memiliki kelemahan jika itu terhadap hubunganmu sendiri." bisik Yogi menggoda Aurelia dengan nakal. Aurelia langsung mencubit pinggang Yogi dengan gemas.

Zein kembali dan langsung menarik tangan Adora dan melepasnya dari Beni. Tanpa berbalik Zein terus menariknya pergi dari sana.

"Hei Zein, apa yang kau lakukan?" tanya Beni panik melihat Zein yang menarik Adora terlalu cepat dan sedikit terlihat kasar.

Adora yang tak bisa apa-apa hanya bisa mengikuti langkah kaki Zein dengan sangat cepat dan terburu-buru meninggalkan tempat teman-temannya.

"Bersiaplah pada tahap selanjutnya!" seru Alisya mengingatkan Adith untuk segera pergi melanjutkan rencana mereka berikutnya.

"Bisakah Yogi saja yang melakukannya?" Adith masih tak ingin berada jauh dari Alisya.

"Pergilah!" tegas Aurelia yang langsung menarik Adith dari hadapan Alisya. Alisya hanya tertawa sambil melambai memberikan semangat kepada Adith dan Yogi untuk melakukan yang terbaik.

Dengan malas, Adith dan Yogi segera pergi dari sana menuju ke tempat yang sudah mereka tunjukkan sebelumnya.

"Lepaskan!!! apa yang sedang kau lakukan sekarang?" Adora membanting tangannya agar bisa lepas dari genggaman Zein karena kesal.

"Aku tak suka melihat mu bersikap santai dengan cowok lain." bentak Zein dengan kesal kepada Adora.

"Haaaah???? ahahhahahaha! memangnya apa urusanmu jika aku bersikap seperti itu dengan mereka?" Adora merasa kalau Zein sedang bersikap non sense kepada dirinya.

"Tidak, kau hanya bisa bersikap seperti itu padaku saja! Bukankah kau menyukaiku?" tanya Zein dengan suara lantang yang membuat Adora semakin kesal.

"Wuaahhh... kau sangat luar biasa, kau bahkan tak perduli terhadap semua hal yang sudah aku lakukan untuk mu. Kau bahkan tak sekalipun pernah melirik ku dan terus mengabaikanku, apa kau sadar dengan apa yang sedang kau lakukan saat ini?" tanya Adora dengan tatapan kesal memajukan tubuhnya menantang Zein dengan geram.

"Terserah kau mau berkata apa, aku tau kau menyukaiku untuk itu kau hanya bisa menatap kepadaku dan bersikap manis dihadapanku saja!" tegas Zein kepada Adora dengan membalik badan membelakanginya.

Adora yang kesal segera berdiri kembali di hadapan Zein merasa tak Adil dengan sikapnya yang membatasi dirinya dengan begitu mudahnya sedang dia hanya terus terusan saja mengabaikan dirinya.

"Oyy tuan elite, bagaimana bisa kau bersikap seperti itu padaku? jadi kau tau kalau selama ini aku menyukaimu dan kau hanya mengabaikan ku begitu saja? Apa kau tau bagaimana rasanya saat cinta mu hanya bertepuk sebelah tangan? tidak aku akan berhenti mencintai mu mulai dari sekarang. Aku capek...." Mata Adora sudah terlihat berkaca-kaca.

Zein yang melihat Adora mulai menitikkan Air matanya dan ingin pergi dari sana dengan cepat dihentikannya lalu ia mencium Adora lembut tepat bersamaan dengan meletusnya kembang api.