Chapter 283 - Bar Diskotik

"Kalian yakin kalau Ubay dan Gery ada disana?" tanya pak Irhan ingin memastikan sekali lagi sebelum mereka pergi.

"Benar, tidak mungkin bagi mereka untuk berada disana. Itu adalah area terlarang bagi mereka yang belum cukup umur." terang ibu Vivian masih tak yakin dengan apa yang dikatakan oleh siswanya.

"Aku sudah mencoba melacaknya, dan benar ia berada disana selama 3 jam terakhir." pak Irhan dan ibu Vivian pada akhirnya percaya setelah mendengar perkataan Adith.

Bukan berarti mereka tidak mempercayai siswa yang lainnya, namun Adith memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam bidang teknologi sehingga mereka tak meragukan perkataan Adith.

"Ubay dan Gery meminta izin kepadaku sebelumnya, tetapi mereka hanya berjalan-jalan disekitar sini karena tidak begitu tertarik berkumpul dengan yang lainnya." terang Wali kelas IIS mendesah tak menyangka kalau mereka berdua sampai tak kembali dalam waktu yang cukup lama.

"Aku ingat, sebelumnya aku lihat dia bertemu dengan seorang perempuan. Tapi aku tak tahu dia siapa." Jiza langsung berkata dengan cepat saat ia mengingat sempat melihat Ubay dan Gery berbincang-bincang dengan seorang perempuan sebelumnya.

"Sepertinya memang kita harus memastikannya sendiri. Kalian bisa tunggu disini saja, kalian hanya akan merepotkan jika ikut. Aku rasa Adith sudah cukup untuk ikut bersama kami." jelas pak Irhan memberikan arahan kepada Zein dan yang lainnya.

"Saya jamin bapak akan membutuhkan mereka, Karin memiliki lisensi kedokteran jika memungkinkan ada terjadi sesuatu kepada Ubay dan Gery, sedang Alisya memiliki pendengaran yang cukup tajam yang bisa membantu kita dalam melakukan pencarian nanti." Adith dengan segera menjelaskan mengapa ia datang bersama Karin dan Alisya.

"Selain itu, kami juga bisa membantu Adith dalam mengoperasikan semua alat-alat yang dimilikinya. Sedang Ryu, dialah yang paling ahli jika kita harus berhadapan dengan beberapa preman." tambah Zein lagi.

Adith dan Zein saling berpandangan, mereka tak menyangka kalau alat mereka bisa dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Mereka juga sangat berterimakasih kepada Riyan yang diam-diam mengambil semua peralatan tersebut karena iseng.

"Baiklah, tapi jika mereka malah membuat kita jadi terhambat, kau harus memulangkan mereka secepatnya." seru pak Irhan tak yakin dengan apa yang dipikirkan oleh Adith dan Zein.

Pak Irhan yang hanya mengizinkan laki-laki untuk ikut bersamanya mau tidak mau menuruti permintaan Adith. Mizan dan Erik yang sangat Khawatir pun ikut bersama mereka dengan memaksa kuat.

"Pak Anto dan bu Vivian, kalian lebih baik disini bersama yang lainnya untuk tetap memantau mereka semua jangan sampai ada lagi yang keluar dari resort ini." tegas pak Irhan sebelum akhirnya pergi meninggalkan ibu Vivian yang sebelumnya sempat memaksa untuk ikut juga.

Karena sudah larut malam, mereka tak menemukan kendaraan apapun disana. Akan terlalu mencolok jika harus menggunakan bus namun karena tak ada pilihan lain, pak Irhan terpaksa memakai bus tersebut sebagai alat kendaraan mereka.

Bus tersebut juga bisa di pakai oleh Adith dan yang lainnya dalam memantau keadaan dari jarak jauh sehingga mereka tak perlu datang berbondong-bondong kedalam area tersebut. Pak Irhan turun dari bus bersama Adith dan Ryu begitu mereka sampai ke area tersebut.

"Sepertinya tempat ini adalah diskotik yang berkamuflase menjadi karaoke keluarga karena apa yang terlihat dari pelacakan dari Erik, tempat ini adalah Bar Diskotik yang tidak sembarang orang bisa masuk." terang Zein sembari terus memperhatikan layar dari alat komunikasi mereka yang berada pada pak Irhan maupun Adith dan Ryu.

"Aku tidak tau apakah mereka masih berada didalam atau malah handphone mereka sudah dicuri dan dibawa ke tempat itu." tambah Erik lagi dengan gusar membuka sedikit horden bus itu untuk melihat keluar.

"Tutup, kau bisa membuat kita ketahuan. Jangan sampai mereka melihat cahaya dari bus ini." Riyan dengan cepat menghentikan Erik sebelum horden tersebut terbuka dengan sangat lebar.

Tepat setelah itu, pak Irhan dan yang lainnya sudah sampai di depan Bar yang menjadi tempat terakhir kali handphone milik Ubay dan Gery berada.

"Maaf pak, sepertinya kau membawa dua orang yang tidak seharusnya berada disini. Terlebih pada jam selarut ini." seru si penjaga menghalangi pak Irhan masuk kedalam Bar.

"Aku hanya ingin masuk kedalam untuk memeriksa sesuatu jadi tidak akan lama." pak Irhan mencoba masuk tapi tak mendapat Izin dari penjaga pintu yang terlihat berbadan besar dan kekar tersebut.

"Pergilah!!! kami tidak bisa mengizinkan kalian masuk." bentaknya keras menatap garang ke arah pak Irhan.

"Kau bisa masuk setelah memulangkan mereka berdua kerumahnya!" tambah seorang penjaga lainnya.

"Sepertinya memang mereka yang dibawah umur tidak di izinkan untuk masuk ke dalam." bisik Ryu kepada Adith sembari memperhatikan tempat tersebut dengan saksama.

"Bukankah ini karaoke keluarga? seharusnya kami bisa masuk bukan?" tanya Adith yang sengaja menguak kamuflase mereka untuk membiarkan mereka masuk.

Seorang penjaga yang lain akhirnya langsung memberi kode untuk membiarkan mereka kali itu.

"Kalian bisa masuk tetapi disebelah sana. Kalian tidak bisa melewati pintu ini." tegasnya membuat mereka bergeser ke arah pintu yang lain.

Pak Irhan dan yang lainnya mau tidak mau mengikuti arahan dari penjaga tersebut ke pintu sebelah yang terlihat lebih terang di banding dengan pintu sebelahnya.

"bukk buk buk buk!!!" seseorang memukul pintu mobil dengan keras membuat Alisya dengan ragu-ragu membuka pintu tersebut.

Begitu pintunya terbuka, Gery dengan cepat menghambur masuk kedalam bus dengan hanya sebagian tubuh saja yang masuk serta tubuhnya yang terlihat berdarah darah kesana kemari.

"Gery..." teriak Mizan ketika mengenali wajah Gery meski dalam ke remang-remangan sinar yang terlihat dari bus tersebut.

"Karin!!!" Alisya langsung memberikan tanda kepada Karin untuk segera melihat kondisi Gery saat itu.

"Apa yang terjadi? Bagaimana kalian bisa berada ditempat ini?" tanya Erik cepat menghampiri Gery yang setengah sadarkan diri.

"Ohookkk..." Gery memuntahkan darah segar dari mulutnya yang dengan cepat mereka menarik tubuh Gery masuk kedalam bus dan Karin mau tidak mau menyalakan lampu bus tersebut untuk bisa membuatnya melihat luka-luka yang diderita oleh Gery.

Melihat gerakan Karin, Zein dengan cepat mengaktifkan invicible yang ia lempar ke atas bus agar membuat bus mereka tampak seolah tak terlihat berada disana. Posisi mereka yang berada tak jauh dari tempat itu cukup berbahaya jika diketahui.

Hal ini juga akan menyulitkan pak Irhan dan yang lainnya saat terjadi sesuatu dan kembali ke bus mereka. Namun saat ini itulah yang terbaik, Riyan kemudian memindahkan bus mereka saat melihat ada beberapa pengawal yang terlihat sedang melakukan pengejaran kepada Gery.