Chapter 287 - Binatang???

"Kak Ernanda, sebaiknya kakak ke Bar sekarang. Gusta telah melakukan suatu kesalahan besar. Kita kedatangan Hime." seorang penjaga yang dihantam dengan keras oleh Gusta berusaha menghubungi kakak tertua mereka.

"Hime??? Aku tahu dia di Indonesia, tapi bagaimana mungkin dia menampakkan dirinya sekarang?" Ernanda bangkit dari tempat duduknya terkejut tak percaya.

"Sulit bagiku untuk menceritakan semuanya, tapi seorang pemuda memiliki tanda elite berwarna hitam." tambahnya lagi sesekali menarik nafas kuat. Mendengar hal tersebut, Ernanda segera berangkat menuju ke Bar milik mereka.

"Kita sudah sampai, silahkan Hime." ucapnya membukakan pintu ruangan tempat di mana Adith dan pak Irhan di sekap.

Alisya langsung menghambur kedalam dan menemukan Adith yang sedang merawat pak Irhan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Alisya cepat kepada Adith yang mengangguk pelan namun langsung memandang ke arah pak Irhan.

"Sebaiknya kita segera membawa dia kerumah sakit, pak Irhan butuh perawatan secepatnya." seru Adith mencoba mengangkat tubuh pak Irhan di bantu oleh Ryu dan pengawal yang sebelumnya menunjukkan mereka jalan.

"Adith, pergilah! Aku akan melanjutkan mencari Ubay. Aku yakin dia masih ada disini dan butuh pertolongan secepatnya." Alisya tak ingin keluar dari sana sebelum bisa menemukan dan menyelamatkan Ubay. Jika dia ikut pergi bersama Adith, maka apa yang sudah mereka lakukan dan dapatkan akan menjadi sia-sia.

"Aku akan datang secepatnya setelah selesai membawa pak Irhan. Tunggu aku dan hati-hati." meski berat untuk membiarkan Alisya menangani semua itu sendirian, Adith tidak punya pilihan lain karena tidak ada waktu lagi karena pak Irhan sudah mengalami banyak kehilangan darah.

"Antar mereka dan sediakan mobil secepatnya!" perintah Alisya kepada salah seorang pengawal yang berada tak jauh dari sana. Melihat itu dia dengan cepat mengangguk kemudian meluncur mendahului Adith dan yang lainnya untuk segera mengeluarkan mobil.

"Nah.. sekarang mari kita lihat siapa sebenarnya dirimu." Alisya mulai menyisir satu persatu ruangan yang belum dilewatinya yang cukup sulit baginya untuk bisa memusatkan pendengarannya karena suasana bising di setiap room yang ia lewati.

"Tempat ini begitu kotor! Aku tak menyangka Adith masih bisa menangani nya, sepertinya kemampuan pengendalian indra penciumannya semakin meningkat." Alisya masih terus mencari dari satu tempat ke tempat lain namun tidak menemukan apapun.

"Hai sayang, kau harusnya masuk dan temani Om yah..." seorang pria tua mabuk langsung merangkul Alisya dari belakang. Alisya tak menyadari kehadirannya karena tak merasakan aura membunuh dari dirinya.

"Lepaskan!" Alisya dengan kuat mendorong pria tua dengan perut buncit yang berbau alkohol tersebut.

"Ah... aku akan membayar mu berapapun kau minta, kau sangat cantik!" tambahnya lagi memberikan cubitan genit pada tangan Alisya. Alisya memalingkan wajah menepis tangan pria tua tersebut dengan kesal. Ia mencoba menahan diri namun tiba-tiba saja pintu salah satu room di belakangnya terbuka.

"Eitsss... kau harus melayani kami. hahahahhaah" seorang pria tua lainnya juga langsung menarik Alisya masuk kedalam room bersamaan dengan dorongan dari pria tua yang sebelumnya.

Alisya terdorong masuk kedalam room tersebut yang ternyata di dalamnya di penuhi oleh banyak pria tua lainnya dengan beberapa perempuan yang sedang asik melakukan goyangan serta layanan kepada mereka.

Sebagian dari mereka terlihat mengeluarkan air mata karena tak ingin melakukannya dan sebagian lainnya mendapatkan kekerasan di tampar setiap kali mereka tidak ingin melakukannya atau malah dicekoki dengan minuman keras. Bau narkoba juga menyebar di seluruh ruangan hingga Alisya mulai merasa pusing dan mual karenanya.

"Tingkah kalian benar-benar biadab. Kalian tidak bisa disebut sebagai manusia, melainkan binatang!" geram Alisya merasa marah melihat tingkah mereka yang menjijikkan.

"Binatang??? hahahahaha... Sini aku perlihatkan bagaimana binatang yang sebenarnya saat memberikan kamu kenikmatan yang tiada tara." ucap pria tua setengah mabuk yang menarik Alisya sebelumnya.

"Benar, kami akan memberikan mu pelayanan terbaik yang akan membuat mu ketagihan atau melayang." tambah pria tua yang sebelumnya juga telah menghentikannya.

Mendengar ucapan kedua pria itu yang terus tertawa dan mulai menatap Alisya dengan menjilat lidahnya membuat Alisya langsung melayangkan pukulan pada bagian leher mereka berdua.

"Ohokkkk ohooookkk... Brengsek sekarang kau takkan ku biarkan lolos lagi." ucapnya sekali lagi maju untuk menyergap Alisya.

Alisya dengan kuat melayangkan tendangan berputar langsung mengenai wajah dari si pria tua yang langsung saja membuatnya oleng dan menghantam dinding. Alisya kemudian melompat dan memukul kepala pria yang satu dengan menggunakan sikunya yang sontak saja membuatnya pingsan tak bergerak.

"Kyyaaaaaa....!!!!" beberapa perempuan yang masih mendapatkan kesadarannya segera berteriak kencang mengambil potongan potongan pakaiannya di lantai.

Alisya bahkan sampai mematahkan tangannya dengan menekan bagian siku pria tua tersebut dengan lututnya dan memutarnya dengan kuat lalu menginjak jari-jarinya hingga retak.

Mata Alisya segera menatap tajam ke arah pria-pria tua lainnya yang terlihat tertawa dan mulai berdiri untuk mendapatkan Alisya namun dengan cepat Alisya memukul perutnya dengan sangat kuat hingga ia memuntahkan isi perutnya. Tidak sampai disitu saja, Alisya kemudian menendang kepalanya menggunakan lututnya.

"Keluarlah!!! kalian sudah bebas sekarang." teriak Alisya dengan lantang yang membuat mereka semua berhamburan keluar dari tempat itu meski dengan tubuh setengah telanjang.

Kemarahan Alisya tak berhenti sampai disitu saja, ia bahkan sampai membuat patah tangan dan kaki mereka satu persatu hingga salah satunya ia benturkan kepalanya ke tembok.

Alisya sudah melumpuhkan mereka semua dengan begitu ganas sehingga ia kemudian mulai mendobrak satu persatu pintu room yang ada pada bar itu kemudian mengeluarkan semua perempuan yang ada disana.

"Siapa kau??? berani sekali." seorang pria yang ingin melayangkan pukulan pada Alisya dengan cepat tangannya di perlintir keras dipatahkannya kemudian menendang lututnya dan membanting kepalanya ke atas meja hingga pecah.

"Brengsek!!! wanita Ja**ng..!" maki yang lainnya yang melompat menerjang Alisya namun dengan gampangnya Alisya menendangnya disaat ia sedang dalam keadaan melayang hingga mematahkan tulang rusuknya.

Alisya menghabiskan room satu persatu dan mengeluarkan mereka semua hingga tersisa satu room saja disaat semua orang sudah menghambur keluar dari tempat itu.

Beberapa pengawal yang masih belum mengetahui Alisya pun mencoba untuk menghentikannya namun Alisya membenturkan mereka satu persatu ke dinding dengan meninju pelipis mereka satu persatu hingga tumbang dengan mata yang memerah karena tekanan tinju Alisya menekan kuat pembuluh darah sekitar matanya.

"Hime... maafkan aku,, " Ernanda yang datang terlambat segera menghadap kepada Alisya. Ia juga tak mengetahui kalau tempat yang dikelola oleh Gusta terdapat ruangan lain seperti ini.

Alisya langsung menendang dadanya dengan keras yang membuatnya sampai jatuh tersungkur dengan keras. Ia kemudian bangkit kembali dan mencoba untuk berdiri dengan tegap seolah tak mendapatkan pukulan apapun ataupun juga merasakan sakit.

"Maaf..." ucapnya sekali lagi sembari menunduk sangat rendah kepada Alisya meminta maaf.

"Bersihkan kesalahanmu sekarang juga!" perintah Alisya dengan suara berat dan dingin. Alisya langsung mengeluarkan aura membunuhnya dengan sangat kuat sehingga Ernanda bergetar dengan sangat hebat.

Ernanda tak pernah menyangka kalau Hime yang selama ini mereka rumorkan dari atasannya jauh melebihi bayangannya. Mereka pernah mendengar bagaimana pemimpin sebelumnya yang sangat kuat dan mampu menyatukan semua geng dengan mudah. Hime yang satu ini lebih mengerikan dan bahkan bisa ia sebut sebagai Bakemono (Monster/Iblis dalam bahasa jepang).

"Baik Hime, aku akan mem... bebaskan mereka semua dan mengeluarkan mereka semua dari sini." Ernanda tergagap tak bisa berbicara dengan benar karena merasa sangat takut dengan aura intimidasi yang diberikan oleh Alisya.

Alisya segera menuju ke pintu terakhir yang belum dimasukinya. Dari luar ia bisa merasakan aura membunuh yang sangat kuat sehingga Alisya yakin bahwa wanita didalam adalah Rafaela.

"Selamat datang di singasana ku. Tak ku sangka aku bisa bertemu denganmu secepat ini, info yang diberikan oleh Artems ternyata begitu akurat. Anak ini benar adalah kekasihmu." tunjuknya pada Ubay yang kepalanya berada di bawah kakinya.