Chapter 307 - Bangunlah

"Kenapa kalian berdua baru pulang sampai selarut ini?" Nenek Alisya yang membuka pintu kaget melihat Alisya dan Ryu yang terlihat kelelahan dan masih mengenakan pakaian seragam pramukanya.

"Hari ini di sekolah lagi banyak sekali materi pengayaan nek, akhirnya Alisya bisa tidur dengan tenang hari ini karena besok hari minggu." Alisya merebahkan dirinya di sofa di ikuti oleh Ryu yang tampak memiliki warna wajah yang sama dengan Alisya, yaitu kelelahan.

Mereka sudah menghabiskan beberapa minggu di sekolah untuk mengikuti pembimbingan pembelajaran tambahan disore hari merasa sangat lelah dan tak bertenaga.

Hari itu merupakan hari terakhir mereka pengayaan sehingga Alisya merasa sangat lega karena setidaknya mereka diberikan waktu satu Minggu untuk beristirahat sambil melakukan simulasi sederhana dalam pelaksanaan ujian berbasis komputer kedepannya.

"Ya sudah, kalau begitu kalian berdua mandi dulu kemudian makan. Nenek nggak akan izinkan kalian tidur sebelum makan." Alisya tahu betul kalau perintah neneknya adalah mutlak namun matanya sudah terlihat membuka dan menutup karena rasa kantuk yang teramat dalam.

"Alisya bisa baring 10 menit? ngantuk banget nih." ucap Alisya mencoba bernegosiasi dengan neneknya.

Ryu hanya mampu menaikkan jempolnya mendukung apa yang di katakan oleh Alisya karena ia juga merasakan hal yang sama.

"Kalau kalian mau mandi, aku sudah siapkan air panas biar tubuh kalian lebih segar." Akiko datang membantu Alisya dan Ryu yang kelelahan untuk melepaskan Tas dan kaos kaki mereka.

"Umpphh,, kaos kaki kalian bau sekali." keluh Akiko jijik tapi tetap terus membantu mereka berdua.

Akiko terlihat seperti seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak yang begitu kacau dan butuh banyak perhatian darinya.

"Bangunlah, ini masih maghrib. Tidak baik bagi kalian tidur dijam segini, kamu juga harus sholat kan Alisya!" nenek Alisya mengingatkan akan kewajiban Alisya sebelum ia benar-benar melewatkan waktu sholat nya.

"Tapi nek, aku sangat mengantuk sekali, Alisya itu capek nek!" Alisya merengek tak ingin meninggalkan sofa itu untuk sementara.

"Bangunlah!!! dan Mandi!!! jika tidak kalian akan tanggung sendiri akibatnya." Hentakkan keras dari nenek Alisya seketika membangunkan mereka berdua dengan cepat.

Ryu bahkan sampai melompat lari dengan mata yang terbuka lebar sedang Alisya jatuh dari sofanya. Alisya dengan cepat mengikuti Ryu untuk melarikan diri dari sana menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.

Akiko hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua yang terkejut karena suara neneknya. Bahkan dia yang berada dibelakang nenek Alisya pun langsung mengelus dadanya dengan kuat karena sama terkejutnya.

"Tumben sekali Kakek sama Bapak makan di rumah? apa karena ini malam minggu?" Alisya tidak menyangka kalau kedua orang yang super sibuk tersebut bisa berada di rumah untuk makan bersama.

Ryu langsung menggeser tempat duduk Alisya agar ia bisa duduk didekat ayahnya saat ia juga baru keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan.

"Rasanya sudah lama sejak terakhir kali kita makan bersama, jadi tidak ada salahnya jika akhir pekan kita bisa berkumpul bersama disini." ucap Kakeknya sembari mengambil piring yang diberikan oleh nenek Alisya yang sudah berisi dua sendok nasi.

"Benar, apa lagi besok Adith dan kedua orang tuanya akan datang kesini untuk melamar mu secara resmi." terang Ayah Alisya mengambil piring yang juga diberikan oleh nenek Alisya.

Alisya yang baru saja meminum air putih langsung menyembur kaget mendengar hal tersebut. Kakek dan Ayah Alisya mengangkat tinggi-tinggi piring nasi mereka sedang Ryu dan Akiko menjauhkan beberapa lauk dari hadapan Alisya, begitu pula dengan nenek Alisya.

"Jadi kalian semua sudah tahu? Hanya Alisya saja yang tidak tahu kalau besok mereka akan datang." melihat respon mereka yang sudah diam-diam menggeser piring-piring tersebut membuat Alisya kesal.

"Kami juga tidak tahu, tapi melihat dua orang ini berkumpul ditempat yang sama membuat kami bisa menebak apa yang akan terjadi." seru nenek Alisya kembali meletakkan piring-piring lauk ke atas meja.

"Kami berdua juga sama." ucap Ryu cepat memberikan tisu kepada Alisya yang sedang menatapnya tajam.

"Jangan lihat aku." seru Akiko cepat tak ingin menjadi orang yang di tuduh.

"Adith kok nggak bilang-bilang ke aku sih?" gumam Alisya dengan suara yang kesal.

"Ya iyalah, kan kamu sudah terima jadi sisanya sudah urusan orang tua." seru Ayah Alisya mulai mengambil lauknya satu persatu.

"Iya tapi kan.. " Alisya tidak bisa membantah lagi meski ia kesal pada Adith namun ia juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Adith karena mungkin saja apa yang ia alami saat ini akan sama dengan apa yang akan di alaminya.

"Besok kamu harus siapkan diri, sekarang makanlah dan tidur lebih awal setelah selesai sholat dulu tentunya." seru neneknya memberikannya sepiring nasi penuh.

"Benar, biar besok kamu bangun lebih awal dan bisa tampil dengan segar." seru Ayahnya lagi memberikannya sesendok sayur tumis kecap kangkung di atas nasi Alisya.

Alisya yang melongo hanya menatap Ryu yang menaikkan tangannya dengan kepalan yang memberikan dia semangat sedang Akiko hanya tersenyum cepat melahap makanannya.

Alisya kembali ke kamarnya dengan tubuh serta mental yang benar-benar kelelahan yang sesaat kemudian sebuah video hologram dari alat peredamnya memunculkan gambar Adith yang sedang berada di balkon kamarnya.

"Melihat ekspresi mu sepertinya kau sudah tahu bahwa orang tuaku akan datang ke rumahmu besok." ucap Adith begitu melihat wajah terkejut Alisya.

"Kenapa mendadak sekali? aku pikir entar setelah kita selesai ujian dulu." Alisya berjalan menuju balkonnya yang terlihat seolah mereka sedang bersama saat itu karena hologram milik Adith yang juga sedang berada di balkon rumahnya.

"Bukankah kau ingin segera memberikan cucu kepada kedua orang tuamu?" tanya Adith dengan senyuman nakalnya.

"Aku matikan!" Alisya dengan cepat ingin mematikan panggilannya karena godaan Adith.

"Hey,, aku tidak salah kan?" pancing Adith lagi dan Alisya hanya memasang tatapan tajam.

"Oke-oke, ini bukan mendadak. Mereka sudah merencanakan semuanya jauh hari. Mereka hanya ingin kita bisa secepatnya saling mengikat dan bersama agar nanti setelah lulus kita tinggal melangsungkan pernikahannya saja." ucap Adith menatap dengan lembut seolah Alisya sedang berada di hadapannya saat itu.

"Aku malah senang dengan begitu pikiranku lebih tenang sekarang. Aku tau kau juga merasakan hal yang sama. Bahkan saat ini kau terlihat sangat cantik, kau membuatku semakin ingin memelukmu saat ini" tambah Adith lagi yang membuat Alisya mendesah dan tersenyum simpul.

Alisya mendongak ke arah langit memikirkan apa yang dikatakan oleh Adith juga merupakan apa yang sebenarnya di inginkannya setelah beberapa hari tak bertemu.