Chapter 315 - Janji Suci

Adith yang sudah tampil di panggung dan sudah mencuri banyak perhatian membuat semua tamu undangan penasaran dengan siapa orang yang di maksud oleh Takahashi sebagai cucunya.

Dan seperti apa juga orang yang telah berhasil mendapatkan hati seorang Jenius tampan Adith dari keluarga Narendra.

"Sekarang mari kita sambut cucu kesayangan saya, Ralisya Quenby Lesham." ucapnya mengarah ke pintu masuk di mana Karin dan Akiko sudah berada disana untuk membuka pintu.

"Sejak kapan mereka berada disana?" ucap Gina kaget melihat Karin dan Akiko sudah berada didalam Aula hotel yang sebelumnya ia tak melihat mereka disana.

"Senyuman mereka tampak menawan. Terlihat sekali kalau mereka berdua sangat bahagia." ucap Adora merasakan hal yang sama dengan mereka.

"Bersiaplah ke posisi kalian masing-masing." ucap Aurelia segera beranjak pergi dari meja mereka.

Dengan semangat, sebelum Alisya masuk mereka sudah dengan semangat meninggalkan meja mereka.

Alisya berjalan masuk di dampingi oleh Ayahnya yang mengaitkan tangan Alisya di lengannya dan di genggamnya dengan sangat erat.

Alisya yang memakai gaun berwarna kuning gold yang bagian dalamnya berlapis kain hitam metalic yang sangat indah dengan payet bunga sederhana namun tampak mewah yang terlihat sangat pas di tubuhnya.

Rambutnya yang terurai dibuat Rapi dengan kepangan dari pelipisnya hingga ke bagian belakang yang menambah kecantikannya membuat semua orang terpesona.

"I... Itu si Alisya??? Bagaimana mungkin dia cucu seorang Takahashi? Dan siapa pria tua disampingnya itu? Apa dia ayahnya?" Butuh waktu untuk Siska mengenali Alisya meski Alisya tak memakai make up tebal dan bahkan terlihat sangat natural sekali dengan sedikit polesan tipis.

"Itu tuan Lesham! Menteri Pertahanan Indonesia. Aku tak mengira kalau ia memiliki seorang putri karena ia sangat tertutup." Pria yang berada di sebelah Siska menganga tak percaya.

"Apa??? seorang siswa biasa seperti dia? Lalu kenapa dia tidak masuk kedalam kelas Elite jika ternyata dia di kelilingi oleh orang-orang hebat?" tanya Siska tak percaya kalau Alisya bukanlah orang sembarangan.

"Seperti kata pepatah, semakin berisi maka semakin merunduk. Semakin kaya orangnya semakin Rendah hatinya. Dia memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh orang lain, tapi itu tidak membuatnya sombong." ucap si Pria yang menatap tajam ke arah Siska yang merupakan contoh buruk dari orang kaya.

Alisya yang baru saja memasuki tempat itu semakin menambah kehebohan yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Aku tak menyangka kalau Lesham adalah menantu dari tuan Takahashi." ucap salah seorang di antara mereka.

"Sepertinya keluarga ini memiliki silsilah yang cukup menakutkan." tambah yang lainnya menatap takjub.

"Untunglah aku tak pernah berurusan dengan keluarga ini, jika tidak aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi." ucap yang lainnya merinding dengan melihat bersatunya dua keluarga yang ditakuti dan disegani tersebut.

"Anaknya sangat cantik, pantas saja jika hati seorang Adith bisa dibuat luluh olehnya." ucap seorang gadis menatap Alisya dengan pandangan cemburu.

"Bahkan aku yang seorang wanita sudah memujinya dan mengaguminya. Bagaimana tidak dengan seorang pria." temannya menatap dirinya sendiri dan mendesah pasrah.

"Apa kau tidak lihat tatapan semua pria yang terlihat seperti anjing buldog yang terus mengeluarkan liurnya?" mereka langsung melirik ke kiri dan ke kanan lalu tertawa melihat ekspresi para pria tersebut.

"Mereka takluk dengan ciptaan tuhan dan kesempurnaan alaminya." ucap mereka yang mulai tertawa pelan.

Jarak panggung dan pintu masuk Aula yang sangat luas itu cukup jauh sehingga Alisya bahkan belum sampai pada setengah perjalanannya.

Tiba-tiba lampu mati begitu saja membuat semua tempat itu menjadi sangat gelap. Semua orang panik dan kebingungan dengan ke adaan tersebut.

"Bapak, kenapa tangan Alisya di lepas?" tanya Alisya bingung saat ayahnya tiba-tiba melepas tangannya dan meninggalkan Alisya sendirian.

Alisya hanya bisa mendengarkan suara panik semua orang yang bertanya-tanya akan apa yang sedang terjadi. Alisya langsung memusatkan energinya untuk mendeteksi apakah ada hal yang tak beres sedang terjadi namun tiba-tiba sebuah lampu hanya menyoroti satu titik.

Dan itu adalah Adith yang di sinari oleh lampu yang sangat terang. Semua orang kembali duduk dengan tenang begitu melihat Adith tersenyum manis kepada Alisya di depan sebuah piano berwarna putih.

Adith menekan tuts piano itu satu persatu dan menghasilkan suara yang mengalun dengan lembut hingga sebuah lilin-lilin kecil masuk di pegang oleh semua teman-temannya.

"Dengarkanlah wanita pujaanku

Malam ini akan kusampaikan

Hasrat suci kepadamu dewiku

Dengarkanlah kesungguhan ini".

Mereka masuk serempak sembari bernyanyi mengikuti irama piano yang dibawakan oleh Adith.

"Aku ingin, mempersuntingmu

Tuk yang pertama dan terakhir".

Suara Adith memenuhi ruangan tersebut dengan begitu merdu.

"Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu".

Karin datang bersama Akiko membawa Alisya berjalan kembali.

"Dengarkanlah wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini".

Seru Adith semakin menekan tuts itu dengan begitu lembutnya.

"Aku ingin, mempersuntingmu

Tuk yang pertama dan terakhir".

Seru mereka serempak.

"Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu".

Bergantian dengan Karin dan Akiko, Ryu serta seluruh pria yang lainnya berjejer satu persatu dengan posisi setengah berdiri dengan satu lutut yang terlipat memberikan Alisya tempat untuk naik ke atas panggung.

"Jangan kau tolak dan buatku hancur

Ku tak akan mengulang tuk meminta

Satu keyakinan hatiku ini

Akulah yang terbaik untukmu".

Adora dan yang lainnya juga berjejeran mengajak Adith untuk segera berdiri di tengah-tengah panggung.

Musik berhenti sejenak dan Adith bergantian dengan Zein yang langsung mengambil posisi Adith dengan cepat. Begitu melihat Adith sudah berada di hadapan Alisya, ia mulai menekan tutsnya dengan lembut.

"Dengarkanlah wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini."

Adith mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih dari balik saku Jasnya.

"Aku ingin, mempersuntingmu

Tuk yang pertama dan terakhir"

Suara lembut dan hangatnya membuat semua wanita yang berada di dalam Aula jatuh dalam ke irian yang hakiki.

Adith memasang cicin kecil yang sederhana dan tak tampak mewah namun Alisya sangat menyukai nya. Melihat Alisya yang tersenyum haru, Adith mengecup keningnya lembut.

"Kau tampak sangat cantik malam ini. Aku sangat bersyukur karena bisa memiliki mu menjadi makmum ku." bisik Adith yang langsung meresap hangat di hati Alisya.

Semua orang langsung bertepuk tangan menyaksikan acara pertunangan yang sangat memberikan kesan romantis tersebut. Bahkan tak pelak banyak dari mereka yang hadir larut dalam pertunjukan sederhana yang mengharu biru tersebut.

Alisya memandang teman-temannya dengan penuh rasa syukur.