Chapter 324 - Emi Menyembunyikan Sesuatu

Alisya langsung berjalan menghampiri Karan yang sedang menatap Karin yang sedang membawa pergi Akiko keluar dari sana. Melihat ekspresi Karan yang penuh tanya membuat Alisya tersenyum karena ia yang takt ahu apa yang sedang terjadi masih bisa menafsirkannya dari ekspresi Akiko sedang Karan terlihat seperti orang bodoh.

"Sampai kapan kamu akan menjadi Secret Admirer hm?" pancing Alisya menjelaskan kondisi Karan yang terus menutup diri akan apa yang dirasakannya.

"Apa sebenarnya yang terjadi padanya? Aku hanya mencoba bersikap baik padanya tapi di malah.." Karan merasa kesal karena tak paham akan sikap Akiko yang tiba-tiba marah kepadanya.

"Kau memang tak tau atau sedang berpura-pura bertingkah bodoh?" singgung Alisya yang kini menatap kesal pada Karan.

"Apa maksudmu?" tanya Karan tak paham dengan apa yang dikatakan oleh Alisya.

"Kak Kara, aku tau kau bisa merasakan dan mengetahui apa yang sedang ditunjukkan oleh Akiko padamu sebenarnya, tapi sepertinya kau terlalu menutup diri saat ini." Jelas Alisya menepuk Pundak Karan dengan lembut.

"Kenapa kalian selalu hanya memberikan kode yang bahkan mengalahkan kode morse. Kami bukanlah dukun yang bisa memahami setiap apa yang kalian lakukan." Jelas Karan mulai tak sabar terlebih karena Karin dan Alisya menunjukkan pandangan yang sama kepada dirinya.

"Baiklah, kalau begitu apa yang akan kau lakukan jika kau mengetahui bahwa Akiko sebenarnya mencintaimu dan kamu adalah alasan utamanya sehingga ia berada di Indonesia meninggalkan Jepang dan jauh dari orang tuanya di Jepang meski ia seorang anak manja?" Alisya menggertakkan giginya saat mengatakan hal tersebut kepada Karan.

"Kau pikir berapa banyak penderitaan yang harus ia lalui terlebih saat kau dengan gampangnya mengatakan bahwa kau mencintai orang lain dan masih menutup diri karenanya? Ia sudah kehilangan alasannya untuk berada lama di Indonesia, dan kau pikir ia masih akan bersikap lembut padamu?" kata kata yang dikontarkan oleh Alisya membuat Karan tertegun diam.

Karan tak pernah mengira kalau hal sepele yang ia lakukan sudah membuat hati seorang wanita menjadi terluka dan sakit.

"Aku tak pernah bermaksud untuk seperti itu." Ucap Karan mulai menyesali apa yang sudah ia lakukan.

"Aku tak bisa menyalahkan dirimu sepenuhnya, tapi saat ini harusnya kau paham akan sikap Akiko pada dirimu." Alisya meninggalkan Karan untuk memberikannya ruang memikirkan semua yang sudah ia katakan sebelumnya.

"Kau yakin dengan apa yang kau lakukan saat ini?" tanya Adith mendengar semua percapakan mereka.

"Aku tak yakin, tapi setidaknya aku hanya ingin memancing Karan untuk bersikap jujur terhadap apa yang ia rasakan dan mengatakan semuanya." Terang Alisya singkat.

Beberapa saat kemudian, Adora dan yang lainnya telah keluar dari pemeriksaan dengan wajah lesu yang sangat kelelahan. Bagaimana tidak prosedur yang harus mereka lalui sangat banyak termasuk salah satunya adalah tes fisik sehingga hal tersebut menyita energi mereka.

"Bagaimana hasilnya paman?" tanya Alisya begitu Ayah Karin keluar dari ruangan pemeriksaan.

"Kalian tak perlu khawatir. Berdasarkan data yang sudah aku dapatkan, aku bisa berkesimpulan bahwa energi nano yang ada dalam tubuh mereka memang hanya bersifat sementara karena paparan dari energi nano mu. Itu akan keluar dari tubuh mereka dalam kondisi tertentu." Terang ayah Karin dengan tersenyum lega.

"Bagaimana dengan Aurelia? Ia sudah menunjukkan kondisi tersebut." Tanya Riyan penasaran.

"Seperti yang aku katakan, itu bisa keluar dalam kondisi tertentu dan Aurelia sudah mengeluarkan semuanya sehingga ia terlihat memiliki kekuatan yang tinggi saat menampar Beni sampai pingsan." Terang Ayah Karin tertawa memikirkan bagaimana kejadian tersebut.

"Hal yang sama juga terjadi pada Beni dimana dengan energi nano tersebut ia bisa menahan dampak besar yang dapat ditimbulkan oleh tamparan Aurelia. Sehingga dengan hal tersebut, keduanya sudah kehabisan energi nano yang ada dalam tubuh mereka." Lanjut Ayah Karin menjelaskan kondiri Aurelia dan Beni.

"Itu artinya berbeda dengan Adora dan yang lainnya? Mereka masih memiliki energi Nano dalam tubuh mereka." Ucap Zein mencoba memberikan analisanya.

"Ya, tapi sepertinya ada satu orang lagi yang sudah melepaskan energi nanonya tanpa sepengetahuan kita karena kau lihat ia sudah melakukan pelepasan tersebut." Terang Ayah Karin sembari terus menatap data dari hasil pemeriksaanya.

"Siapa?" tanya Alisya bingung karena ia baru melihat Aurelia dan Beni yang melakukan pelepasan energi nano tersebut.

"Emi." Ucap Karan singkat langsung menyodorkan datanya kepada Alisya.

Alisya dan yang lainya langsung terkejut mendengar hal tersebut. Mereka tak menyangka kalau Emi juga sudah mengalami pelepasan tersebut tanpa sepengetahuan mereka semua.

"Kapan dan dimana?" tanya Feby dengan tatapan bingung.

"Kenapa kau tak memberitahu kami" tatap Adora khawatir terhadap Emi.

Emi hanya terdiam menunduk tak yakin ingin menceritakan hal tersebut kepada mereka. Setelah terdiam beberapa saat, ia kemudian mengangkat wajahnya dan menatap teman-temannya dengan hangat.

"hahahahah, maaf aku lupa untuk mengatakannya kepada kalian. Tapi tadinya aku pikir itu hanya kebetulan saja Taunya memang sesuatu sedang terjadi pada tubuhku." Terang Emi dengan tertawa renyah.

Meskipun Emi sedang tertawa dan mencoba menjelaskan kondisinya kepada mereka, Alisya merasa ada yang sedang disembunyikan oleh Emi. Alisya hanya terdiam dan tak bertanya karena tak ingin membuat Emi tak nyaman karenanya sehingga ia sengaja melewatkannya dan membiarkan emi sendiri yang menjelaskan semuanya sendiri nanti.

"Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Gani penasaran dengan kondisi seperti apa yang di alami oleh Emi.

"Apa kamu memiliki kekuatan super seperti Aurelia?" lanjut Gina dengan tatapan antusias.

"Atau kau memiliki pertahanan tubuh seperti diriku?" tanya Beni menghampiri Emi untuk lebih jelas mendengarkan penjelasan Emi.

"Umm… aku pernah berlari dengan sangat cepat menangkap Adikku yang hamper jatuh dari atas pohon." Ucap Emi mencoba mengingat apa yang pernah terjadi padanya.

"Benarkah? Wah hebat!!!" Seru Gina dengan penuh semangat.

"Sepertinya tiap orang mengalami pengeluaran energi nano yang berbeda-beda tergantung situasi yang mereka hadapi." Jelas Zein memegang dagunya sembari berpikir.

"Ya, dan tersisan Adora, Gani, Gina dan Feby yang belum mengalami pengeluaran tersebut." Terang Karan menatap mereka berempat dengan serius.

"Kalian harus berhati-hati sampai saat itu terjadi, karena bisa jadi kalian malah akan membahayakan diri sendiri karena hal tersebut." Ucap Ayah Karin memberikan mereka penjelasan.

"Aku rasa kami akan melakukan pemeriksaan di lain waktu. Hari sudah larut jadi lebih baik jika kami mengantar mereka makan dan pulang." Karin muncul dari belakang mereka setelah selesai mengantarkan Akiko.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Karin, Ayahnya mengangguk pelan membenarkannya melihat kondisi mereka yang cukup kelelahan dan juga lapar tentunya.