Chapter 331 - Pasangan Berbahaya

Begitu turun kebawah, Alisya menyadari kalau mobil yang dimiliki Mus terdapat blackbox didalamnya yang mungkin saja sudah merekam mereka sejak awal kedatangan mereka.

Alisya khawatir kalau rekaman itu bisa saja jadi suatu masalah bagi mereka kedepannya.

"Tidak perlu khawatir, aku sudah meretas blackbox mereka sehingga mereka takkan merekam apapun. Dan di sekitar sini juga tidak ada CCTV." ucap Adith langsung masuk kedalam mobil.

"Kedua pasangan ini terlalu kuat jika mereka bekerja sama." Ucap Rinto yang takut dengan cara berpikir mereka yang cukup cepat.

"Mereka bahkan bisa menghancurkan satu organisasi jika mereka benar-benar serius ingin melakukannya." Gumam Karin melihat Alisya dan Adith yang selalu bisa mengendalikan situasi dengan cepat.

Tanpa basa basi lagi, mereka dengan cepat segera menuju ke tempat yang sudah ditunjukkan oleh Mus.

Dari kejauhan, mereka bisa melihat bagaimana beberapa orang di sekitar sana bersenjata lengkap yang tampak sekali kalau mereka bukanlah penjahat biasa.

Mereka mengamati tempat tersebut dengan menaiki salah satu tiang tinggi yang biasanya dijadikan sebagai jembatan untuk pergi dari satu kontainer menuju ke kontainer lainnya.

"Tak ku sangka kalau mereka semua memiliki anggota yang bersenjata lengkap, ini akan sedikit menyulitkan kita yang tak bersenjata." Ucap Karin yang terus melihat kesana kemari menggunakan kacamata milik Adith yang dapat ia gunakan untuk melihat pada malam hari.

Kacamata tersebut dilengkapi dengan infra merah dan juga lensa yang dapat berguna untuk melihat dari jarak yang cukup jauh. Sehingga mereka semua bisa melihat situasi dermaga perdagangan dari kejauhan.

"Sejak kapan alat-alat seperti ini kau buat Adith?" Riyan kagum dengan Adith yang mampu menciptakan segala macam jenis alat elektronik.

"Karena sering berada dalam situasi yang gawat, aku jadi menciptakan beberapa alat yang dapat membantu kita dalam menangani situasi genting seperti saat ini." Terang Adith dengan terus melakukan pengamatan pada dermaga tersebut.

"Kalian berdua memang pasangan yang berbahaya!" Gumam Zein dengan tubuh yang bergidik ngeri.

"Bagaimana kita bisa menemukan kontainer yang terdapat adikku di dalamnya?" Emi semakin takut saat melihat sebuah kapal besar sudah mulai dekat dan akan sandar.

"Kita harus menemukannya cepat jika tidak akan sangat berbahaya lagi." ucap Ryu memindai satu persatu kontainer yang kemudian 3 kontainer di dalamnya terlihat memiliki banyak manusia.

"Ada sekitar 20 orang yang sedang berjaga disana, ini akan sulit bagi kalian yang tidak biasa dalam pertempuran." Ucap Alisya melepas kacamatanya dan melihat kepada teman-temannya.

"Terlebih karena mereka terlihat sangat terlatih dan tentu saja kita hanya akan membebani jika ikut bersama kalian bukan?" Tatap Adith kepada Alisya dan Ryu.

"Benar, aku benci mengakuinya tapi kita tidak punya cukup pengalaman untuk bisa mengalahkan mereka. Kita bahkan bisa menempatkan mereka berdua dalam bahaya." Tambah Zein mengerti akan situasi mereka.

"Itu artinya yang bisa kita lakukan disini hanyalah membantu mereka menemukan kontainer yang didalamnya terdapat adik Emi dengan cepat." Ucap Riyan lagi langsung terus melakukan pengamatan untuk membantu mereka berdua.

"Karin dan Rinto akan tetap berada disini untuk melindungi kalian saat kalian melakukan pengamatan. Adith bisa membantuku dan Ryu dalam membuka jalan sedangkan kalian terus lakukan pengintaian pada 3 kontainer tersebut." Tunjuk Alisya pada Riyan, Zein dan juga Emi.

"Sepertinya memang tak ada pilihan lain, baiklah. Kalian bisa percayakan pada kami." Seru Adith merasa kesal dengan dia yang hanya bisa membantu dari kejauhan.

Alisya hanya tersenyum melihat semangat mereka dalam situasi ini. Alisya kembali mengingat bahwa dulu mereka hanyalah sekumpulan siswa biasa yang bahkan tak kan pernah berpikir kalau suatu hari nanti akan mendapatkan situasi seperti itu.

Namun dengan kehadiran mereka disana, Alisya semakin merasa kalau ia bisa melakukan apapun demi orang-orang terdekatnya.

"Pakailah ini, aku tak yakin kalau ini akan bekerja dengan cukup baik untuk meredam suara tembakan. Tapi kuharap ini bisa mengatasi trauma mu." Ucap Adit memberikan alat peredam yang baru pada Alisya. 

Sebelumnya Adith belum melakukan pengujian untuk peredaman suara tembakan sehingga ia tidak yakin apakah alat itu akan bekerja dengan baik.

"Jangan khawatir." Alisya tersenyum sembari mendekat ke arah Adith. " Satu panggilan sayang darimu bisa membuat duniaku menjadi sunyi dan hanya suaramu yang akan terdengar." Bisik Alisya di telinga Adith yang ia sengaja untuk menghilangkan kekhawatiran Adith.

Adith tertawa pelan mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Alisya sehingga tepat sebelum Alisya pergi, ia menahan langkahnya.

"Hati-hati!" Pinta Adith yang tatapannya berganti dengan rasa percaya yang tinggi kepada Alisya kalau ia bisa melakukan yang terbaik.

"Tentu!" Ucap Alisya yang langsung meloncat pergi dengan Alisya menuju kontainer sebelah kiri sedang Ryu menyisir kontainer yang sebelah kanan.

Kontainer yang dituju Alisya memiliki lebih banyak penjagaan dibanding dengan yang dituju oleh Ryu sehingga Ryu terlihat jauh lebih lancar dibanding dengan Alisya.

Alisya langsung melakukan satu kali pukulan keras pada bagian leher yang dapat menyebabkan mereka pingsan dengan sangat cepat sehingga tak menimbulkan banyak suara yang dapat membuat keberadaan mereka diketahui.

Setelah itu itu Alisya akan menyembunyikan mereka yang pingsan di sekitar lorong kontainer yang cukup gelap agar mereka tak ditemukan.

"Di belakangmu!" Teriak Adith pelan kepada Alisya yang sedang mengangkat satu orang bertubuh cukup besar sehingga sulit untuk ia sembunyikan.

"He kau, apa yang sedang kau lakukan padanya." Ia langsung menodongkan senjata pada bagian belakang Alisya yang kemudian membuat Alisya dengan perlahan mengangkat tangannya melepaskan tubuh pria sebelumnya.

"Crekkk!!" Alisya dengan cepat berbalik badan mematahkan tangannya yang tepat sebelum ia berteriak Alisya sudah meninju ulu hatinya hingga ia pingsan.

"Terimakasih!" ucap Alisya yang ia tujukan kepada Adith. Adith tersenyum dengan tingkah perempuan itu yang membentuk model hati dengan menaikkan kedua tangannya di atas kepalanya.

"Terus waspada!" Pinta Adith cepat kepada Alisya yang terlihat begitu santai.

"Siap bos!" Ucap Alisya cepat langsung kembali mengintai area sekitarnya yang posisinya tinggal berjarak 2 kontainer dengan kontainer yang sedang ia tuju.

"Saya sudah di dalam nona, disini berisi para ibu-ibu yang dijanjikan akan dikirim sebagai TKA namun mereka malah mengalami penyiksaan ketika terus bertanya di negara mana sebenarnya yang ditujukan kepada mereka." Ryu langsung melaporkan situasinya begitu masuk kedalam kontainer tersebut.

"Sepertinya ini adalah kasus penyelundupan dan penjualan manusia. Ini akan sangat berbahaya jadi kau harus berhati-hati. Apa kau bisa mengeluarkan mereka dari sana?" Tanya Alisya mencoba untuk mengetahui apakah Ryu bisa melakukannya atau tidak.

"Kami akan membantumu untuk membuka jalan dari sini." Ucap Riyan dan Zein secara bersamaan.

"Bagus! Kita harus bergerak cepat jika tidak mereka juga bisa berada dalam bahaya." Terang Alisya yang sudah tinggal berjarak 1 kontainer lagi. 

Alisya sudah mengalahkan sekitar 8 orang yang menjaga kontainer pertama sehingga ia suda cukup dekat dengan tujuannya dan cukup aman.

"Kalian bisa keluar tapi ku harap kalian tidak menimbulkan suara berisik." Pinta Ryu kepada mereka yang dengan cepat dianggukkan oleh mereka semua.

Ryu harus mengirimkan mereka satu persatu agar tak diketahui dan Rinto sudah berada di sisi lain untuk membantu mereka meloloskan diri dengan cepat. 

Jalur yang mereka ambil adalah jalur yang sebelumnya mereka sudah sediakan saat masuk sehingga tempat itu langsung mengarah ke tepi pantai dimana terdapat banyak pohon kelapa yang bisa mereka jadikan tempat untuk persembunyian.

Jumlah mereka yang hampir berkisar 30 an menyulitkan Ryu untuk terus melindungi mereka saat keluar dari kontainer. 

"Bagaimana jika mereka malah ditemukan di luar sana?" tanya Emi khawatir.

"Jangan khawatir, Yogi sudah berada di ujung jalan untuk mengangkut mereka semua ke tempat yang aman. Jalur yang mereka tuju cukup terjal tapi Yogi sudah ditemani oleh pengawal Alisya." Ucap Zein yang sudah menghubungi Yogi begitu melihat banyak orang pada kontainer tersebut.