Chapter 335 - Selesai Ujian

"Dua minggu yang lalu adalah ujian sekolah, dan sekarang Ujian Nasional sudah kami selesaikan juga. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sejak kejadian menegangkan yang terakhir kali." Aurelia bergumam sendiri menatap langit sembari menunggu teman-temannya keluar dari ruang ujian yang sama dengannya.

"Puhaaa…" Beni menarik nafas dalam seolah ia habis menahan nafas selama ujian di dalam kelas.

"Uahhhh, rasanya lega sekali…!" Gani melemaskan tubuhnya tepat setelah ia keluar dari ruangan ujiannya.

"Rasanya aku sudah ingin muntah terlalu lama menatap layar Komputer tersebut." Feby keluar dengan wajah yang sudah terlihat pucat pasih.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Bahkan tulisan itu terlihat mulai bergerak liar dimataku." Emi memijat matanya pelan untuk mengembalikan auto focus matanya yang ia rasa kacau.

"Bagaimana dengan yang lainnya ya? Apa mereka sudah keluar dari ruangan ujian juga?" tanya Gina melihat semua siswa sudah mulai berhamburan di luar ruangan ujian.

"Ayo kita lihat Alisya dan yang lainnya." Ajak Adora yang mendapat ruangan yang berbeda dengan Alisya dan yang lainnya.

Mereka sibuk melihat ke kiri dan ke kanan di dalam ruang ujian ke dua dan begitu pula di ruang ujian ke tiga dan ke empat hingga ke lima, Adora tak menemukan Alisya dan yang lainnya berada disana.

"Kalian mencari Alisya? Aku lihat dia sudah berada di kantin bersama 3 elite sekolah." Seru salah seorang siswa yang melihat gelagat dari Adora dan teman-temannya yang sedang mencari Alisya.

"Di kantin? Wah.. hebat sekali mereka sudah secepat kilat berada disana tanpa menunggu kita." Aurelia berjalan dengan penuh amarah karena bukan hanya Alisya yang ikut meninggalkannya, tapi juga kekasihnya Yogi tak berada disana.

"Entah kenapa aku juga kesal karenanya." Seru Gina yang langsung mengejar Aurelia dengan cepat.

Adora dan yang lainnya hanya tertawa pelan melihat Aurelia yang selalu saja memiliki sifat yang gampang meledak-ledak dalam situasi apapun. Aurelia yang semula ingin marah tiba-tiba tertegun kaget saat menuju ke kantin tak satupun orang berada disana.

"Aurelia, lihat disana!" tunjuk Gani pada keributan yang berada pada bagian taman kompleks tak jauh dari tempat mereka.

"Apa yang mereka lakukan disana?" Adora bingung saat melihat semua siswa tengah berkumpul disana sembari memegang piring yang berisi makanan.

Karena penasaran, mereka dengan cepat berlari menuju ketempat itu dan melihat Alisya serta yang lainnya tengah membawa beberapa menu makanan ke atas meja panjang yang dimana banyak guru-guru sudah duduk disana dengan nyaman termasuk pak Richard kepala sekolah mereka.

Para guru kelas elite dan kelas biasa duduk di satu meja yang sama tanpa memikirkan status elite dan biasa lagi karena hari itu adalah hari terakhir para siswa ujian sehingga sekolah sengaja mengadakan acara makan bersama dengan seluruh guru yang hadir dan para peserta ujian.

Ibu Vivian dan ibu Arni terlihat duduk berdampingan sembari mengobrol dengan riuh dan juga terus bertegur sapa dengan para siswa lainnya.

"Hei, apa yang kalian lakukan disitu? Jangan bengong saja!" panggil Rinto cepat kepada Aurelia dan yang lainnya yang hanya menatap kebingungan.

"Aku masih mencoba memproses apa yang sedang terjadi disini." Ucap Feby yang merasa otaknya masih belum bisa memahami apa yang sedang dilihatnya.

Beberapa siswa lain yang datang dengan cepat menyesuaikan diri bahkan terlihat sangat bahagia dan langsung bercanda tawa dengan yang lainnya.

"Kalau kalian disitu terus, kalian akan kehabisan makanan!" pancing Karin dengan memperlihatkan sepiring penuh kepiting rebus dan sebelah tangannya juga membawa sepiring penuh udang saos tiram yang terlihat sangat menggiurkan.

"Kalian tidak lapar?" tanya Beni dengan mulut yang sudah menggigit cumi-cumi yang memenuhi mulutnya.

"Kau akan kelaparan jika hanya terdiam disitu." Yogi langsung menarik tangan Aurelia dan membukakan kursi untuknya. Dihadapannya sudah terhidang banyak makanan mewah yang langsung spontan membuat perut Aurelia berbunyi dengan keras.

Mereka semua larut dalam suasana yang belum pernah terjadi selama ini dimana siswa elite dan siswa biasa berada pada satu tempat yang sama dan meja yang sama. Kehidupan sekolah mereka yang sudah akan berakhir membuat mereka membuang status elite dan lainnya untuk saat itu.

"Baiklah, kalau begitu silahkan lanjutkan makan kalian karena kami harus pergi sekarang!" seru Alisya meneguk minuman dinginnya setelah selesai berbicara.

"Eh? Loh.. Kalian mau kemana?" tanya Riyan cepat dengan mulut yang terisi.

"Makan jangan sambil berbicara, udara akan saat kau berbicara akan mendorong epiglotis yang menutup tenggorokanmu akan terbuka sehingga makanan akan bingung mencari jalur mana yang harus ia lewati. Ini yang biasanya menyebabkan makan akan salah masuk dan kau bisa tersedak dan sesak nafas karena makan yang masuk di jalur yang salah." Ucap Zein yang mencoba mengingatkan Riyan sebelum masalah terjadi padanya.

"Kalian mau… ohok ohokk ohkkkk!" Beni yang ingin berbicara segera tersedak oleh makan yang belum sempat ia telan.

"Dan akan selalu ada orang bodoh yang sudah diberi peringatan tapi masih saja melakukan hal tersebut." Rinto menggeleng-geleng tak percaya kepada Beni yang dengan jelas mendengar apa yang diakatakan oleh Zein sebelumnya.

"Kami harus ke clinik untuk melakukan suntik tetanus sebagai salah satu syarat dalam melakukan pernikahan." Ucap Adith tersenyum memandangi Alisya karena sudah tak sabar lagi.

"AKu baru ingat kalau kalian akan segera menikah!." Seru Yogi cepat sembari menuangkan air minum ke gelasnya dan gelas Aurelia.

"Jadi kalian sudah mendaftarkan pernikahan kalian? Tidak terasa watu berlal begitu cepat dan sekarang kalian sudah tampak benar-benar siap untuk menikah." Karin bersandar ke kursinya mengingat waktu yang berlalu begitu cepat selama mereka menghadapi ujian.

"Aku pikir kalian akan menunggu sampai pengumuman pelulusan nanti." Ibu Arni dan Ibu Vivian datang menghampiri mereka semua.

"Sepertinya Adith sudah tidak sanggup lagi menahan diri." Ucap ibu Vivian mencoba menggoda Adith yang berdiri di sebelah Alisya.

"Aku memang sudah tidak bisa menahan diri lebih lama lagi." Adith yang berbicara secara terang-terangan dengan suara yang terdengar sangat jelas membuat semua orang langsung tebratu-batuk tak percaya.

"Eh?" Rinto memiringkan kepalanya.

"Oh?" Karin terbengong tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Ah?" Yogi yang baru saja minum menjatuhkan air dari mulutnya dengan tatapan kosong.

"Huh?" Aurelia menyemburkan minumannya yang langsung menciptkan pelangi dari hasil semburannya.

"Hah?" Riyan membelalak tak percaya Adith bisa sampai se vulgar itu.

"Pufttt" Ryu berusaha menahan tawanya dengan menari nafa dalam.

"hahahahahaha… kau memang selalu penuh kejutan Dith!" Zein orang yang pertama tertawa setelah beberapa saat terdiam karena terkejut.

"Dia luar biasa!" Feby menutup wajahnya seolah merasakan rasa malu yang sedang di alami oleh Alisya.

"Dia sudah menahan diri dengan cukup baik selama ini." Seru Alisya dengan nada santai yang kali ini kembali membuat kepala sekolah Pak Richard terbatuk-batuk dengan keras.

"Buakakaka, Kalian berdua memang psangan hebat!" ibu Vivian langsung menaikkan jempolnya mengakui pasangan fenomenal tersebut.

"Aku tak menyangka chemistry ke dua orang itu benar-benar kuat." Ucap ibu Arni yang merasa lucu dengan tingkah santai mereka berdua.

"Aku harap teman-teman kalian yang lain tidak terpengaruh dengan apa yang kalian lakukan. Kalian memang contoh yang baik dalam hal ini, namun tetap saja tidak semua orang mampu untuk melakukannya." Ucap pak Richard berdiri dari tempatnya memberikan nasehat kepada semua siswanya.

"Kalian sudah melakukan yang terbaik dengan menyelesaikan 3 tahun di sekolah ini, untuk itu kejarlah impian kalian sekali lagi." Tambahnya lagi sembari mendekati Adith dan Alisya.

"Meski kalian sudah menikah nanti, saya harapkan impian kalian untuk mengejar cita-cita terus berlanjut dan tidak putus hanya karena status kalian sudah jadi suami dan istri. Tanggung jawab seorang suami memang berat begitu pula dengan seorang istri, tapi itu bisa jadi penyemangat bagi kalian untuk tersu maju." Lanjutnya lagi dengan suara yang penuh wibawa.