Chapter 338 - Rencana Jahat Ibu Adith

"Loh, rumah kok sunyi. Bukannya Alisya ada dirumah?" tanya Ayah Adith saat masuk kedalam rumah namun tak ada suara ribut di dalam rumah.

"Ini kan baru jam 7 Pagi, mungkin Alisya masih tidur karena begadang semalaman untuk menjaga Adith yang demam." Ucap Ibu Adith langsung menaruh barang-barangnya.

"Demam Adith masih belum turun? Apa kali ini dia sakit cukup parah?" tanya Ayah Adith lagi sembari mengikuti istrinya untuk menaruh jasnya terlebih dahulu.

"Dari suara Alisya semalam, sepertinya demamnya cukup tinggi. Tapi Alisya tau apa yang harus dia lakukan kepada Adith." terang Ibu Adith segera menuju ke atas.

Karena merasa sangat khawatir kepada kondisi Adith, keduanya dengan segera menuju ke atas dan melihat kamar Adith terbuka dengan lebar. Bukan main terkejut keduanya saat masuk menemukan Adith yang bertelanjang dada sedang terbaring berpelukan dengan Alisya yang berada di atas dadanya.

"Ehem.. Ehem!" Ayahnya langsung terbatuk-batuk dengan cukup keras, sengaja untuk membangunkan keduanya.

"Pa, Ma. Kalian sudah pulang?" tanya Adith menggosok matanya yang masih belum bisa melihat dengan jelas.

Ia berusaha bangun dari tidurnya namun merasakan beban yang cukup berat di tubuhnya. Adith membelalakkan matanya tak percaya karena ia tidak ingat persis bagaimana ia sudah berakhir di atas ranjang bersama Alisya.

"Bentar Pa, Ma! Adith bisa jelasin, i.. i.. ini tidak seperti yang kalian pikirkan." Adith berusaha keras melepas Alisya yang sedang memeluknya dengan erat.

"Ummhhh… Bapak sama Mama sudah pulang?" ucap Alisya berusaha bangkit dari tidurnya.

"Aku nggak nyangka kalian bisa melakukan ini disaat belum waktunya!" Ayah Adith marah melihat apa yang sedang terjadi dengan keduanya.

"Aku memang tidur bersama dia. Bukan maksud aku, kami memang seranjang tapi kami tak melakukan apapun semalam" ucap Adith sekali lagi berusaha untuk mencoba menjelaskan kepada kedua orang tuanya.

Adith tidak ingin kedua orangtuanya berpikir yang aneh-aneh tentang dirinya terlebih terhadap Alisya karena Adith sangat menghargai Alisya melebihi apapun dan tidak ingin mereka menilai buruk Alisya atas apa yang tak sengaja ia lakukan.

"Adith? Aku nggak nyangka kamu bisa melakukan ini padaku!" Alisya langsung menatap Adith dengan penuh rasa kecewa.

"Eh buset, nih anak malah nambah bumbu." Batin Adith yang kaget dengan reaksi Alisya.

"Kalian tau apa yang sedang kalian lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan besar?" tambah Ibu Adith yang menatap Adith dengan kecewa.

"Nggak Ma, tolong dengarkan penjelasan Adith dulu. Sya, ini juga tidak seperti yang kamu pikirkan. Kita tak melakukan apapun semalam dan aku bisa jamin kalau kamu baik-baik saja. Bersih!!!" Adith dengan tegas meyakinkan Alisya atas apa yang sedang terjadi.

"Kau sugguh tega Dith, aku nggak nyangka kamu bisa melakukan ini. Jika memang benar apa yang kamu katakana, maka seharusnya kamu tidak bertelanjang dada seperti ini." Terang Alisya menunjuk ke tubuh Adith yang setengah terbuka.

Adith melihat ketubuhnya yang dengan terburu-buru ia langsung menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya.

"Sya, percaya padaku! Aku takkan mungkin pernah melakukan hal tersebut tanpa se izinmu. Semalam mungkin karena aku kedinginan, tanpa sadar aku malah naik ke atas ranjang dan terbaring di sampingmu. Dan tanpa sadar juga aku membuka bajuku mungkin karena kepanasan." Jelas Panjang lebar berharap mereka bisa percaya kepada apa yang dikatakannya.

"Se Izinku? Jadi karena semalam aku sudah memberimu izin makanya kamu melakukan ini?" suara Alisya mulai terdengar parau.

"Adith!!!" Teriak ibu Alisya penuh amarah. Tak tahan lagi, ibu Adith langsung keluar dari kamar Adith di ikuti oleh Ayahnya yang tak ingin berkata apa-apa lagi.

Adith tak tahu bagaimana cara menjelaskan yang sebenarnya kepada mereka semuanya. Kepalanya mulai sakit dan ia tertunduk menarik nafas dalam mencoba untuk menenangkan diri dulu.

"hahahaha…" Adith yang baru turun dari kamarnya mendengar Alisya dan Ibunya yang sudah tertawa terbaha-bahak.

"Kalian berdua memang kejam. Aku nggak menyangka kalian tega sampai membuat Adith seperti itu." Ucap Ayahnya duduk di atas meja sembari memperhatikan Alisya dan Istrinya yang tengah memasak.

"Tapi sepertinya bapak juga menikmati kejadian tadi. Aku malah nggak nyangka kalau mama bisa sampai kepikiran ide seperti itu." Ucap Alisya dengan wajah manjanya.

"Rasanya sudah lama aku tak tertawa sekeras ini." Ucap ibu Adith yang mengusap air matanya karena terus tertawa.

Adith yang terus mendengar percakapan mereka menjadi sangat kesal dan muncul dari balik tembok.

"Apa maksud dari percakapan kalian?" tatap Adith kepada mereka semua dengan ekspresi serius.

Alisya tersenyum merasa bersalah kepada Adith setelah melihat wajah Adith yang terlihat letih dan lesu memikirkan bagaimana cara untuk membersihkan Namanya kepada mereka.

"Jadi kejadian yang sebenarnya adalah…" Alisya mulai bercerita dengan memegang tangan Adith sembari tersenyum canggung.

****

"Apa yang sedang mereka berdua lakukan???" ibu Adith membelalakan tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya tersebut. Terlebih karena tubuh Alisya setengah tertutupi oleh selimut sehingga ia tidak bisa melihat dengan jelas semuanya.

"Aku tak percaya bisa melihat Adith dalam ke adaan seperti ini." Ayah Adith menggeleng dan mengusap matanya sekali lagi mengira bahwa ia sedang salah dalam melihat.

"Ini Momen yang sangat bagus, Harus aku abadikan." Ibu Adith segera mengeluarkan Handphonenya untuk memotret Adith dan Alisya.

Mendengar suara kamera dari Ibu Adith dan suara Ayah Adith yang menarik nafas dalam saat melihat mereka berdua masuk kedalam kamar Adith membuat Alisya tersadar dari tidurnya. Ia pun terkaget bukan main saat menyadari dirinya sedang terbaring berdampingan dengan Adith tepat di atas dadanya.

"Ini bukan…" ibu Adith langsung memasang telunjuknya ke bibirnya untuk menyuruh Alisya agar tak membuat keributan.

Alisya mengerutkan keningnya bingung sedang Ayah Adith hanya memukul jidatnya dengan pelan. Alisya semakin bingun saat melihat senyuman mengerikan ibu Adith yang sedang memberi isyarat untuk kembali tertidur dan mengikuti skenario yang akan ia lakukan.

"Tapi itu bukannya sedikit keterlaluan?" seru Ayah Adith masih tak setuju dengan rencana jahat istrinya.

"Kapan lagi bisa melihat Adith tidak sewaspada ini? Selama ini dia tidak pernah melakukan kesalahan, setidaknya kali ini aku sangat ingin melihat bagaimana reaksinya." Seru ibu Adith dengan suara pelan.

"Tapi Ma.." Alisya yang tadinya tak ingin setuju juga dengan cepat berpura-pura tidur saat melihat Adith mulai sadarkan diri.

"Maafkan aku Adith, ku harap kali ini kamu tidak membunuhku. Ibumu sungguh luar biasa." Batin Alisya saat Adith tengah terkejut dengan kehadiran kedua orang tuanya.

"Jadi Seperti itulah yang terjadi Dith." Cerita Alisya membuat Adith langsung menarik nafas lega.