Chapter 339 - 2 Minggu Kemudian

Adith menatap kedua orang tuanya beberapa saat lalu ia tersenyum dan tertawa pelan. Masih tak pernah terlintas di bayangannya kalau mereka akan melakukan hal tersebut.

"Jangan pernah lakukan hal itu lagi." Ucap Adith sembari memegang pipi Alisya dengan tatapan khawatir. Alisya hanya tertawa singkat kemudian mengangguk dengan cepat.

Mereka akhirnya sarapan dengan heboh karena ibu Adith terus menceritakan bagaimana ekspresi Adith sebelumnya serta dengan penuh semangat menunjukkan foto hasil jepretannya kepada Adith dan Alisya.

"Aku harap kalian bisa terus bahagia." Ucap Ayah Adith saat mengantar Alisya kedepan pintu gerbang.

"Hati-hati di jalan!" teriak ibunya sembari terus melambai ke arah mereka berdua yang di sambut dengan lambaian penuh semangat dari Alisya.

Kedua orang tua Adith sangat bersyukur melihat kebahagiaan yang terlihat jelas di wajah Adith dan Alisya saat mereka bersama. Kedua orang tuanya berharap bahwa Adith dan Alisya takkan pernah terpisah lagi dan akan terus bersama selamanya.

2 Minggu kemudian…

Sejak pertama kali bertemu, melalui banyak hal yang tak terduga bahkan dengan tiap kebersamaan yang begitu dramatis serta segala macam konflik yang sudah mereka lalui, akhirnya sampai juga dimana mereka mengikat janji suci.

"Wow, kau terlihat tampan. Apa kau sudah siap? Sudah saatnya untuk kita berangkat." Yogi masuk tanpa mengetuk pintu melihat Adith yang tengah memasang kopiahnya dengan gagah.

"Yup! Aku sudah siap." Adith terlihat sangat bersinar dengan baju kokoh berwarna putih dengan bordiran berwarna gold yang sederhana namun nampak mewah di tubuh Adith.

"Aku tau kau sangat ingin untuk Alisya mengetahui tentang masa lalu kita saat bersama, tapi aku rasa seperti ini juga tak masalah selama kalian saling mencintai. Cinta yang sedari dulu sudah tumbuh pada akhirnya hari ini akan Bersatu juga." Ucap Yogi yang melihat sedikit ekspresi kesedihan dari sikap diam Adith.

"Sejak kapan kau menjadi sebijak itu?" tatap Adith dengan senyuman yang terlihat licik.

"Ayo berangkat! Semoga kau tidak salah dalam mengucapkan kalimat Ijab Kabulnya." Ucap Yogi beralu pergi meninggalkan Adith.

"Woy, yang ada aku jadi makin gugup tau!" bentak Adith keluar dari kamarnya.

"Ehem.. Tidak buruk!" komentar Zein melihat Adith yang sudah berpakaian rapi.

"Kau terlihat sangat luar biasa Dith!" seru Rinto yang ikut bersama Zein dan yang lainnya untuk mengantar Adith sebagai mempelai pria.

"Waah.. Aku tau kak Adith memang tampan, tapi kali ini kak Adith orang tertampan di dunia!" seorang anak kecil yang merupakan sepupu Adith Nampak memuji Adith dengan melebarkan tangannya membentuk bola yang langsung membuat semua orang jadi tertawa karenanya.

"Eh Dith, kami sudah menyediakan hadiah khusus buat kamu loh. Karena ini masih pertama, jadi itu seharusnya manjur buat sebentar malam." Beni dan Gani tertawa cekikikan memikirkan hadiah yang sudah mereka siapkan untuk Adith.

"Jangan memberiku hal yang macam-macam jika kalian ingin hidup kalian selamat hari ini." Ancam Adith merasa curiga terhadap apa yang akan dilakukan oleh para perusuh tersebut.

"Ijab Kabulnya sudah di hafal? Kalau tiga kali salah, nikahnya batal loh…" goda Riyan dengan berpura-pura berbisik di telinga Adith sedangkan suaranya begitu jelas terdengar oleh semua orang.

"Brengsek.. kamu lagi doain saya?" tatap Adith tajam yang semakin membuat dirinya gugup karena ucapan Riyan.

"Saya Cuma ngingatin Dith!" Riyan dengan cepat menghindar takut mendapat serangan dari Adith.

"Jangan khawatir, mama yakin kamu pasti bisa. Sekarang kamu Tarik nafas dalam-dalam dan positifkan pikiranmu." Ibu Adith datang menghampiri Adith dan menenangkannya, sedang ayah Adith hanya tersenyum dengan anggukan pelan.

Di sisi lain…

"Alisya udah selesai dandan belum?" tanya Karin yang baru saja datang bersama para wanita lainnya.

"Dia sudah siap kok, cuman dia sedang gugup sekarang." Jawab Akiko yang juga baru saja keluar dari kamar Alisya.

Karin dan yang lainnya segera masuk menemui Alisya yang tengah dipakaikan sebuah kerudung berwarna putih yang menjuntai panjang menutup rambutnya bagian belakang. Sedangkan rambut Alisya yang terurai sebagian di depannya terlihat begitu hitam dan mempesona menambah kecantikan Alisya yang terlihat seperti Cinderella di pagi hari itu.

"Wah.. tante, Alisya benar-benar terlihat sangat cantik. Hebat sekali tante memilihnya." Puji Adora kepada Tante Loly yang harus merasa jengkel setiap kali Adora memanggilnya tante namun juga merasa bangga mendengar pujiannya.

"Tante memang memiliki selera yang cukup tinggi." Tambah Emi sangat kagum melihat kecantikan Alisya.

"Begitu hari ini selesai, kamu harus mempraktekkan apa yang sudah kami katakana semalam." Seru Aurelia yang semalaman suntuk mengobrolkan akan apa yang dilakukan Adith dan Alisya saat mereka telah halal nanti.

"Benar, buat dia menjadi laki-laki paling perkasa di dunia ini." Tambah Karin yang langsung membuat Alisya semakin panas dan berkeringat karena ucapan teman-temannya tersebut.

"Astaga kalian ngomong apa sih? Nggak malu apa?" ucap Alisya kesal sembari terus menarik nafas dalam untuk menenangkan diri.

"Kalian belum selesai? Rombongan Adith sudah datang. Alisya di minta untuk segera turun." Ryu yang tak perlu lagi mengetuk pintu yang sudah terbuka lebar dengan cepat mengingatkan mereka.

Suara shalawatan terdengar begitu merdu mengiringi rombongan keluarga Adith yang datang. Pemandu acarapun segera mempersilahkan Adith dan keluarganya untuk memasuki rumah Alisya dan langsung duduk dihadapan para penghulu termasuk ayah Alisya yang akan menikahkan secara langsung keduanya.

"Sekarang saat sudah berhadapan dengan ayah Alisya aku jadi semakin gugup." Batin Adith yang tak bisa duduk dengan tenang karena terlalu gugup.

"Mempelai wanita di persilahkan untuk turun." Sang pemandu segera memanggil Alisya yang sudah bersiap untuk turun.

Alisya yang mengenakan gaun panjang berwana putih dengan sentuhan Gold pada setiap kembang bordiran yang terletak di bagian pinggang hingga menjuntai luas ke lantai membuatnya terlihat sangat menawan. Adith bahkan sampai membeku terpaku melihat kecantikan Alisya yang tak membutuhkan polesan yang berlebihan.

"Wajahnya terlihat gugup." Batin Alisya saat melihat Adith yang menatapnya tajam.

"Bukan hanya dia, tentu saja aku juga merasakan hal yang sama, karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri dan dia menjadi seorang suami." Pikirnya lagi terus menuruni tangga secara perlahan-lahan ditemani oleh neneknya dan teman-temannya yang mengembangkan gaun Alisya dengan indah.

"Dit… Adith? Kenapa melamun? Ijab kabulnya sudah akan dimulai nih." Panggil pak penghulu kepada Adith yang tak bereaksi selama beberapa saat setelah ia selesai mengarahkan tahapan yang akan dilakukan.

"Dia lagi mikirin entar malam tuh!" teriak Yogi yang langsung membuat semua orang disana tertawa terbahak-bahak sedangkan Adith yang sudah mengulurkan tangannya menunduk dalam menahan rasa malunya.