Chapter 351 - Transaksi Gagal

Seorang pelayan wanita kembali masuk dengan beberapa botol bir yang terlihat cukup mahal dan bahkan terbilang sebagai termahal di dunia. Meski Adith tidak meminum minuman beralkohol, Adith tetap bisa mengetahui kalau botol bir yang sedang di bawa wanita itu terlihat sangat mewah dan mahal. "Selera anda ternyata sangat luar biasa. Bukankah itu  Pasión Azteca Platinum Liquor Bottle by Tequila Ley yang harganya mencapai 3,5 juta USD?" Pancing Adith sengaja mencari minat Calvin agar bisa menjadi lebih dekat dengannya. "Anda memang jenius. Matamu cukup jeli hanya dengan melihat botol itu sekilas, seperti yang anda bilang. Selain karena tequila yang langka, minuman beralkohol ini botolnya dikelilingi oleh 6400 berlian. Itulah kenapa harganya cukup fantastis namun soal kualitas tak perlu diragukan lagi." Jawab Calvin dengan penuh kebanggaan. Melihat Calvin sudah mulai nyaman dengannya, Adith segera mengutarakan maksudnya. "Jadi bagaimana dengan transaksi yang akan kita lakukan?" Tanya Adith dengan tidak terkesan terlalu terburu-buru. "Tentu saja, aku sudah menyiapkan semuanya. Tergantung dengan kesepakatan kita nantinya." Tegas Calvin dengan tersenyum penuh makna. "Aku tidak keberatan dengan segala macam jenis kesepakatan nanti, selama itu akan menguntungkan." Jawab Adith santai sambil terus menyeruput kopinya dengan perlahan. "Saya harap kamu tidak keberatan dengan lilin terapi ini, ini akan menutupi aroma alkohol yang cukup kuat disini." Seorang wanita yang sebelumnya bertumpuk banyak di sebelah Calvin datang menghampiri Adith dengan begitu sensual. "Terimakasih, aku tidak masalah dengan lilin itu. Aku harap wanita anda tidak lebih dekat lagi dengan ini!" Adith terlihat tidak nyaman dengan kedatangan wanita tersebut disampingnya. Pelayan yang sebelumnya sudah menuangkan minuman pada gelas Calvin sekarang berpindah ke tempat Adith untuk membersihkan beberapa putung rokok yang berada tak jauh dari meja Adith. Melihat pelayan tersebut Adith sedikit merasa curiga namun lebih memilih untuk tetap fokus pada transaksi yang akan dilakukannya bersama Calvin. Seorang pengawal masuk dengan terburu-buru dan memberikan laporan kepada Asisten Calvin yang kemudian diteruskan kembali kepada Calvin. "Cih, Tuan Adith. Sepertinya anda terlalu menganggap remeh kepada kami. Apa anda berpikir dapat mengelabui kami dengan berpura-pura untuk melakukan transaksi dengan kami?" Raut wajah Calvin tiba-tiba berubah dari yang sebelumnya terlihat sombong namun masih mencoba ramah menjadi terlihat bengis dan kejam. "Apa maksudnya? Sepertinya kalian sudah salah paham." Adith mulai terlihat siaga namun kemudian dengan satu gerakan kecil dari Adith, Asisten Calvin langsung mengeluarkan senjatanya untuk memberikan tembakan kepada Adith. Tembakan tersebut tidak mengenai Adith karena Adith langsung menendang kuat senjatanya dan menghindar ke samping yang kemudian beberapa dari pengawal Calvin langsung membunuh para wanita yang sebelumnya berada di sisi Calvin yang sudah pergi dari sana dengan tenang. "Aku harap kita akan bertemu lagi nanti, itupun jika kau masih hidup!" Calvin tersenyum sinis sembari keluar dari sana. Kepergian Calvin dilanjutkan dengan rentetan tembakan yang menewaskan wanita di sebelahnya sehingga dengan cepat Adith menarik pelayan wanita yang berada di dekat meja untuk menyelamatkannya. Mereka segera bersembunyi di balik tembok agar tidak terkena tembakan dengan si pelayan masih berada di hadapannya. Adith tidak bisa membiarkan pelayan itu mati begitu saja sehingga ia terlihat begitu teguh untuk melindunginya. Tak punya pilihan lain, Adith segera merogoh senjata yang sudah ia tempatkan di bawah tumit sepatunya kemudian diarahkan ke balik tembok yang menewaskan beberapa orang Calvin dengan mudah. Ruangan itu hancur berantakan yang diikuti dengan beberapa tembakan dari arah luar yang ikut menghancurkan ruangan tersebut serta menewaskan orang-orang Calvin.

"Hmmmh.." Adith kehilangan fokusnya dengan bagian dada dari pelayan itu menempel hangat di dadanya.

Adith merasakan panas di tubuhnya dan semakin tak bisa mengendalikan diri karena aroma manis dari wanita itu yang membuatnya semakin merasa di aliri listrik yang cukup kuat. "Apa karena dari lilin tadi yang memiliki aroma perangsang yang sangat kuat? Rasanya tubuhku bergetar hebat dan panas dengan keberadaan wanita ini." Tatap Adith pada wanita itu dengan nafas berat yang semakin memburu. Melihat tatapan wanita itu membuat Adith sedikit bingung. Tatapan yang selalu ditunjukkan kepadanya dari setiap wanita yang selalu membuatnya jijik, namun beda dengan tatapan wanita ini. Tatapannya membuat Adith penasaran dan bingung. Sesaat kemudian, tubuh Adith kaku dan tak bergerak. Sengatan dari bibirnya yang dikecup hangat oleh wanita itu segera membanjiri seluruh tubuhnya dengan begitu hebat. Mata Adith terbelalak sempurna tak menyangka akan apa yang dilakukan wanita itu. Adith langsung menjauhkan tubuhnya dengan mundur selangkah dari wanita itu dan melepas ciumannya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tatap Adith dengan nafas yang semakin memburu.  Ciuman itu bagaikan candu yang membuat Adith menginginkan lebih. Meski Adith tau kalau tubuhnya sedang dipengaruhi oleh obat yang cukup kuat, tapi entah kenapa hatinya terbakar sempurna dengan setiap gerik, desahan dan aroma dari wanita itu. "Siapa sebenarnya wanita ini?" Batin Adith sembari terus memperhatikan wanita itu namun kemudian dengan cepat tubuhnya kembali ditarik karena tembakan yang langsung mengikis bahu Adith karena berusaha melindungi wanita itu juga. Adith kembali melesatkan tembakan hingga peluru di pistolnya habis yang setelah itu bunyi tembakan dari arah yang berbeda terdengar menyapu habis orang-orang Calvin yang baru saja berdatangan. "Kap… ehemm! Calvin berhasil lolos. Kami sudah mengamankan beberapa barang bukti." Seorang pria nampak sedang berbicara dengan wanita itu. "Tidak masalah, aku juga sudah mendapatkan sidik jarinya dan untuk sekarang.." wanita itu tampak tak bisa melanjutkan kata-katanya saat Adith sudah mengecup lehernya dengan begitu panas. Pria itu terkejut bukan main melihat wanita dihadapannya sedang mendapatkan penyerangan yang mana tidak dia hindari meski ia bisa memberikan pukulan telak pada laki-laki itu. "Jlebbbb, Uaahhhh!!!" Wanita itu yang sebelumnya terkejut dengan apa yang dilakukan Adith malah menusuk mata pria yang sedang berada di sampingnya dengan sangat kuat sampai ia berteriak histeris. "Kap… ehemmm ada Ap… hah??" Salah seorang yang datang juga sama terkejutnya dan langsung menutup mata untuk melindungi dirinya sendiri. "Aa.. a aku tak melihat apapun sumpah!" Ucapnya dengan tubuh bergetar hebat karena takut dan shock dengan apa yang baru saja disaksikannya. "Bisakah kau hentikan itu?" Suara lembut wanita itu segera menyadarkan Adith sehingga ia mundur beberapa langkah dan melonggarkan dasi dan membuka kancing bajunya. "Selesaikan yang lain, aku akan mengantarnya pulang!" Tegasnya kepada kedua orang pria tersebut yang kembali membuat mereka terbelalak tak percaya. Wanita itu dengan cepat menangkap tubuh Adith yang melangkah gontai.