Chapter 353 - Aku Istrimu

"Kapten, terlalu berbahaya jika anda masuk seorang diri ke dalam sana apa lagi dengan memakai pakaian pelayan seperti itu." Rizal segera mengingatkan Ayumi sebelum ia masuk ke dalam ruang dimana terdapat Calvin disana. "Benar, dia sangat licik dan bajingan. Hal seperti ini tidak perlu anda yang turun tangan langsung, mengingat dia bisa melakukan apa saja kepada pelayan wanita seperti yang selama ini ia lakukan kepada yang sudah-sudah." Tambah Elvian merasa bahwa orang dengan jabatan setinggi Ayumi yang merupakan kapten satuan khusus tidak perlu campur tangan langsung dalam menangani kasus tersebut. Mendengar mereka yang terus saja mendesah membuat Ayumi kesal dan mengambil beberapa barang yang bisa ia pakai untuk penyamarannya. "Apa ini cukup?" Ayumi memasang gigi palsu yang membuatnya giginya terlihat sedikit lebih maju serta kacamata bulatnya yang membuatnya terlihat lebih cupu. "Tapi…" mereka yang ingin memotong seketika dihentikan oleh Ayumi yang sudah menatap dengan yakin. "Kalian tidak perlu khawatir kepada ku, aku tau akan apa yang aku lakukan." Terang Ayumi yang sebenarnya merasa curiga melihat penjagaan ketat yang sedang dilakukan oleh Calvin saat itu. Setelah berhasil melakukan penyamaran yang membuatnya tak bisa dikenali, Ayumi masuk dengan mudah dan segera mengambil nampan yang akan dibawa masuk ke dalam ruang tersebut. "Sebentar!" Seorang pengawal tampak memberhentikan Ayumi yang akan masuk kedalam ruangan Calvin. Ayumi diperiksa dengan menyeluruh karena curiga kalau ia akan membawa senjata atau barang lainnya yang dapat membahayakan Calvin. "Masuklah." Ucapnya setelah merasa yakin tidak ada barang apapun yang mencurigakan di tubuh Ayumi. Ayumi masuk kedalam dan tak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang berada didalam tersebut karena banyaknya asap yang mengepul di ruangan itu dengan cahaya yang minim. "Sepertinya Calvin yang berada pada bagian tengah itu." Batin Ayumi saat melihat sosok yang terlihat begitu angkuh dengan wanita yang berada di sekelilingnya. Dengan cekatan Ayumi menaruh botol minuman yang dibawanya diberikan kepada Calvin yang tanpa disadari oleh Calvin, Ayumi berhasil mengambil gelas kosong dari meja Calvin sembari mengambil puntung rokok miliknya. Kemudian segera bergeser ke sebelah meja lagi untuk sengaja sedikit berlama-lama mendengarkan pembicaraan mereka yang setelah mendengar lebih seksama, Ayumi terkejut dengan suara berat dan hangat yang didengarnya. "Detakan jantung ini? Adith?" Batin Ayumi masih takut untuk melirik ke arah suara yang berada disampingnya karena takut bahwa apa yang dia pikirkan adalah benar. Ayumi mematung di tempatnya sehingga tak menyadari saat asisten Calvin sudah menodongkan senjatanya kepada Adith namun dengan cepat Adith bisa menghindari tembakan tersebut dan menarik Ayumi untuk berlindung. Melihat Adith berusaha melindunginya, Ayumi menatap Adith dengan sangat dalam dengan jantung yang terus berdegub kencang. Ayumi merasakan kerinduan yang teramat mendalam kepada pria di hadapannya itu. Tidak sedetikpun ia mengedipkan matanya untuk terus menatap setiap inci wajah Adith. "2 tahun lalu saat pertama kali bertemu denganmu aku sudah memutuskan jika takdir mempertemukan kita sekali lagi, maka aku takkan lari dan kembali padamu." Ayumi tanpa sadar menarik leher Adith lalu mengecup bibir Adith dengan begitu hangat. Rasa rindu serta cinta yang sudah lama ia pendam ia curahkan pada ciuman itu. Hati dan perasaanya menyatu dengan kecupan lembut yang ia berikan. Melihat Adith tak mengenalinya membuat Ayumi tak menyalahkan dia karena penyamaran yang serang ia lakukan saat itu sehingga ingin rasanya ia menjahili Adith terlebih dahulu. ***** "Aku sudah memperingatkanmu, jangan salahkan aku jika aku berbuat lebih padamu." Tegas Adith menatap Ayumi dengan begitu lekat. "Aku adalah istrimu, kenapa kau tidak mengingat ku?" Tanya Alisya membuka kebenaran mengenai dirinya dihadapan Adith. "Pufffttt istri? Aku belum pernah menikah sebelumnya. Jangan bercanda denganku, selama ini orang mengaku ingin menjadi istriku. Tapi belum pernah ada yang mengaku sebagai istriku." Adith tertawa sembari melepas Ayumi karena lelucon yang diberikannya. "Apa seperti ini kau akan mengenaliku?" Alisya melepas penyamarannya satu persatu untuk di perlihatkan kepada Adith namun reaksi Adith tetap saja sama. "Pulang lah, aku tak kan melarangmu untuk pergi sekarang juga sebelum terlambat. Jika kau melangkah lebih jauh lagi sekarang, kau tak kan bisa kembali lagi." Ucap Adith masih memberikan kesempatan kepada Ayumi untuk kembali memikirkan apa yang harus diputuskan olehnya. "Tapi aku tak punya keinginan untuk mundur meski kau tak mengingat ku saat ini." Alisya datang menghampiri Adith dengan melepas jasnya secara perlahan-lahan. "Pakkk… itu adalah peringatan terakhir ku. Sekarang kau tidak bisa kembali lagi." Adith langsung menahan tangan Ayumi dan menindihnya di atas kasur empuknya yang kemudian dengan perlahan-lahan mendekat ke arah leher jenjang Ayumi. Alisya yang menatap Adith dengan penuh rasa kerinduan yang sudah lama terpendam karena waktu yang memisahkan mereka membuatnya menarik nafas dalam dan menutup mata memasrahkan dirinya sepenuhnya kepada Adith. "Bukkkkhhh" Adith terjatuh tertidur di atas tubuh Alisya karena kelelahan menahan semua hasrat yang membuncah di dalam tubuhnya. "Puuufttt.. aku seperti wanita yang sangat agresif sekarang." Alisya tertawa melihat dirinya sendiri yang begitu pasrah memberikan segalanya namun malah di tinggal tidur. Alisya langsung membenarkan posisi Adith agar bisa berbaring dengan lebih nyaman. Dia juga sengaja membuka jas Adith yang sudah setengah terbuka dan melepas sepatu yang masih melekat di kakinya. "2 tahun lalu kau tak mengenaliku karena rambut pendek dan kacamataku, dan sekarang setelah bertemu kembali kau juga masih tak mengenaliku. Apa yang terjadi padamu Dith?" Bisik Alisya sambil terus membelai lembut rambut Adith. "Maafkan aku karena butuh waktu untuk bisa kembali padamu. Aku masih ingat apa yang terakhir kali kukatakan padamu saat kau kembali disekap oleh Artems. Semua itu aku lakukan agar Artems tidak melukaimu." Terang Alisya yang mengambil posisi berbaring disebelah Adith dan masuk kedalam pelukannya. "Kau pasti mengira kalau aku sudah mati karena ledakkan itu, tapi sebenarnya aku bisa selamat berkat pengorbanan Zy yang dengan energi nano terakhirnya dia menyerap penuh energi nanoku kemudian melemparku keluar agar daya ledak dari energi nano Artems tidak mengenaiku." Alisya terus berbicara dengan menenggelamkan wajahnya di dada Adith yang bidang. "Aku bukan berarti lolos dari daya ledak Artmes, gelombang ledakkan yang dihasilkannya hampir mengambil seluruh energi hidupku namun berkat ayah Caleb yang ternyata seorang mantan peneliti dari Black Falcon menyelamatkanku." Suara Alisya terdengar lirih dan mulai mengantuk berada dekat dengan denyut jantung yang sangat dirindukannya itu. "Butuh 5 tahun hingga energi nanoku terkumpul kembali." Ucapnya tertidur dipelukan Adith.