Chapter 355 - Jadi Namanya Ayumi?

"Apa yang sedang kau lakukan dikantor? Bukankah kau sedang memiliki jadwal operasi hari ini?" Yogi yang dihukum oleh Adith sedang melakukan posisi setengah push Up di ruang kerja Adith di kantornya.

"Kau bahkan tau mengenai jadwal Operasi dirumah sakit dan sering membawakan dokumen kantor ke ruang kerjaku tapi selalu menghilang dengan cepat. Kau tau sudah berapa lama aku mencarimu?" Adith menatap Yogi dengan kesal atas apa yang sudah dilakukan oleh Yogi padanya beberapa hari lalu.

"Itu karena aku penasaran." Yogi bangkit dari hukumannya namun kembali ke posisinya lagi setelah mendapat tatapan tajam dari Adith.

"Bagaimana bisa kau membiarkan aku pulang dengan perempuan yang tidak aku kenali sama sekali? Dan kau tau bagaimana aku.." Adith tidak yakin akan apa yang harus ia katakana berikutnya.

"Justru karena aku tau kau sangat membenci sentuhan langsung dengan wanita karena Mysophobiamu itu, aku membiarkan kamu bersama Ayumi." Terang Yogi dengan nafas berat karena mulai keram dengan posisi setengah push Upnya tersebut.

"Jadi Namanya Ayumi?" gumam Adith pelan yang masih dapat di dengar oleh Yogi dengan jelas.

"Apa kau tidak inga tapa yang kau lakukan pada Ayumi malam itu? Kau dengan begitu agresifnya menyerang Ayumi tanpa menimbulkan reaksi berlebihan atau jijik kepadanya." Yogi kembali bangkit karena sudah tak mampu lagi dengan keringat deras bercucuran di balik jas hitamnya tersebut.

"Apa maksudmu dengan berkata seperti itu?" Adith yang tidak bisa menilai dirinya tentu saja takkan tau bagaimana reaksinya kepada Ayumi saat itu.

"Kau yang menyerangnya terlebih dahulu dengan mendaratkan tanda kepemilikkanmu di lehernya. Kau bahkan tak memperdulikan seorang pria yang melihat kalian dengan terkejut juga marah di depan." Ungkap Yogi setengah tersenyum mengingat tingkah Adith pada malam itu.

"Ehem… pokoknya jangan pernah lakukan hal itu lagi." Wajah Adith langsung memerah begitu mengingat kejadian itu.

Adith menunduk dalam membelakangi Yogi tak meyangka kalau reaksinya akan berbeda dengan apa yang ia lakukan biasanya pada wanita lain umumnya.

Karena ada hal yang harus ia lakukan mengingat hari ini aka nada perekrutan pegawai baru yang sudah masuk dalam tahap wawancara, Adith dengan cepat menuju ke ruang pertemuan untuk secara langsung melakukan proses wawancara tersebut.

"Yani… kamu ngapain sih di dalam?" teriak Ayumi kepada Yani yang berada di dalam tolilet dalam waktu yang sudah cukup lama.

"Aduh Mi... Rasanya aku mules banget nih. Aku masih gugup banget untuk masuk kedalam." Teriaknya dari dalam bilik WC sambil terus memegang perutnya.

"Kamu sudah maksa aku buat temani kamu kesini tapi sampai sini kamu masih gugup juga? Keluar nggak?" Ayumi menendang pintu WC dimana Yani berada karena kesal. "5 menit lagi wawancaranya akan dimulai, kamu bisa di anggap lalai kalau nggak berada di tempat tepat waktu." Lanjutnya lagi mengingatkan temannya itu.

Yani yang memiliki nama Panjang Sriyani adalah teman pertama Alisya yang tidak sengaja ia temui dirumah sakit Yani sedang mengunjungi ibunya yang sakit.

Ibu Yani mengalami kecelakaan yang membuatnya menderita kelainan saraf karena kerusakan pada bagian tulang belakangnya sehingga ia harus di rawat di rumah sakit dalam waktu yang lama.

Alisya yang melihatnya terus berjuang untuk membiayai semua perawatan ibunya membuat Alisya ingin mengenal Yani lebih jauh lagi mengingat kepribadiannya yang kuat namun bersahaja dan tak pernah terlihat sedih. Ia bahkan selalu datang menghibur Alisya dan ibunya dengan tingkah konyolnya yang semangat dan ceria.

"Oke bentar, aku baca bismillah dulu!" ucapnya setelah keluar dari toilet dengan wajah pucatnya.

"Aku tak menyangka kalau orang seheboh kamu bisa gugup juga." Goda Ayumi dengan sedikit senyuman yang licik.

"Kau pikir aku bukan manusia?" tatap Yani kesal ke arah Ayumi.

"Ho oh.. bener!" ucap Ayumi singkat dengan anggukan pelan.

"Bangke!" maki Yani yang membuat Ayumi membelalak dan langsung mengejar Yani.

"Mulutmu harus ku beri pelajaran!" Ayumi sudah siap untuk menarik bibir mungil Yani namun tepat saat Yani memundurkan langkahnya dengan lebar, ia malah menabrak Adith dengan sangat kuat.

"Ah, maaf maaf, saya nggak sengaja! Maafkan saya…" Yani langsung menunduk meminta maaf dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Hei, kalau jalan liat-liat dong! Kamu nggak tahu siapa yang sudah kamu tabrak?" bentak salah seorang dari rombongan yang jalan bersama Adith menuju ruang wawancara.

"Maafkan saya, tapi saya benar-benar tidak sengaja!" Yani sekali lagi meminta maaf dengan wajah panik. Adith dan Yogi hanya terdiam dan terpaku saat melihat Ayumi juga berada disana.

"Kamu pikir maaf saja cukup?" bentaknya lagi dengan kuat membuat beberapa karyawan kantor Adith menoleh ke sumber suara.

Dengan tersenyum licik, Ayumi melangkah maju mendekati mereka dengan cepat.

"Maaf, tapi teman saya benar-benar tak sengaja. Jika maaf saja tidak cukup, lalu bagaimana cara kami agar bisa mendapatkan permintaan maaf dari anda?" ucap Ayumi dengan suara lembut yang bergetar takut.

"Wahhh… Apa-apa'an karakternya ini? Bagaimana bisa ia memperlihatkan karakter seperti kucing basah saat di hadapan orang banyak sedangkan jika padauk dia bersikap seperti singa liar!" Batin Adith merasa terkejut dengan tingkah Ayumi dihadapannya.

"Cihhh,, melihat dari pakainnya, sepertinya dia akan melakukan wawancara. Dengan tidak di ikut sertakan dalam tes wawancara sepertinya cukup." Ucapnya dengan penuh keangkuhan melirik ke arah Yani dan Ayumi.

"Kamu Ayumi kan? Yang pernah ketemu denganku malam itu? Yang pelayan.." Yogi tidak melanjutkan kata-katanya demi menjaga harga diri Ayumi.

Mendengar Yogi memanggil wanita yang lainnya membuat beberapa dibelakang Adith menjadi bingung dan tak mengerti sedang Adith menatap kesal kea rah Yogi.

"Iya benar!" jawab Ayumi dengan tatapan bingung tak mengenali siapa orang dihadapannya itu.

"Aku ingin mengucapkan terimakasih padamu, berkatmu temanku bisa pulang dengan selamat. Kamu tentu paham jika aku mengatakan ini bukan?" seru Yogi sembari mengulurkan tangannya dengan cepat ke arah Ayumi.

"Ah… Benar, sekarang saya mengingatnya. Tidak di sangka bisa bertemu dengan anda disini, jadi.." Ayumi menatap Adith seolah-olah baru mengingat bahwa orang yang di antarnya adalah Adith.

"Benar. Ehemm.. ngomong-ngomong apa kamu juga ikut pada tes wawancara ini?" tanya Yogi sembari melirik ke arah Yani yang terlihat bingung.

"Ah tidak, aku hanya mengantar temanku saja. Dia terlalu gugup untuk melakukan wawancara ini." Jawab Ayumi cepat. "Aku harap kejadian tadi tidak membuat tuan Adith marah dan menghapus nama teman saya dalam peserta tes wawancara ini." Pinta Ayumi dengan suara lembut.

Melihat sikap Ayumi yang terlihat Aneh dimatanya, Adith jadi menunggingkan senyum tipis memikirkan rencana licik.