Chapter 359 - Bertemu Ryu

Melihat Ryu yang turun dari mobil hitam tak jauh dari pintu masuk perusahaan Adith saat Alisya dan Yani baru saja keluar setelah selesai mendengarkan pengumuman dari Adith, Alisya langsung berhenti sejenak tak menyangka kalau Ryu akan berada disana. Alisya sebenarnya sudah memperhatikan gelagat Yogi selama proses wawancara berlangsung sehingga dia yang sedikit merubah suaranya menjadi lebih nyaring dan ceria tidak menyangka kalau Ryu akan sedikit curiga. "Aku rasa hari ini masih kamu yang datang hanya dengan melihatku saja dari video yang dikirim oleh Yogi, jika Karin bertemu secara langsung denganku maka dia pasti akan langsung mengenaliku juga." Batin Alisya saat melihat tatapan tajam Ryu yang di arajkam padanya. "Yum? Ayumi? Ayumi??!" Teriak Yani kencang karena Ayumi nampak mematung dan melihat ke arah lain. "Maafkan aku, kamu pulang duluan saja. Aku masih ada urusan." Ucap Ayumi saat tersadar berkat teriakan kencang Yani. "Kamu kenal sama tuan Ryu?" Yani menoleh ke arah Ayumi melihat sebelumnya yang membuatnya tiba-tiba berhenti dan disana sudah berdiri Ryu yang menatap Ayumi tajam. "Bukankah kamu segera ingin memberitahukan kabar ini kepada ibumu? Sebaiknya kamu kesana sekarang karena aku yakin dia sudah tidak sabar menunggumu." Ayumi sengaja mengalihkan perhatian Yani dengan cepat. "Oh iya benar, ya sudah sampai ketemu di rumah. Jangan pulang larut malam lagi, kita harus makan besar malam ini sama ibu. Aku akan masak yang enak-enak." Teriak Yani sembari memesan taksi dan menghilang dari pandangan Ayumi. Alisya yang selama ini tidak memiliki tempat tinggal dan tidak bisa tinggal serumah dengan Caleb yang memiliki seorang kakak cowok bernama Caden dan Ezhar membuat Alisya memilih untuk tinggal bersama Yani selama 1 minggu terakhir setelah kembali dari tempat tugasnya. Alisya segera pergi menuju suatu tempat yang mungkin saja tidak terlalu banyak orang berkeliaran di sekitar sana, dan Alisya menemukan taman perusahaan yang terlihat sunyi di bagian kanan gedung utama. Melihat Alisya yang sudah memimpin jalan Ryu akhirnya mengikuti langkah kaki Alisya. Sejak awal Ryu melihat Alisya, dia merasakan energi nano yang tidak asing baginya. "Aku tak menyangka kau bisa mengenaliku meski aku sudah merubah penampilan dan suara ku sedemikian rupa." Ucap Alisya pelan dan berhenti berjalan setelah merasa berada pada tempat yang pas. Alisya berkata sembari membelakangi Ryu yang terus berjalan mendekatinya. Mendengar suara itu jantung Ryu seketika berdetak dengan sangat cepat. Ia membeku seketika dan tak bergerak seinci pun dari tempatnya. Kakinya kaku dan mata serta telinganya melebar sempurna menerka-nerka siapa yang berada di hadapannya itu. Dengan susah payah Ryu menelan ludahnya, begitu Alisya menoleh.. "No… Nona," Ryu mendesah hebat dan langsung berlutut di hadapan Alisya yang merupakan orang yang sangat dihormatinya itu. "Berdirilah Ryu, kau membuatku terbebani dengan melakukan hal itu!" Perintah Alisya dingin namun Ryu tak bisa mengangkat tubuhnya untuk berdiri. "Aku sangat ingin memeluk nona saat ini, tapi karena aku tak bisa melakukannya maka biarkan aku melakukan ini." Ryu menunduk dalam tak bisa mengangkat kepalanya. Suaranya yang serak menandakan kesedihan serta kebahagiaan yang teramat mendalam karena bisa melihat kembali Alisya. Ryu tak pernah menyangka kalau Alisya bisa baik-baik saja bahkan tidak terluka sedikitpun di hadapannya saat itu. "Kalau begitu peluklah, aku sangat membutuhkannya sekarang." Alisya yang sudah menganggap Ryu sebagai saudaranya seolah menemukan kembali sandarannya selama ini. Dia yang sudah diketahui oleh Ryu tidak bisa kembali lagi untuk merahasiakan dirinya sehingga dengan suara seraknya Alisya ingin dipeluk oleh Ryu. "Tidak mungkin.." Ryu yang kaget mendengar ucapan Alisya dengan tegas ingin menolak namun melihat matanya yang sudah mulai berkaca-kaca membuat Ryu dengan cepat meraih kepala Alisya dan menaruhnya ke dalam dadanya. Ryu memeluk Alisya layaknya Adiknya yang sudah lama tidak pernah ditemuinya. Tangisan sesegukan Alisya dalam dadanya semakin menambah rasa sakit di hati Ryu. Sesak di dadanya membuatnya semakin mengeratkan pelukannya pada kepala Alisya dengan tetap menjaga jarak dari tubuh Alisya. "Kenapa nenek pergi di saat aku belum kembali? Kenapa nenek tidak menungguku? Kenapa mereka semua pergi meninggalkan aku?" Suara Alisya serak tenggelam dalam dada Ryu. Ryu bisa merasakan bagaimana pedihnya perasaan Alisya saat harus kehilangan neneknya yang merupakan pengganti dari ibunya tersebut. Alisya tak berkata-kata lagi dan hanya terus terisak-isak dalam pelukan Ryu. Jika saja itu adalah dada Adith, Ryu yakin kalau Alisya akan menangis sekencang-kencangnya untuk menumpahkan semua kesedihannya. Mengingat Adith yang mendapatkan kesedihan yang sama karena kehilangan Alisya dan harus melupakan segala hal tentang Alisya membuat Ryu menggertakkan rahangnya tak bisa menyalahkan Adith karena hal tersebut. "Apq yang sedang mereka lakukan? Bukankah itu Ryu? Kenapa dia memeluk Ayumi?" Yogi terkejut melihat Ryu yang memeluk Ayumi dari jendela kaca lantai 2 perusahaan mereka. "Apa? Siapa?" Tanya Adith penasaran dan segera mendekati jendela untuk melihat ke arah yang sedang dilihat oleh Yogi. Merasakan adanya bahaya, Yogi dengan cepat menghalangi Adith. "Bukan apa-apa.. sebaiknya kita ke kantormu saja karena masih banyak hal yang harus ditandatangani." Ajak Yogi cepat untuk mengalihkan Adith. Melihat gelagat aneh Yogi, Adith malah semakin penasaran sehingga memaksa untuk melihat kebawah jendela. Dari atas, dengan jelas ia melihat kalau Ayumi sedang berpelukan dengan Ryu. Meski mengetahui hubungan Ryu dengan Karin, melihat Ryu yang memeluk Ayumi sedikit membuatnya bingung. Adith malah mengira bahwa Ayumi adalah perempuan yang tidak baik karena dengan mudahnya berpelukan dengan pria lain terlebih karena ia tahu bahwa Ryu belum menikah yang berarti Ryu bukanlah suami Ayumi. "Aku pikir dia akan berbeda dengan kebanyakan wanita lainnya yang mengincar harta, tapi ternyata dia sama saja!" Senyum tipis Adith yang terlihat merendahkan itu membuat Yogi jadi bergetar takut. Adith mengira kalau Ayumi tak jauh berbeda dengan perempuan lain yang hanya melihat laki-laki dari jabatan mereka dan dari apa yang mereka miliki seperti saat ini kepada Ryu yang merupakan seorang CEO di perusahaan kakek Alisya dibawah kepemimpinan Ayah Alisya. "Sepertinya kau salah paham, aku yakin dia bukan wanita seperti itu!" Tegas Yogi mencoba untuk membela Ayumi dan membuat Adith untuk tidak cepat mengambil kesimpulan. Adith yang biasanya bisa bersikap tenang, saat itu terlihat secercah kemarahan yang tidak disadarinya setelah melihat apa yang sedang dilakukan oleh Ayumi dan Ryu. Adith tidak tahu bahwa hatinya yang sakit saat itu adalah pertanda akan perasaanya yang juga sakit karena hati Alisya yang sedang meraung karena kesedihan mendalam.