Chapter 360 - Kenyataan 7 Tahun Lalu

Setelah cukup tenang, Alisya akhirnya mengambil posisi duduk dengan nyaman di kursi taman dan menceritakan semuanya mengenai kejadian 5 tahun lalu serta bagaimana ia bisa selamat dari ledakkan tersebut. "7 tahun lalu kami mencari kebenaran apakah nona benar sudah meninggal atau tidak, namun dari seluruh bekas ledakkan itu bahkan jasad dari Artems maupun Omega tak kami temukan." Ryu bercerita mengenai apa yang sudah mereka lakukan 7 tahun lalu. "Ayah Karin terus melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa ada sejumlah partikel aktif dalam ledakkan tersebut yang akan memakan habis setiap benda atau senyawa yang memiliki energi nano termasuk Makhluk hidup." Lanjut Ryu lagi yang kemudian menghadap ke arah Alisya. "Yang berarti manusia atau jasad kalian juga ada di dalam rantai makanannya sehingga kami hanya menemukan sebagian DNA saja dan tanpa sengaja kami menemukan untaian DNA milikmu dan yang lainnya dari partikel aktif tersebut." Jelas Ryu yang membuat Alisya paham mengapa mereka semua mengira dirinya telah meninggal. "Aku bisa memahami itu, malam itu aku terhempas cukup jauh sampai ke jalan raya dan sebuah mobil menabrak ku. Aku jatuh pingsan bukan karena tabrakan tersebut, melainkan seluruh luka-luka yang ada pada diriku yang cukup parah." Terang Alisya kembali menceritakan kejadian yang sesungguhnya.. "Kepalaku yang terbentur cukup keras membuatku koma selama beberapa tahun. Setelah tersadar, aku baru tahu kalau yang menyelamatkanku adalah Ayah Caleb yang ternyata merupakan seorang ilmuwan pelarian dari organisasi." Tambah Alisya lagi tersenyum dengan takdir yang tak di sangka-sangkanya. "Caleb? Apa yang kau maksud adalah anak kecil yang kita pernah selamatkan saat itu? yang kau berikan liontin dari ibumu?" Tanya Ryu yang ingin memastikan. "Benar, Ayah Caleb keluar dari organisasi setelah mengetahui bahwa anaknya menjadi salah satu korban dari organisasi. Meski ia keluar secara resmi, namun dia yang mengetahui banyak hal mengenai organisasi membuat nyawanya dan keluarganya juga ikut terancam." Terang Alisya menatap Ryu dalam. "Apa malam itu Ayah Caleb mengetahui apa yang dilakukan oleh Organisasi sehingga datang menyelamatkanmu?" Tanya Ryu penasaran bagaimana bisa Ayah Caleb bisa berada disana. "Tidak, justru malam itu terjadi secara kebetulan dan takdir lah yang mengatur semuanya." Jawab Alisya singkat. "Lalu kenapa nona tidak kembali dalam 2 tahun terakhir jika nona kembali tersadar setelah 5 tahun?" Ryu tidak menemukan alasan kenapa Alisya terus bersembunyi setelah itu. "Tubuhku terlalu lemah karena Omega berhasil menyerap habis energi nano dalam tubuhku. Butuh waktu lama untuk Ayah Caleb mengembalikan energi dalam tubuhku." Alisya tidak bisa memperlihatkan bekas luka-luka pada tubuhnya meski ia ingin. "Dengan bantuan Ayah Caleb, aku berhasil pulih dalam waktu cepat namun aku tetap belum bisa kembali karena belum memiliki kekuatan dan kekuasaan yang cukup untuk bisa berhadapan dengan Black Falcon." Alisya berdiri menatap jauh ke arah langit. "Itulah kenapa selama 2 tahun terakhir aku berusaha untuk mendapatkan kekuatan lebih dan menemukan kekuasaan dengan menjadi kapten dalam satuan khusus yang memiliki misi untuk menghancurkan organisasi BF." Lanjut Alisya lagi berbalik menatap Ryu yang sedang terduduk terus menatap Alisya. "Kapten? Sa.. satuan khusus?" Ryu tak menyangka bahwa Alisya bisa mendapatkan posisi itu dalam waktu yang sangat singkat. "Yup! Dan berkat itu, kami sudah menghancurkan beberapa cabang dari organisasi." Alisya tersenyum bangga dan senang bisa mengurangi nasib orang-orang yang akan bernasib sama dengannya. Melihat senyum Alisya yang terlihat puas, Ryu yakin kalau Alisya sudah berjuang cukup keras dan merasa bahagia dengan hal tersebut. "Nona.." Ryu menatap dengan sangat serius. Melihat tatapan sendu Ryu, Alisya seolah bisa mengerti akan kekhawatiran yang sedang dipikirkan oleh Ryu. "Apakah nona sudah bertemu dengan Tuan?" Tanya Ryu dengan sangat hati-hati. Alisya hanya menggeleng pelan. Ia memiliki banyak alasan untuk belum bisa menemui Ayahnya dan terus merahasiakan identitasnya demi terus menjaga kebenaran akan dirinya yang masih hidup diketahui oleh BF. Hal ini tentu akan menjadi lebih berbahaya lagi dari sebelumnya karena Ayah Caleb tahu bahwa Ayah serta orang yang berada disekitar Alisya akan berada dalam bahaya. "Ikutlah bersamaku." Pinta Ryu cepat kepada Alisya. "Tidak sekarang Ryu, sekarang bukan saat yang tepat!" Tegas Alisya masih ragu-ragu untuk mengungkapkan identitas nya kepada ayahnya. "Sebaiknya nona ikut sekarang sebelum nona menyesalinya. Kondisi tuan semakin hari semakin memburuk karena merasakan kesepian dan kesedihan yang amat dalam." Terang Ryu dengan suara berat ketika mengingat kondisi ayah Alisya. Alisya hanya berdiam di tempat yang membuat Ryu langsung berinisial untuk menarik tangan Alisya pergi dari sana. "Maafkan saya nona, tapi mohon mengertilah." Ucap Ryu langsung membawa masuk Alisya kedalam mobilnya yang kembali membuat beberapa orang di kantor Adith kembali heboh saat melihat Alisya dibawa pergi. Dengan jantung yang berdetak sangat kencang serta rasa was-was yang menyelimuti dirinya, Alisya terus memikirkan bagaimana reaksi ayahnya ketika mereka bertemu dan mengetahui kalau anaknya baik-baik saja dan masih hidup. Saat ini hanya tersisa Ayahnya saja satu-satunya keluarganya yang masih hidup sehingga dengan menahan rindu yang sangat tinggi, Alisya tidak bisa kembali kehidupan Ayahnya terlebih karena identitas asli dirinya yang sudah diketahui oleh organisasi. "Apa kau lihat tadi? Tuan Ryu masuk ke kantor direktur bersama seorang wanita. Aku belum pernah melihat tuan Ryu jalan berdampingan dengan seorang wanita ke kantor sebelumnya." Seseorang segera bergosip ria mengenai kedatangan Ryu bersama dengan Alisya. "Aku juga melihatnya, tapi wanita itu belum pernah aku melihatnya sebelumnya." Terang yang lainnya lagi dengan penuh semangat. Begitu sampai di ruang kantor Ayahnya, Alisya berhenti sejenak dan menarik nafas dalam. Setelah melihat Alisya sudah cukup tenang, Ryu segera membukakan pintu untuk Alisya. "Masuklah, Tuan sudah menunggu kehadiran nona dalam waktu yang cukup lama. Jangan buat dirinya menunggu lebih lama lagi di usianya yang sudah semakin renta itu." Pinta Ryu kepada Alisya dengan lembut yang dengan sopan menengadahkan kedua tangannya. Alisya bingung dengan apa yang sedang dilakukan oleh Ryu, namun kemudian paham sehingga dengan cepat ia melepaskan kacamatanya, mengikat tinggi rambutnya, melepas lensa mata serta membuka gigi palsu nya yang langsung ia masukkan kembali ke dalam kantongnya. "Terimakasih" ucap Alisya dengan senyuman manisnya. Alisya perlahan-lahan masuk kedalam namun tak menemukan Ayahnya di dalam ruangan tersebut. Setelah melemparkan penglihatannya keseluruh ruangan, Alisya masih tidak menemukan Ayahnya disana.  "Ba… Bapak??!" Alisya segera berteriak dan menghambur ke bawah meja setelah melihat tangan Ayahnya yang tergeletak lemah di lantai. Ayah Alisya ternyata pingsan.