Chapter 361 - Apa Kau Berpacaran dengan Ryu?

Mendengar teriak kan Alisya, dengan cepat Ryu menerobos masuk ke dalam dan melihat Alisya sudah panik duduk di hadapan Ayahnya yang terkulai lemas. Ryu tak menunggu waktu lama lagi sehingga dengan cepat dia menelpon ambulance. Ayah Alisya segera dibawa ke rumah sakit Pondok Indah yang merupakan rumah sakit bertaraf internasional dengan kualitas tinggi serta memiliki peralatan medis yang mutakhir. Alisya yang biasanya terlihat tenang dalam menghadapi situasi kali itu tak bisa menyembunyikan ekspresinya. Menunggu ayahnya yang sedang berada di dalam ruang UGD membuat Alisya takut akan terjadi sesuatu kepada ayahnya. "Bagaimana keadaan bapak saya dok?" Alisya langsung menghambur menghampiri dokter yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan. "Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja. Sepertinya stress dan kelelahan yang memicu rasa sakit di kepala serta jantungnya sehingga ia jatuh pingsan. Kami sudah memanggil dokter spesialis untuk memastikan kondisi Ayahmu." Terang sang dokter menenangkan Alisya. Meski dokter sudah mengatakan bahwa Ayahnya baik-baik saja, Alisya masih belum bisa menghilangkan kekhawatiran nya yang teramat besar kepada ayahnya. Ayah Alisya dikeluarkan dari ruang UGD ke ruang perawatan kelas satu VVIP yang terlihat sangat nyaman. Alisya terus memegang tangan Ayahnya dengan tertunduk lemah tak bisa mengangkat wajahnya. "Nona, Tuan pasti akan baik-baik saja. Dengan melihat nona masih hidup, saya yakin tuan akan kembali sehat lagi." Ryu yang sedari tadi diam tak tahu harus berkata apa akhirnya buka suara. Dia tak tahan melihat Alisya terus menunduk sedih dan penuh khawatir. Ingin rasanya memanggil Karin saat itu juga untuk menghibur Alisya, tapi mendengar cerita Alisya sebelumnya ia mengurungkan niatnya. "Permisi…" Adith yang memakai jas dokternya masuk kedalam ruangan ayah Alisya yang membuat Ryu sedikit terlonjak kaget. Terlalu panik membuat ia lupa kalau rumah sakit itu adalah tempat dimana Adith bekerja sebagai dokter sehingga tentu saja dia akan berada disini untuk memeriksa ayah Alisya. "Nona…" panggil Ryu yang langsung memberikan kacamata Alisya yang sebelumnya di pegangnya. Ryu berdiri dihadapan  Adith untuk menghalangi pandangan Adith. "Ryu? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Adith kaget saat melihat Ryu berada disana. Mendengar suara Adith, Alisya dengan cepat mengambil kacamata ditangan Ryu dan kembali ke moden penyamarannya. "Direktur…" Ryu langsung menunjuk Ayah Alisya yang membuat Adith mengangguk paham.  Adith yang mengingat kejadian antara Ryu dan Ayumi membuat dia lupa kalau Ryu bekerja dibawah perusahaan tuan Lesham yang sedang terbaring belum sadarkan diri. Adith dengan segera berjalan menghampiri Ayah Alisya untuk memeriksanya yang begitu melihat Ayumi dia lebih terkejut lagi. Namun prioritas utamanya adalah memeriksa kondisi direktur terlebih dahulu dan membaca hasil rekam medisnya. "Apa tuan direktur memiliki keluarga? Ada hal yang harus saya bicarakan mengenai kondisi tuan direktur." Tanya Adith yang dari rekan bisnisnya selama ini mengetahui kalau tuan Lesham sudah kehilangan istri dan anaknya serta kedua mertuanya dan kedua orangtuanya sejak lama. "Direktur memiliki seorang adik perempuan di Amerika saat ini, tapi kau bisa berbicara dengannya." Tunjuk Ryu pada Ayumi yang berada di sebelahnya. Adith terlihat tidak yakin untuk berbicara dengan seseorang yang bukan keluarganya. "Dia yang selama ini merawat Tuan, akan lebih baik jika dia juga mengetahui kondisi Tuan." Terang Ryu sekali lagi mencoba untuk meyakinkan Adith. Melihat tatapan Ryu yang terlihat tidak berbohong dan juga dari bau Ryu yang tidak mengeluarkan aroma kebohongan, Adith akhirnya percaya. Ryu memang tidak berbohong, karena seharusnya Alisya lah yang mendengar semua hal mengenai kondisi Ayahnya. "Ikutlah keruangan ku." Ajak Adith cepat dan berjalan keluar dari ruangan Ayah Alisya. "Pergilah nona, nona yang seharusnya mendengar semuanya bukan saya. Biar saya yang menjaga Tuan Besar disini." Pinta Ryu kepada Alisya yang langsung di anggukkan olehnya dengan pelan. Alisya langsung pergi menuju ke ruang Adith setelah mendapat petunjuk dari perawat yang sebelumnya bersama Adith. "Tok.. tok.. tok.." ketuk Alisya sebelum masuk. "Silahkan duduk!" Tunjuk Adith dengan sikap profesional nya sebagai seorang dokter. Ingatannya akan Ayumi yang berada dipelukan Ryu membuat hati Adith kesal dan penuh amarah. Adith menggertakkan giginya dan menggenggam erat lututnya yang tersembunyi dibawah meja. "Sebaiknya untuk saat ini dia tidak mendapatkan kabar yang mampu membuat dia shock atau stress lebih tinggi lagi karena hal ini bisa menyebabkan dia mengalami Alzheimer." Lanjutnya lagi dengan terus bersikap tenang. "Apa dia akan baik-baik saja?" Suara Alisya tercekat saat menatap Adith dengan tatapan dalam. Adith yang semula tak memperhatikan mata Ayumi tidak menyadari tatapan Ayumi padanya. Begitu pandangan mata mereka bertemu, Adith bisa melihat kesedihan yang mendalam di balik kacamata bulatnya itu. "Ehhemm.. dia akan baik-baik saja. Hal yang sangat baik jika apa yang menyebabkan dia stress dapat berkurang dan berita baik akan sangat membantu dalam proses kesembuhannya." Jawab Adith dengan suara berat nya yang terdengar hangat di telinga Alisya. Semakin memandang wajah dan tatapan Ayumi, semakin membuat Adith merasakan keanehan di balik ekspresi wajah itu. Adith bingung mengapa Ayumi menatapnya dengan ekspresi yang sangat mendalam saat sebelumnya ia malah jatuh dalam pelukan Ryu. "Kalau begitu terimakasih A… dok!" Alisya hampir saja menyebut nama Adith. Melihat Ayumi yang akan pergi, Adith merasa berat untuk melepas kepergian Ayumi dari ruangannya. "Apa kau berpacaran dengan Ryu?" Entah bagaimana pertanyaan konyol itu keluar dari mulutnya saat berdiri dan menghampiri Ayumi. Alisya berbalik dan menatap Adith yang saat ini sedang berada di hadapannya. Bukannya menjawab pertanyaan Adith, Alisya tidak bisa menahannya lagi dan langsung memeluk Adith dengan sangat erat. "A… apa yang kau lakukan?" Tubuh Adith kaku karena terkejut mendapat pelukan dari Alisya. Meski ia terkejut, Adith tidak memiliki niat untuk melepaskan pelukan Alisya dari tubuhnya. "Biarkan aku sejenak seperti ini, ku mohon sebentar saja!" Pinta Alisya dengan semakin mengeratkan pelukannya dan tenggelam di dada Adith yang sangat luas dan bidang. Adith merasakan tubuh Alisya yang bergetar hebat dan desahan nafasnya yang sarat akan kesedihan yang teramat mendalam. Namun begitu mengingat Ayumi berada dalam pelukan Ryu sebelumnya, Adith langsung mengambil dagu Alisya dengan kasar. "Sepertinya kau sangat terbiasa berbuat seperti ini dengan jatuh ke pelukan semua pria yah…" ucap Adith sembari mengangkat wajah Ayumi untuk menatap dirinya. Melihat mata Ayumi yang basah akan air mata, jantung Adith berdetak cepat dan hatinya merasakan perih yang amat dahsyat. Tak tahan menatap mata itu, Adith langsung mencium bibir Alisya dengan lembut. Ciuman lembut Adith membuat Alisya tenggelam di dalamnya. Dia yang selama ini sangat merindukan Adith akhirnya bertemu kembali dengannya membuat Alisya mendekap erat tubuh Adith.  Hati dan perasaan Alisya seolah menyatu hangat pada setiap helaan nafas saat Adith terus menciumnya dengan lembut. Ciuman lembut yang tidak terdapat nafsu memburu itu membuat Alisya merasakan cinta yang amat mendalam dari Adith. Adith sangat lembut memperlakukannya dengan menarik tubuh Alisya untuk semakin mendekat ke arahnya dan melingkarkan tangannya di pinggang Alisya sedang tangan yang satunya memegang pipi Alisya dengan hangat. "Mulai saat ini kau adalah milikku, takkan ku maafkan kau jika aku melihatmu memeluk Ryu ataupun laki-laki lain lagi." Ucap Adith saat melepaskan ciumannya dari bibir Alisya dengan lembut. "Sudah ku bilang kalau aku adalah istrimu. Dasar bodoh!" Alisya tertawa menunduk mendengar ucapan konyol Adith saat itu. Meski bingung dengan apa yang dikatakan oleh Ayumi, namun Adith berkesimpulan bahwa Ayumi menyetujui ucapanya yang sebelumnya dan kembali mencium bibir Alisya dengan lembut sekali lagi.