Chapter 362 - Wanita Cupu Penakluk Adith

"Tok… Tok… Tok…" Suara ketukan terdengar dari luar yang membuat Adith sedikit melonggarkan pelukannya dari Ayumi dengan lembut. "Masuklah!" Ucap Adith dengan tangan masih melingkar di pinggang Ayumi. Alisya hanya terdiam saja tak bereaksi malu-malu atau kaget saat seorang perawat masuk kedalam ruangan Adith. "Ah… Maafkan saya!" Perawat itu kaget melihat Adith sedang melingkarkan tangannya di pinggang Ayumi dengan begitu akrab. Alisya yang tidak menyadari tangan Adith melingkar di pinggangnya segera bereaksi dengan cepat. "Hu? Oh!" Alisya yang sebelumnya bingung akhirnya paham kalau bagi mereka Adith adalah seorang pria yang belum menikah sebelumnya dan tidak dekat dengan seorang wanita. Ayumi berusaha untuk melepaskan tangan Adith dari pingganya dengan kuat namun Adith tidak memiliki niat untuk melepaskan tangannya. Dia malah menarik Ayumi untuk semakin dengan tubuhnya. "Masuklah, ada apa?" Tanya Adith santai yang membuat si perawat yang memerah malu dengan aksi Adith. Ia yang sudah sering berada di sekitar Adith baru kali ini melihatnya begitu akrab dengan seorang wanita dan bahkan terlihat sangat alami seolah-olah kesan dirinya yang dingin terhadap perempuan menghilang begitu saja. "Siapa wanita cupu yang berhasil menaklukkan dokter Adith saat ini?" Batinnya dalam hati bertanya-tanya sebelum menjawab pertanyaan Adith. "Emmm.. itu, ada pasien yang sudah menunggu di ruang UGD! Pasien mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan luka berat di bagian tulang belakangnya." Jelasnya dengan menunduk dalam tak berani melihat mereka berdua. "Baiklah, aku akan segera kesana!" Tegas Adith yang kembali menatap Ayumi dengan lembut. "Oke dok!" Ia kemudian keluar dari ruangan Adith dan menutupnya dengan sangat pelan. Begitu pintu itu tertutup, mata perawat itu segera membelalak sempurna. Ia seolah menemukan sebuah berita besar yang sangat luar biasa. Dengan cepat ia berlari ke arah teman-temannya. "Aku punya berita besar buat kalian!" Teriaknya dengan suara pelan dengan tubuh yang bergetar hebat karena terlalu semangat. Semenit kemudian, semua hal yang baru saja terjadi pada Adith segera menyebar dengan sangat cepat mengalahkan pemberitaan di media sosial maupun televisi. "Ayumi, kau tinggalah dulu disini sebentar. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat dan kita bisa kembali ke ruang tuan Lesham bersama-sama." Adith langsung menawarkan diri seolah tak ingin melepas Ayumi pergi dari hadapannya. "Alisya, namaku Alisya dan tuan Lesham adalah Ayahku!" Tegas Alisya dengan tatapan penuh keyakinan. Adith mengerutkan keningnya tak percaya dengan ucapannya namun dari tatapan mata Ayumi, ia yakin bahwa Ayumi tidak sedang membohonginya. "Meski seluruh dunia ini melupakanku, kau adalah satu-satunya orang yang seharusnya tidak boleh melakukan itu. Tapi untuk saat ini, aku akan memaafkan mu." Ucap Alisya sekali lagi dengan suara lembutnya. Meski Adith tetap tak bisa mengerti akan apa yang dikatakan oleh Ayumi, mendengar apa yang dikatakannya membuat Adith tersenyum puas. "Oke, Alisya tunggu sampai aku selesai dan kita pergi ke ruang ayahmu bersama-sama. Jangan kemana-mana, kau sudah berjanji untuk tidak pergi pergi dariku dan aku takkan membiarkanmu meninggalkanku lagi." Ucap Adith menutup ruangannya dan segera berlari kecil ke ruang UGD. Setelah beberapa langkah, ia tiba-tiba berhenti sejenak. Sekelebat ingatan seolah membuat dia mengingat bahwa kalimat itu pernah ia ucapkan pada seseorang sebelumnya. "Akhhh" Adith memegang jantungnya yang tiba-tiba berdebar dengan sangat kencang yang terasa sakit dan hatinya terasa begitu pedih. Adith mengingat pernah mengatakannya pada seseorang namun wajah orang yang sedang berada di hadapannya itu terlihat buram dan ia tak tahu itu siapa. "Dok, anda baik-baik saja?" Seorang perawat yang melihatnya tertunduk meringis segera mendekati Adith dengan cepat. Menarik nafas dalam dan berdiam diri untuk sesaat menenangkan dirinya membuat sakit pada jantungnya secara perlahan-lahan mulai mereka.  "Aku baik-baik saja. Ayo!" Tegas Adith cepat segera menuju ke ruang UGD dengan mengabaikan apa yang diingatnya sebelumnya untuk saat ini. Setelah beberapa saat, Adith dengan tergesa-gesa kembali ke ruangannya berharap agar Alisya masih berada disana. Begitu ia membuka pintu, Adith tidak menemukan Alisya disana sehingga ia mencari kesana kemari dengan wajah panik. "Alisya… Alisya?" Adith terus memanggil nama Alisya sembari menelusuri ruangannya namun tetap tak menemukan Alisya. Dia dengan putus asa berlari keluar ruangannya untuk mencari Alisya namun begitu membuka pintunya, Alisya sudah berdiri disana dengan kantung putih berisi makanan di tangannya. "Huh!!!" Adith langsung bernafas berat dan menarik Alisya langsung ke pelukannya. Ia tak tahu mengapa namun pikirkan seketika kalut saat tak menemui Alisya diruangannya. "Adith.." Alisya tidak nyaman dengan rekasi Adith yang terlihat memeluknya saat mereka sedang berada di luar ruangannya. Setidaknya Alisya ingin menjaga harga diri Adith dihadapan orang banyak sebagai seorang dokter. Mendengar Alisya memanggil namanya, Adith merasakan kehangatan yang membuat rasa khawatirnya perlahan mulai menghilang. "Jangan pernah lakukan itu lagi." Ucap Adith yang terdengar bukan seperti sebuah permintaan namun terdengar sebagai sebuah Perintah. Alisya hanya tersenyum pahit. Ia mengerti mengapa Adith sekarang tanpa sadar menjadi sangat protektif terhadap dirinya. Tanpa ia sadari, apa yang pernah dikatakannya dulu mungkin membuatnya sangat terpukul. "Aku bosan menunggumu di dalam, aku akhirnya pergi membeli beberapa makanan dan buah di kantin rumah sakit untuk bisa kita makan bersama." Alisya mengangkat kantongnya yang sudah terlihat penuh. "Tunggu disini." Adit segera masuk ke dalam untuk membuka jasnya namun kembali dengan cepat dan membuka lebar-lebar pintunya agar tetap bisa melihat Alisya disana. Dengan begitu perhatian, Adith menggenggam tangan Alisya dengan sangat erat dan sebelahnya lagi mengambil kantong yang dipegang oleh Alisya sebelumnya menuju ke ruang Ayah Alisya. Ketika mereka masuk, ibu dan Ayah Adith sudah berada disana sementara Ayah Alisya masih belum terbangun untuk waktu yang cukup lama. "Bapak, mama…" panggil Adith cepat begitu melihat ada Ayah dan ibunya disana bersama dengan Ryu yang berdiri tak jauh dari Ayah Alisya. "Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Adith sekali lagi dengan tidak melepaskan tangannya dari tangan Alisya. Wajah Ayah dan Ibu Adith seketika menggelap kaget. Mereka tak menyangka kalau Adith akan datang dan menggenggam tangan seorang perempuan lain dengan begitu santainya. "Siapa dia Adith?!" Tanya ibunya dengan suara tegas yang membuat Adith bisa melihat kalau Ayah dan ibunya terlihat menentang hubungan keduanya. "Dia…" Adith mencoba untuk mengenalkan Alisya kepada keduanya namun Alisya sudah maju selangkah ke hadapan kedua orang tuanya. "Aku istrinya!" Ucap Alisya tersenyum lucu mengingat ekspresi marah ibu Adith yang melihat Adith seolah sedang berselingkuh sehingga ia dengan seketika ingin menggoda mereka sebelum membuka identitasnya.