Chapter 363 - Bapak... Ini Quenby!

Melihat mereka semua hanya terbengong mendengar ucapannya membuat Alisya tertawa pelan dan kembali berkata dengan sangat tegas.

"Aku Istrinya!" ucapnya sekali dengan suara yang cukup terdengar keras.

"Hahhhh???" Teriak Adith, Yogi, Riyan dan Zein mereka secara bersamaan.

"Ngapain kamu juga ikutan kaget, Semvak!" maki Riyan kesal saat melihat Adith juga sama terkejutnya dengan apa yang dikatakan oleh Alisya.

Ayah dan ibu Adith saling berpandangan satu sama lainnya masih belum bisa menyerap situasi yang baru saja di dengarnya tersebut.

Meski ia sudah sering mendengar Alisya berkata seperti itu kepadanya, Ia tidak bisa untuk tidak terkejut saat Alisya dengan santainya mengatakan hal tersebut kepada kedua orangtuanya saat itu.

"Habis aku juga nggak akan mengira dia bisa sampai berkata seperti itu dengan terang-teranga. Sejak kapan kalian berada disitu?" Adith menjawab dengan gugup sembari melirik kea rah ketiga sahabatanya yang sudah menatapnya tajam.

"Bolehkan aku mematahkan wajah polosnya ini?" Zein terlihat menggertakkan giginya saat melihat wajah Adith yang seolah tak mengerti apa-apa.

"Aku akan setuju denganmu." Ucap Yogi cepat merasa kesal sembari menatap Ayumi bingung.

Alisya kaget tak menyangka mereka semua ada di ruangan tersebut sehingga ia menatap Ryu dengan tatapan khawatir. Jika kepada orang tua Adith dan Ryu ia mungkin akan bersikap tenang, tapi akan sedikit berbeda jika 3 orang ini mengetahuinya.

Medengar kegaduhan di dalam ruangan tersebut, secara perlaha-lahan Ayah Alisya membuka matanya. Melihat Ayahnya membuka matanya, Alisya dengan cepat menghampiri Ayahnya dan membuang ke khawatirannya tentang keberadaan Yogi dan yang lainnya juga tentang identitasnya.

"Bapak… Bapak baik-baik saja?" tanya Alisya dengan suara lembut.

Untuk beberapa saat Ayah Alisya masih mengumpulkan kesadarannya untuk bisa melihat siapa yang sedang menghampirinya itu namun suara lembut itu sangat ia kenali sehingga dengan cepat ia membuka matanya dengan sangat lebar dan memegang pipi Alisya dengan tatapan penuh haru.

"Benarkah ini kamu? Apa aku sudah menyusul kalian disurga saat ini?" tanya Ayah Alisya yang merasa kalau dia sudah berada di alam lain dengan anaknya karena matanya yang hanya tertuju pada Alisya sehingga dia tidak melihat sekitarnya.

Mendengar ucapan dan tatapan Ayah Alisya, Ayah dan Ibu Adith kembali berpadangan. Jika sebelumnya suara Alisya yang nyaring membuat mereka lupa akan siapa pemilik suara tersebut, namun begitu mereka mendengar suara lembut Alisya dan rekasi Ayah Alisya membuat mata mereka membelalak kaget.

"Ya Allah…" Ibu Adith langsung menutup mulutnya tak menyangka kalau itu adalah benar Alisya. Air matanya langsung berlinangan jatuh yang membuat kakinya lemas. Suaminya dengan cepat memegang bahu istrinya dengan perasaan yang sama terkejutnya dengan istrinya.

Melihat ibunya yang terkulai lemas, Adith dengan cepat menghampiri ibunya sedang Yogi dan yang lainnya juga langsung berjalan mendekat.

"Bapak.. ini Quenby. Putri bapak, anak kesayangan bapak. Putri bapak satu-satunya!" Suara serak Alisya yang sangat haru segera membuat Ayahnya tersadar bahwa itu bukanlah hayalan atau mimpinya.

Tak berkata apa-apa lagi, Ayah Alisya langsung memeluk anaknya dengan erat dan meraung-raung bagaikan anak kecil yang baru saja mendapatkan pukulan yang sangat keras.

"Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah… Alhamdulillah! Terimakasih karena engkau sudah mengembalikan putriku. Terimakasih!" Ayah Alisya terus mengucapkan kalimat syukur dengan suara yang serak dan air mata yang terus jatuh tak ter tahankan.

Ayah Adith bahkan sampai memalingkan wajahnya melihat adengan yang menyayat hati dihadapannya saat itu. Sedang ibu Adith tenggelam dan menangis di dada Adith yang bidang. Tubuh Adith kaku karena tak memahami situasi yang terjadi, sedangkan Ryu tak bergeming dengan bola mata yang berkaca-kaca.

Ketiga sahabatnya yang berada tak jauh darinya pun menatap dengan penuh keterkejutan. Mereka seolah tak mengerti akan situasi apa yang ada dihadapan mereka saat ini. Mereka menatap Alisya seolah sedang menatap seorang hantu atau yang lainnya dengan mulut yang menganga lebar.

"Ada apa ini? Kenapa terlihat seolah kalian semua mengenalnya dan mengetahui sesuatu sedangkan aku tidak?" Adith yang terus kebingungan dengan reaksi mereka pada akhirnya ikut bertanya yang tanpa ia sadari air matanya juga ikut menetes jatuh.

"Ehemm.. Alisya adalah anak Lesham yang sebelumnya dikira sudah meninggal dan terpisah selama 7 tahun. Sungguh suatu keajaiban bisa melihatnya masih hidup seperti ini tanpa kurang apapun." Ayah Adith yang sejak tadi berusaha untuk tenang mencoba menjelaskan situasinya kepada Adith.

Setelah mendengar penjelasan singkat Ayahnya, Adith menjadi sedikit paham dengan reaksi mereka semua tapi tak begitu menyangka kalau ternyata mereka semua begitu mengenal direktur perusahaan Jepang ini dan juga anaknya.

Mengetahui Ayahnya yang memiliki banyak teman dalam bisnis membuat Adith menduga kalau secara kebetulan bahwa Ayah Alisya adalah sahabat bisnis Ayahnya.

"Itu semua tidak penting, sekarang yang paling utama adalah kamu sudah ada disini kembali bersama kami." Ucap Ibu Adith memeluk Alisya dengan sangat erat.

Mereka yang memberikan waktu kepada semua dokter elite rumah sakit itu termasuk Adith untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada Ayah Alisya membuat mereka semua dengan tenang menunggu di luar.

Selama itu pula Alisya menceritakan semuanya kepada mereka semua yang membuat Ibu Adith langsung menghentikan Alisya lagi untuk meceritakan lebih jauh karena tak ingin membuat Alisya mengingat kejadian kelam tersebut.

"Aku tak yakin apa kau mengetahui ini, tapi aku penasaran apakah Adith mengetahui siapa sebenarnya dirimu sehingga ia mendekatimu atau…" Yogi ragu dengan akan apa yang ingin di katakannya.

"Alam bawah sadar Adith mengenali Alisya dengan sangat baik namun rasa takut dan traumanya saat ini masih mengendalikan ingatan Adith dengan sangat kuat. Butuh waktu baginya untuk bisa kembali mengingat semua ini, tapi aku yakin takkan lama lagi." Terang Zein yang bersandar didinding dengan tangan yang melipat kedalam.

"Bahkan saat ia membenci semua wanita yang sudah pernah ia temui selama ini, ia tetap saja akan bereaksi berbeda jika itu pada Alisya." Terang Riyan tertawa pelan mengingat bagaimana selama ini Adith terus menghidari wanita hingga kesan Gay melekat pada dirinya.

"Dan dengan bodohnya dia melupakan Alsiya." Maki Yogi kesal dengan kondisi Adith saat itu meski ia bisa memakluminya.

"Siapa yang kau bilang bodoh?" Adith keluar dari ruang dokter dan mengagetkan Yogi yang baru saja selesai memakinya.

"Itu telinga atau apa'an sih? Denger aja kalau soal makian!" gumam Yogi dengan senyum canggungnya.

Dengan kesal Adith yang tadinya ingin memanggil mereka masuk malah dengan cepat menghampiri Yogi dan menendang pantatnya. Sikap akrab keduanya langsung membuat suasana kembali cair lagi dan hangat.