Chapter 364 - Hari Pertama Kerja

Keesokan harinya, kondisi Ayah Alisya yang sudah semakin membaik membuat Ayahnya dipulangkan dari rumah sakit dengan diantar oleh Adith. Pagi sekali mereka meninggalkan rumah sakit mengingat Alisya harus masuk ke kantor pada hari itu sebagai pertanda ia memulai hari pertamanya untuk bekerja. Alisya sudah menjelaskan semuanya kepada Ayahnya sehingga ayahnya bisa memahami keputusan Alisya untuk bekerja di perusahaan Adith dengan tetap menyembunyikan identitasnya yang seorang ketua satuan khusus. "Ibu Yul? Ibu ada disini?" Alisya yang tetap dengan penyamarannya membuat ibu Yul bingung. Mengingat wajahnya yang sudah dikenali oleh organisasi, Alisya tidak bisa dengan leluasa membuka penyamarannya terlebih saat ia berada di sekitar rumahnya tersebut. "Dia Alisya!" Tegas Ayah Alisya menunjuk ke arah Alisya yang sedang memegang erat tangan Ayahnya. "Ya Ampun, ini beneran nona Alisya?" Ibu Yul dengan tubuh yang gemetar datang menghampiri Alisya dan membelai wajahnya serta menatapnya dari atas hingga kebawah. "Iya bu, ini Alisya!" Ucap Alisya sembari tertawa pelan. "Kenapa wajahmu sangat berbeda?" Tanya Ibu Yul sekali lagi memastikan. "Oh ini bu, Alisya lagi nyamar." Jawab Alisya singkat. "Kamu pergilah mandi, biar bapak yang menjelaskannya pada ibu Yul." Ayah Alisya menepuk lembut punggung telapak tangan anaknya yang masih memegang erat tangan Ayahnya. "Jangan khawatir, saya akan bersama Tuan. Jika nona tidak muncul di hari pertama kerja, itu akan membuat tanda tanya yang cukup besar." Ucap Ryu mencoba menenangkan Alisya. "Atau kau mau menerima tawaranku sebelumnya?" Ucap Adith yang sudah berniat untuk menghubungi manager bagian tempat Alisya bekerja namun dengan cepat di hentikan oleh Alisya. "Tidak, aku tidak ingin kau menyalahgunakan kekuasaan mu." Tegas Alisya kembali menolak dengan cepat. "Baiklah, aku takkan menghentikan mu untuk pergi bekerja. Aku akan kembali kerumah sakit sekarang karena masih banyak yang harus aku lakukan. Yogi yang akan menemanimu hari ini, jika kau butuh sesuatu kau bisa menghubunginya." Jelas Adith sebelum berpamitan kepada ayah Alisya. Jika Adith mau, ingin rasanya Adith mengikat Alisya dan membungkusnya dengan sangat rapi dan terus membawanya bersama dirinya agar Alisya tak berada jauh dari dirinya. Namun karena ia masih berpikir rasional dan tak ingin memberikan tekanan kepada Alisya dengan merenggut kebebasannya, Adith mau tidak mau terpisah dari Alisya. Tanpa pikir panjang, Alisya dengan cepat naik ke atas dan menuju kamarnya. Akiko yang baru saja keluar dari kamar setelah mandi terkejut melihat Alisya saat ia akan melewati kamar Alisya yang terbuka lebar. "A… A… A Chan?" Dengan gagap Akiko memanggil Alisya karena mengira Alisya hantu. Alisya yang sudah membuka penyamarannya tersenyum manis ke arah Akiko yang langsung membuat Akiko mundur beberapa langkah karena takut. "Kau sudah terlihat lebih cantik sekarang." Suara lembut Alisya membuat Akiko membelalak dan dengan susah payah ia menelan ludahnya, ia mendekati Alisya secara perlahan-lahan. "Ini benar kamu?" Tatap Akiko setelah menyentuh tubuh Alisya yang bisa di rasakannya secara nyata. "Bagaimana kabarmu selama ini?" Tanya Alisya dengan membelai lembut rambut Akiko yang sudah ia anggap sebagai adiknya tersebut. Akiko langsung menghambur memeluk Alisya dengan sangat erat sembari tersedu-sedu menangis dengan hebat. Ayah Alisya dan Ryu serta ibu Yul yang berada dibawah bisa mendengar suara tangisan Akiko. Mereka pun ikut larut dalam kebahagian yang mengharu biru tersebut. "Makan dulu sebelum pergi." Panggil ayah Alisya pada meja makannya dimana disana sudah duduk Ryu serta Akiko. Alisya tersenyum hangat berjalan turun dari tangga dengan cepat dan langsung duduk makan bersama mereka. Akiko masih terus menatap Alisya yang sudah memakai kacamata bulat namun belum memakai gigi palsunya. Alisya yang pergi ke kantor menggunakan gojek dengan pakaian profesional pegawai kantoran sehari-hari dengan cepat berlari masuk ke dalam kantor. "Ayumi, kamu hampir telat! 5 menit lagi ada rapat penting." Sambut Yani yang juga sudah tampak anggun dengan pakaian profesional yang membalut tubuhnya dengan pas. "Kenapa di hari pertama harus ada rapat penting sih? Apa direktur akan ikut?" Alisya bertanya dengan gumaman yang tertahan kepada Yani. Menggeleng pelan Yani berbisik "Direktur tidak ikut, tapi sepupu direktur yang akan memimpin jalannya rapat hari ini. Kita sebaiknya berhati-hati dengan dia."  "Seperti biasa, kau pasti sudah mendapatkan banyak informasi lagi kali ini." Tatap Alisya kagum kepada kemampuan Yani dalam mengumpulkan informasi. Berada satu kantor dengannya membuatnya lebih gampang untuk mengumpulkan informasi dalam menemukan direksi yang berhubungan dengan Organisasi. "Apa yang kalian lakukan disini? Apa seperti ini perilaku kalian di hari pertama kerja?" Seorang wanita yang tampak memiliki jabatan sedikit tinggi langsung memarahi Alisya dan Yani. Wanita itu dengan kasar memberikan mereka beberapa file yang harus mereka pelajari. Selain itu dia menambahkan lagi beberapa file tambahan untuk diperbanyak. "Bukannya setiap karyawan baru akan diberikan perkenalan terlebih dahulu? Diberikan meja dan yang lain sebagainya?" Tanya Yani bingung dengan perlakuan mereka terhadap pegawai baru. "Anggap saja hari ini mereka melewatkan formalitas seperti itu. Bukankah ini perlu kita selesaikan secepatnya?" Tatap Alisya pada kedua tangannya yang sudah tampak penuh begitu pula dengan Yani. "Huh.. huh… huh! Apa aku terlambat?" Vindra yang datang terburu-buru dengan nafas terengah-engah membuat wajahnya terlihat memerah. Vindra memiliki postur tubuh yang tegap dan garis dagu yang lancip dengan wajah tampan juga manis. Yani yang dari awal melihatnya sudah merasakan ketertarikan pada Vindra namun dia dengan kuat bisa menyembunyikan ekspresinya itu. Yani melihat ke jam tangannya beberapa saat di tengah tumpukan ditangannya itu lalu bergumam pelan "Hummm kau hampir melayangkan kesempatanmu jika dalam 1 menit tidak muncul."  "Hahaha… Itu artinya hari ini keberuntungan berpihak padaku!" Vindra dengan gentle nya mengambil file-file di tangan Yani dan mengabaikan Alisya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Yani bingung dengan apa yang baru saja di lakukan Vindra. "Tentu saja membantumu. Kau mau bawa ini kemana?" Tanyanya sebelum melangkah jauh. Alisya hanya tertawa melihat sikap ramah Vindra kepada Yani namun juga tidak bersikap tidak sopan kepadanya karena ia sempat menunjukkan senyuman hangat kepada Alisya. Dandanan Alisya saat menjadi Ayumi memang sangat tidak menarik namun tidak terlihat jelek. Ia hanya terlihat sangat biasa saja dan sedikit kuno karena kacamatanya yang bulat. "Bawa file-file ini ke lantai bawah." Suruh wanita tersebut dengan dingin kepada Alisya. "Ayumi, kau butuh bantuan?" Melihat Ayumi yang sudah beberapa kali datang dan pergi membuat Yani jadi sedikit khawatir. Alisya yang sudah terbiasa dengan pelatihan militer sebelumnya menghadapi hal seperti itu tentu saja bukanlah masalah besar, namun karena saat ini ia memakai rok pendek yang cukup sempit dan sepatu heels yang menggantikan sepatu larasnya membuatnya sedikit kesulitan. "Tidak, aku baik-baik saja. Sebaiknya kau juga menyelesaikan pekerjaanmu, jika tidak wanita iblis itu akan memberikan kita lebih banyak tugas lagi." Bisik Alisya kepada Yani yang membuat Yani dan Vindra tertawa pelan. "Gunakan Lift OB, itu akan membantumu turun dan naik dengan sangat cepat dan jarang yang menggunakanya sehingga bebas." Vindra memberikan jalan kepada Alisya agar ia bisa kembali tepat waktu. "Terimakasih." Ucap Alisya langsung berjalan menuju lift yang di maksudkan oleh Vindra. Seperti yang sudah di katakannya, lift itu kosong sehingga dia bisa mengggunakannya dengan lebih leluasa terlebih karena kecepatan lift itu saat turun membuat Alisya senang. "Oh jadi kamu pegawai baru yang menggoda direktur? Ibu Lian menitip ini untuk kau bawa ke atas." Mendengar ucapan wanita itu, Alisya akhirnya paham kalau ia sedang di permainkan oleh mereka. Dengan susah payah dan kakinya yang mulai kesulitan melangkah karena tumitnya yang mulai terkelupas dan sakit, Alisya dengan terseok-seok membawa naik semua tumpukkan berkas tersebut. Tepat saat ia akan memakai lift karyawan untuk membuang waktu, dari kejauhan Alisya melihat Adith berjalan menuju ke lift.