Chapter 367 - Ayumi, kamu Keren!

Adith yang begitu terbuai dengan keindahan wajah Alisya yang ia sembunyikan dibalik kacamata bulatnya dan gigi behelnya tidak bisa menghilangkan rasa penasaran Adith kepada Alisya. Semakin ia melihat wajah Alisya, semakin besar rasa tertariknya kepada Alisya yang membuat kepalanya seolah ingin meledak menahan hasrat ekstasi yang ditimbulkan dari tatapan mata Alisya. "Jangan lakukan ini lagi, jika tidak aku mungkin takkan bisa menahan hasratku padamu dan semuanya akan berubah menjadi sebuah penyesalan." Nafas hangat Adith yang berbicara diatasnya menyapu lembut wajah Alisya. Adith melepas kunciannya kepada Alisya dan bangkit dari posisinya namun sebelum Adith menjauh Alisya dengan cepat menarik dasi Adith dan menempelkan bibirnya dengan sensual ke bibir Adith. Meski terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Alisya, melihat Alisya yang terlihat malu-malu menutup matanya dengan kuat dan pipi merahnya membuat Adith semakin memanas dan terbakar oleh gairah. "Kau pikir aku akan melepasmu? Aku akan membuatmu mengingat setiap inci tentang diriku. Meruntuhkan pertahanan mu adalah tujuan utamaku." Goda Alisya tanpa malu-malu. Sikap berani serta provokatif serta malu-malu Alisya membuat Adith semakin tertantang, terlebih karena hati dan tubuhnya juga tidak bisa membohonginya. Dia mencintai wanita itu dengan segenap perasaannya. Tanpa dia sadari, dalam hatinya membuat Adith siap untuk mempertaruhkan nyawanya demi Alisya. "Masya allah, Astaghfirullah, Oh My Got!" Yogi yang masuk kedalam ruang Adith tidak berpikir akan melihat Adith sedang menindih Alisya diatas sofa dengan cepat menutup matanya dan berbalik pergi. Dia yang terlalu cepat melangkah dan terburu-buru untuk keluar membuatnya harus harus menabrak pintu dengan keras. Matanya yang tertutup kembali terbuka lebar. Mendengar suara itu, Alisya dengan mudah membalikkan tubuh Adith menjadi berada di bawahnya. "Aku akan membuatmu terus mengingatmu. Jika kau tak mengingatku, jangan salahkan aku jika aku terus menyiksamu." Ucap Alisya bangkit dari posisinya lalu mengambil sepatunya namun kembali duduk karena di tarik oleh Adith. "Kalau begitu kau harusnya tidak akan menyesal jika aku melakukan ini." Adith kembali mencium Alisya dengan lembut. Sekelebat ingatan saat ia pertama kali mencium bibir Alisya di sebuah toilet segera terlintas membuat Adith kaget. "Aku akan menyesal jika menyakiti hatimu dan pergi meninggalkan mu lagi." Ucapan Alisya seketika membuat hati Adith memekik sakit. Alisya tersenyum manis memegang pipi Adith dengan lembut. "Tapi saat ini aku harus kembali bekerja, jika tidak akan sulit bagiku untuk berada disini lagi." Alisya mrndorong tubuh Adith pelan untuk melepaskannya. "Sebentar" meski saat ini pikirannya kacau, melihat kaki telanjang Alisya, Adith langsung mengambil sepatu heels yang sudah ia pasangkan kain lembut agar tumitnya tidak kembali perih. Sikap Adith seperti ini juga kembali membuka ingatan dimana dulu ia pernah melakukan hal yang sama di saat kaki Alisya mengalami hal yang sama pada acara ulang tahun Riyan. "Aku mencintaimu" bisik Alisya sebelum akhirnya benar-benar pergi dari hadapannya. Ucapan Alisya itu terus saja membuat jantungnya berdetak lebih cepat dan tak ingin melepasnya pergi jauh darinya saat itu. "Kau baik-baik saja?" Tanya Alisya pada Yogi yang masih menahan sakit kepala dan rasa pusingnya saat menabrak pintu tersebut. "Susst" Yogi menaikkan jari telunjuknya di tangannya. "Jangan tanya, sakitnya tidak seberapa. Tapi malunya luar biasa."  Alisya segera tertawa pelan mendengar ucapan Yogi dan kenaasan dirinya. "Aku pergi dulu, terimakasih atas bantuanmu." Alisya lebih mengkhawatirkan Yani saat ini dibanding Yogi karena sudah cukup lama ia masih belum kembali ke tempat mereka bekerja. "Maaf, tadi saya pergi mengobati tumit saya yang terkelupas." Alisya segera menunduk kikuk sesuai kesannya yang cupu dan kaku. "Kau pikir siapa dirimu? Seenaknya meninggalkan pekerjaan dan menaruh tanggung jawab pada orang lain?" Lian manager bagian tempat Alisya bekerja menatap ke arah Alisya dengan tatapan kebencian. "Maaf, ini tidak akan terulang kembali." Lanjut Alisya lagi masih mencoba untuk menahan dirinya. Seorang wanita datang dan membisik kan sesuatu kepada Lian yang entah kenapa bisikan itu membuat tatapan mata Lian semakin menyiratkan kebencian kepada dirinya. "Baru pertama bekerja di perusahaan, kau sudah langsung menggoda direktur. Apa kau sangat ingin bekerja dengan direktur sampai berani naik ke ranjangnya?" Ungkap Lian dengan penuh kebencian menatap Alisya jijik. Jika saja Lian masih terus menganggunya maka Alisya mungkin akan membiarkan sikapnya ini namun begitu mereka seolah merendahkan Adith, kesabaran Alisya seolah tak bisa di bendung lagi. "Ibu Lian, jika kau ingin mengataiku atau menghinaku aku mungkin masih bisa menahannya. Tapi jika kau berkata seperti itu bukankah sama saja kau sedang menghina direktur?" Perkataan Alisya sedikit mengintimidasi Lian sehingga matanya bergetar dengan cepat. Tatapan mata Alisya yang begitu kuat dan tajam membuat Lian sedikit memundurkan langkahnya. Tatapan yang seolah melihat seekor tikus di depannya itu sungguh belum pernah dilihat oleh Lian sebelumnya selain dari tatapan yang diberikan oleh Adith kepadanya. "Lagi pula apa kau pikir tampilanku yang seperti ini akan membuat direktur tertarik? Bukankah kalian sendiri tau bahwa ditektur memiliki mysophobia terhadap wanita?" Lanjut Alisya lagi memukul telak di wajah Lian. "Kau.." Lian tak bisa membantah semua ucapan Alisya sehingga ia dengan kesal berkata " Aku akan terus mengawasimu, jika ternyata kau hanya bergerak menggoda orang-orang di perusahaan maka persiapkan dirimu untuk pergi dari sini."  Lian segera meninggalkan Alisya dan pergi dengan wajah bersugut-sungut kesal. "Ayumi, kamu keren!" Yani menaikkan dua jempolnya kepada Ayumi kagum. Adith yang melihat situasi tersebut dari jauh tertawa pelan. Ia yang sebelumnya ingin membantu mengurungkan niatnya saat Alisya bisa mengatasinya dengan sangat mudah. Karakter kuat Alisya dari balik sikap kikuk dan penampilannya yang cupu adalah ekstasi yang sangat kuat bagi Adith. Melihat itu ia tak perlu ragu untuk meninggalkan Alisya kembali bekerja sehingga ia dengan tenang kembali keruangannya. "Sekarang waktunya jam istirahat, ayo kita cari makan di kantin perusahaan." Ajak Vindra kepada kedua wanita yang sangat serius dengan pekerjaannya. "Oke!" Jawab keduanya kompak langsung berjalan menuju ke kantin perusahaan. Perusahaan Narendra yang sudah memiliki banyak fasilitas mewah yang mereka sediakan untuk para karyawan agar mereka semua dapat bekerja dengan nyaman membuat siapapun sangat mengingikan untuk bekerja di perusahaan itu. Selain karena fasilitas yang ada, makanan yang disajikan oleh perusahaan kepada karyawannya juga membuat iri mereka yang bekerja pada perusahaan lain. "Perusahaan ini sangat memanjakan karyawannya." Seru Yani melihat makanan mewah dihadapannya tersebut.  Mereka segera mencari tempat kosong untuk makan dengan nyaman dan menemukan tempat yang tak jauh dari jendela.