Chapter 370 - Adith Salah Paham

Meskipun Alisya masih dalam mode penyamarannya saat Adith melihatnya di dalam Video tersebut, namun itulah yang paling dikenali oleh Adith saat ini. Entah bagaimana Yogi bisa berada disana, namun dia yang sebelumnya memiliki rencana untuk bertemu dengan teman bisnis yang lain menggantikan Adith jadi tak sengaja bertemu dengannya. "Sial!" Maki Adith memikirkan segala kemungkinan kalau Alisya hanyalah mempermainkannya dan sedang menghianatinya. Dia segera bangkit menanggalkan jas dokternya dan keluar dengan terburu-buru. "Dokter, anda mau kemana? Shift anda belum selesai." Seorang perawat dengan segera mengingatkan Adith. "Aku akan keluar sebentar, jika terjadi sesuatu kamu bisa langsung menelponku." Karena Adith langsung menuliskan nomor telpon pribadinya pada perawat itu, dia akhirnya mengangguk pelan dengan kepergian Adith. "Aku… aku, bolehkah aku juga melihat nomor itu?" Seorang perawat lain langsung menghambur meminta nomor yang diberikan Adith. "Aku juga, aku akan membayarmu berapapun kamu mau." Seorang yang lain juga tak ingin ketinggalan. "Kalian ingin membuat aku di pecat dari rumah sakit? Meski ia memberiku nomornya, apa kau tau berapa besar resiko yang harus aku dapatkan jika no ini tersebar?" Dia yang awalnya senang dengan Adith yang memberikan no nya pada akhirnya terpikir akan bahaya yang harus ia dapatkan jika no itu tersebar. "Dia tidak mungkin akan mengetahui hal tersebut, jangan terlalu panik." Ucap yang lainnya santai. "Benar, atau kau hanya ingin menyimpannya sendiri saja?" Tuduh mereka sinis. "Apa kalian bercanda? Kalian tidak ingat kejadian tempo hari saat salah seorang perawat dengan lancangnya mengambil handphonenya yang tak sengaja ia letakkan di mejanya dalam keadaan terkunci dan dia langsung dipecat serta tidak diterima di rumah sakit manapun karena selalu mengirimnya pesan spam?" Ucapannya langsung membuat teman-temannya terdiam. "Begitu Pula dengan kejadian handphone yang hilang dan hanya 10 menit kemudian handphonenya ditemukan saat orang tersebut berada di toilet. Dokter adalah direktur di perusahaan tekhnologi mutakhir, kalian pikir dia tidak akan mengetahuinya?" Dia langsung bertanya dengan sinis tak tahan dengan tuduhan mereka. Mereka akhirnya bubar dengan begitu tertib setelah mendengarkan penjelasan perawat yang selalu bekerja sama dengan Adith tersebut. "Kapten, apa kau benar-benar tidak masalah dengan ini? Calvin adalah orang yang paling brengsek terhadap perempuan. Dia mungkin akan melakukan sesuatu kepadamu" Elvian dengan cepat mengingatkan Alisya sebelum pergi. "Benar, bagaimana pun juga anda adalah seorang perempuan. Dia mungkin bisa melecehkanmu di dalam sana." Tambah Rifal dengan penuh rasa khawatir. Alisya memang kapten satuan khusus rahasia mereka, namun dalam beberapa kasus selama melakukan penyamaran dia menanggalkan pangkatnya dan melakukan sendiri pengintainnya. Bukan karena karena ia tidak percaya pada bawahannya, namun setaip kali harus berhubungan dengan orang brengsek mereka terus gagal jika tidak menggunakan perempuan. "Kau tak perlu khawatir, aku takkan biarkan dia melakukan hal lebih padaku. Sedikit rayuan mungkin bisa membuatnya menjauh dari para pengawalnya. Jika aku tidak melakukannya dengan maksmimal, kita bisa kehilangan dia kembali." Alisya memakai kacamata yang berwarna hitam menggantikan kaca mata bulatnya dan berpakaian seksi. Rambutnya yang ia urai jatuh dengan indah memperlihatkan kecantikannya yang elegan. Rok seksinya sengaja ia tambahkan untuk benar-benar menarik perhatian Calvin. Dengan begitu menggoda, Alisya berjalan masuk bersama Elvian untuk melakukan penyamaran. Meski canggung, Elvian mau tidak mau menempatkan tangannya ke pinggang Alisya saat akan berjalan masuk. "Elvian sudah datang, dia di arah jam 10 memakai Jas merah maroon." Rafli dengan cepat memberikan laporan agar Elvian dan Alisya segera melakukan aksi mereka. "Pakailah ini, aku tau kapten tidak meminum minuman beralkohol. Maka aku membuatkan pewangi mulut yang memancarkan aroma alkohol yang cukup kuat." Elvian memberikan Alisya pewangi mulut yang berbentuk semprotan. "Kemampuan mu semakin berkembang ternyata." Alisya tersenyum dan langsung melakukan seperti yang dikatakan oleh Elvian. Dengan bertingkah linglung seolah benar-benar mabuk, Elvian menarik pinggang Alisya untuk berjoged di lantai dansa. Gerakan Alisya yang mengalir indah dengan lekuk tubuhnya yang sempurna dan pahanya yang mulus serta wajah standarnya yang semakin lama semakin terlihat cantik membuat Calvin tertarik padanya. Terlebih saat Alisya membuka kacamatanya dan memasangkannya kepada Elvian sambil tersenyum membuat Calvin tak tahan. Calvin menjentikkan jari kepada Asistennya. "Pergi dapatkan aku wanita itu." Melihat arah yang di tunjukkan oleh Calvin, dia segera mengangguk paham. "Sepertinya kau berhasil." Bisik Elvian di telinga Alisya yang langsung membuat Alisya bertingkah seolah mendapat bisikan sensual. Tanpa disadari Alisya, setiap gerakannya saat ini sedang diperhatikan dengan begitu tajam dan dengan aura yang begitu menakutkan. "Adith, mungkin kita salah orang. Itu sangat terlihat seperti bukan Alisya. Alisya tidak akan mungkin melakukan hal seperti ini." Yogi dengan takut mencoba untuk membuat Adith untuk tenang. "Salah orang? Apa kau berpikir kalau aku sampai sebodoh itu untuk tidak mengenali orang?" Suara Adith terdengar bengis dan penuh amarah. Tidak sedetikpun matanya berkedip dan berpaling melihat Alisya yang tampak menari dan terlihat mabuk. Yogi paham betul mengenai kemampuan Adith seperti apa dengan IQ nya yang sangat tinggi sehingga kesan jenius melekat pada dirinya. Meski Adith melupakan semua hal tentang Alisya, namun bukan berarti ia tidak mengingat setiap detail orang yang sudah ditemuinya. "Aku tau, meskipun begitu aku yakin mungkin Alisya memiliki alasan untuk melakukan ini. Sebaiknya kau jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan." Ucap Yogi masih terus berusaha mengingatkan Adith. "Meskipun benar apa yang kau katakan, tapi apa yang sedang kita lihat sekarang sudah cukup untuk menjelaskan semuanya." Adith duduk bersandar di sofanya dengan rasa sakit yang amat besar tak menyangka akan melihat Alisya seperti itu. Merasa Adith sudah tak bisa diajak untuk berbicara lagi, Ia dengan segera menelpon Zein dan yang lainnya termasuk Ryu untuk membantunya. "Apa kau mau mendapatkan uang yang lebih banyak juga kesenangan yang lebih dari ini?" Asisten pribadi Calvin segera berbisik dibelakang Alisya dengan suara berat. Alisya berbalik seolah memasang pandangan tidak paham akan maksudnya. "Tuan kami yang berada disana menawarkan anda untuk pergi bersamanya, tentu saja anda bisa mendapatkan semua yang anda inginkan." Lanjutnya lagi sembari menunjuk kearah Calvin. Calvin tersenyum penuh menggoda. Pria itu memang tampan dan kaya yang tentu saja akan membuat semua wanita akan mengantri untuk dapat pergi bersamanya, namun Alisya tau bagaimana cara jitu untuk menarik perhatian Calvin. "Jual Mahal". Calvin begitu bergairah jika menemukan seorang wanita yang bisa dengan begitu berani menolaknya sehingga ia akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan wanita itu.