Chapter 386 - Perubahan pada Tubuh

Setelah merasa cukup lama, Ayah Karin segera masuk kembali ke dalam ruang Adith di ikuti oleh Karan. Mereka berdua kembali memeriksa tubuh Adith secara menyeluruh dan kaget akan perubahan besar yang terjadi pada tubuh Adith. "Ada apa?" Adith seolah bisa menebak akan sesuatu yang berbeda dengan tubuhnya melihat ekspresi takjub Ayah Karin. "Bukankah aku pernah berkata bahwa kamu adalah orang yang paling besar mendapatkan paparan energi nano dari Alisya?" Ayah Karin mencoba membuka kembali pembahasan mereka dulu mengenai paparan energi nano yang mereka dapatkan dari Alisya. "Ya benar, apakah itu artinya ada sedikit perubahan yang terjadi pada tubuhku?" tanya Adith penasaran. "Tubuhmu menghasilkan senyawa fibrinogen yang lebih banyak. Bukan hanya itu saja, seluruh sel-sel dalam tubuhmu mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana tidak hanya aktif membelah, namun juga sangat akif dalam menjalankan pekerjaannya masing-masing." Jelas Karan melihat grafik perkembangan tubuh Adith yang selama ini berada di tangannya. "Lebih tepatnya tubuhmu mengalami Upgrade serta berevolusi dengan tingkat kemapuan 70 % mendekati Alisya. Meski Alisya jauh lebih besar darimu, namun jika kau bisa mengendalikannya dengan baik maka kalian memang akan menjadi ancaman besar bagi Balck Falcon." Tambah Ayah Karin merasa takjub dengan perkembangan tubuh Adith. "Entah karena apa, sepertinya struktur sel dalam tubuh kalian berbeda dengan yang lainnya sehingga kalian sangat cocok dengan energi nano tersebut terlebih karena tubuhmu menerima semua energi nano yang masuk kedalam tubuhmu." Jelas Karan yang membuka baju Adith untuk memperlihatkan bekas tembakan pada dada Adith yang bahkan tak perlu mendapatkan perban untuk membaluti lukanya. "Bekas ini?" Adith kaget tak percaya kalau ia mengalami luka itu ditubuhnya. "Ya, benar! Itu adalah luka bekas tembakan yang sembuh persis seperti luka yang diderita oleh Alisya sebelumnya. Kau pasti sudah pernah melihat bekas luka yang ada pada Alisya lalu." Jelas Karan mengenai luka di tubuh Adith. Segala hal tentang dirinya membuat Adith bingung dan tak tahu harus bagaimana. Di lain sisi, hatinya cukup bersyukur karena energi nano dalam tubuhnya menyelamatkan hidupnya. Namun di sisi lain, ia takut kalau kemampuan itu malah akan menjadi bomerang di kemudian hari. Adith duduk termenung memandangi jendela begitu Riyan dan Zein masuk kedalam ruangannya. "Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?" tanya Riyan dengan pakaian tentaranya saat masuk. "Bukankah harusnya kegelisahan hatimu sekarang sudah menghilang dengan kamu mengingat Alisya dan Alisya telah berada disisimu kembali?" lanjut Zein menggoda Adith dengan senyuman licik. "Sepertinya dia sedang memikirkan hal lain, seperti bulan madu misalnya?" Yogi tak kalah jailnya menggoda Adith. "Kalian masih bisa mengatakan hal seperti itu pada orang yang sedang sakit?" Rinto masuk karena datang bersama dengan Yogi. "Jika nona mendengarnya, aku rasa akan ada leher seseorang yang putus dengan mudah." Kata-kata Ryu segera membuat Yogi dan Zein merasakan tatapan horor dari Alisya. "Ehem.. Dimana yang lainnya?" tanya Zein kepada Yogi yang sebelumnya bersama dengan Aurelia dan teman-temannya yang lain. Zein sengaja mengalihka n pembicaraanya untuk mencari aman. "Mereka sudah pulang karena kelelahan menunggu pemerikasaan Adith yang banyak menghabiskan waktu." Ucap Yogi yang baru saja kembali dari kantornya setelah membereskan beberapa dokumen untuk kembali dibawa ke rumah sakit agar bisa ditanda tangani oleh Adith. Adith berbalik menatap mereka dengan serius. Dia yang terdiam dan tidak menjawab perkataan mereka membuat mereka semua menjadi sangat bingung.  Ryu terus saja berkeliling mencari Alisya yang hingga malam hari ia belum pulang sehingga ia kerumah sakit untuk memastikan keadaan mereka berdua. "Sejauh apa yang kalian sadari mengenai tubuh kalian?" Adith bertanya dengan tatapan serius mengingat bukan hanya dia saja yang mendapatkan paparan energi nano dari Alisya. Melihat tatapan bingung dari mereka semua, Adith segera membuka bajunya menunjukkan luka bekas tembakannya yang mengering dan sudah menutup sempurna hanya dalam waktu 3 hari dan hanya menyisakan bekas luka yang seolah sudah sembuh dalam waktu yang sangat lama.  Mereka saling berpandangan satu sama lainnya seolah memiliki banyak hal yang sudah mereka sadari namun tidak berani membicarakannya karena berpikir bahwa itu semua hanyalah perasaan mereka saja. "Apa itu ada hubungannya dengan energi nano?" Raut wajah Rinto nampak gelap tak tahu harus bereaksi seperti apa dengan apa yang ditunjukkan oleh Adith. "Apakah ini akan berarti buruk atau baik? Meski sebenarnya ini akan meningkatkan kemampuan tubuh kita aku tak tahu apakah ini bisa menjadi keberuntungan atau sebuah kesialan bagi kita." Zein tak ingin menyalahkan siapapun, namun kekhawatirannya membuat dirinya tak tenang. "Aku sudah merasakan banyak perubahan pada tubuhku sebelumnya dimana mataku menjadi jauh lebih tajam dari sebelumnya sehingga keakurasianku dalam menembak juga semakin membaik." Ryu teringat dengan semua hal yang bisa menjadi pertanda dari perubahan pada tubuhnya. "Aku juga seperti itu, otakku bahkan bisa mengingat semua hal yang aku ingat dan aku baca sebanyak apapun itu. Tanpa aku sadari juga aku bisa menguasai beberapa bahasa asing." Jelas Yogi menjelaskan perubahan yang dimiliki oleh dirinya. "Begitupula denganku, kecepatanku bertambah beberapa kali lipat. Aku bisa mengerjakan banyak hal sekaligus tanpa sedikitpun merasa lelah atau kehabisan nafas." Ungkap Rinto juga merasakan perubahan pada tubuhnya. "Mungkin hanya kita yang mengalami perubahan yang cukup besar pada tubuh kita. Aku juga mengalami perubahan pada tubuhku, yaitu kekuatan dalam tubuhku seolah tak pernah ada habisnya. Aku juga sangat gampang menghancurkan beberapa barang karena genggamanku yang kuat." Terang Riyan memperlihatkan volume ototnya yang nampak lebih berisi. "Tak jauh berbeda denganku, aku seolah memiliki sebuah gelombang kejut dan listrik yang keluar dari tubuhku. Gelombang kejut yang dihasilkan membuatku seolah bisa mendeteksi lingkungan sekitarku sedang gelombang listrik membuatku dengan cepat bisa menganalisa semua kemungkinan yang akan terjadi dengan ketepatan 99%." Jelas Zein terduduk di tepi sofa dengan pandangan yakin. "Bisa dibilang semua hal itu terjadi sesuai dengan apa yang paling sering kita kerjakan. Hal itu tanpa kita sadari membuat kemampuan energi nano kita juga ikut berkembang sesuai dengan kemampuan dasar yang kita lakukan tiap harinya." Terang Adith mulai menganalisa kemampuan mereka masing-masing. Malam itu berlalu dengan mereka terus berbagi pembahasan mengenai perubahan yang terjadi pada mereka. Mereka semua merasa takjub dengan perubahan pada tubuh mereka sekaligus merasa khawatir akan berdampak pada orang lain dan bahayanya jika orang lain mengetahui kemampuan mereka. "Sebaiknya kalian tetap menekannnya dan tak memperlihatkan kemampuan ini pada orang lain." Jelas Adith mencoba mengingatkan mereka semua.