Chapter 388 - Itu Karena Aku Bersamamu

Alisya yang terbangun dengan tubuh yang sudah memakai piyama lengkap menutupi tubuhnya membuatnya bingung. Ia ingat betul kalau selamam keram diperutnya membuatnya tertidur dalam keadaan hanya memakai handuk saja. "Apa Adith yang memakaikanku pakaian ini?" Gumama Alisya yang langsung membuat wajahnya memerah saat membayangkan hal tersebut. Di atas meja Alisya sudah melihat sekotak pembalut yang cukup mahal dan secangkir teh beraroma jahe. Teh jahe bisa menjadi obat nyeri haid alami karena membantu melemaskan otot-otot yang tegang serta menghilangkan rasa nyeri selama haid.  "Aromaterapi?" Alisya mencium aroma terapi di bagian bawah perutnya. Menggosokkan minyak aromaterapi mawar, lavender, cengkeh, dan kayu manis ke daerah yang sakit dapat meredakan kram menstruasi secara signifikan. "Bagaimana dia mengetahui segala hal tentang ini? Pantas saja semalam aku merasa nyaman hingga tertidur meski keram di perutku rasanya sangat melilit." Alisya merasa begitu terharu dengan perlakuan kecil Adith. Alisya dengan cepat menghabiskan teh jahenya. Sebelum turun Alisya segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai pembalut wanita agar tidak bocor.  Dia yang setiap kali akan mengalami menstruasi memang biasanya pada hari pertama selalu saja merasakan keram di perutnya namun dihari pertama itu selalu saja jadwalnya belum langsung lancar. "Kau sudah bangun?" Adith sudah siap dengan celemeknya sedang memasak sesuatu untuk mereka dengan ibu Adith yang menyiapkan makanan lain dan mengatur meja. Alisya mengangguk malu "Maaf Ma, Alisya bangunnya telat."  "Tidak apa-apa Sya, gimana perut mu? Sudah agak mendingan?" tanya Ibu Adith dengan khawatir dan menariknya turun. "Sudah Ma, berkat Adith!" Alisya tersenyum manis. "Sudah tugas laki-laki untuk melakukan hal itu, jangan hanya mau enaknya saja!" Ayah Adith yang sedang membaca koran di meja makan ikut berkomentar. "Hah?" Adith dan Alisya seketika bingung dengan komentar Ayahnya. "Ayo duduk, Adith sedang membuatkan salmon bakar untukmu." Ibu Adith lalu menuangkan meniuman untuk suaminya. "Salmon dan ikan air dingin lainnya kaya akan jenis asam lemak yang dikenal sebagai omega-3. Salmon dapat membantu mengurangi peradangan, menghilangkan rasa sakit termasuk rasa sakit kram menstruasi." Adith segera menyediakan ikan itu kehadapan Alisya. "Selain sebagai sumber protein yang sehat, salmon kaya akan vitamin D dan B6. Vitamin D membantu memudahkanmu untuk menyerap kalsium, yang berkaitan erat dengan nyeri haid. Sedangkan vitamin B6 dapat membantu mengatasi nyeri payudara." Ayah Adith ikut menjelaskan setelah menutup korannya bersiap untuk makan. "Dan seperti inilah mereka, mereka selalu tau hal-hal kecil untuk orang yang mereka cintai." Ibu Adith duduk dengan manis. "Hal kecil? Ini bukan hal kecil lagi, tapi ini terlalu mendetail." Batin Alisya melihat ikan salmon yang dimasak dengan cara yang mewah tersebut. "Aku harap kamu menyukainya." Adith duduk di sebelah Alisya. Alisya segera menyubit ikan salmon itu dan memasukkannya kedalam mulutnya.  "Ummmh?" Mata Alisya membelalak menatap kepada Adith. "Ada apa? Tidak enak? Kalau begitu jangan dimakan, aku akan berusaha untuk masak dengan baik lagi nanti." Adith segera menarik piring Alisya namun Alisya menjauhkan piringnya. "Apa kau tidak melihat ekspresinya? Itu bukan karena tidak enak, tapi karena sangat enak dan terharu. hahahahah" ibu Adith tertawa melihat sikap ekpresif Alisya. "Apa Adith memang jago masak Ma?" Tanya Alisya tak percaya dengan masakan Adith. "Pufttt… jika kau suka, aku akan memasakkan makanan apa saja yang kamu mau. Kamu tinggal bilang saja." Adith membelai lembut kepala Alisya dan kembali menyuapinya. Mereka makan dengan penuh canda dan tawa. Rumah yang dulu dirasakan kedua orang tua Adith begitu hampa dan sunyi kini begitu cerah dan hangat sejak kembalinya Alisya di kehidupan mereka. "Hari ini kau mau kemana?" Tanya Adith kepada Alisya yang sedang mencuci piring. Mereka melakukan pekerjaan itu secara bersama-sama dengan Alisya yang memberi sabun pada piring juga gelas dan Adith yang membilasnya. "Aku ingin ke rumah sakit menemani Akiko pergi memeriksakan kesehatan Bapak. Hari ini apa kamu akan ke perusahaan?" Alisya mengoper piring kepada Adith dengan cepat. "Ya, tapi sebelum itu aku akan mengantarmu ke rumah sakit terlebih dahulu." Jawab Adith melanjutkan pekerjaannya membilas gelas. "Aku bisa pergi sendiri, kau tak perlu repot-repot." Ucap Alisya tidak ingin merepotkan Adith. "Aku suamimu" Adith mengambil handuk untuk mengeringkan tangan mereka berdua dengan memeluk Alisya dari belakang. Alisya hanya bisa tersenyum dengan sikap Adith yang selalu saja tau bagaimana cara untuk meluluhkan hatinya. Beberapa saat kemudian Alisya kembali naik ke atas untuk mengambil tasnya dan kacamata serta gigi palsu untuk penyamarannya.  Begitu ia membuka pintu, Adith terlihat sedang memasang baju kemejanya. Tubuh indahnya yang kokoh dan bidang terpampang jelas di hadapan Alisya. Baru kali itu dia melihat Adith setelah sekian lama terpisah, dan tubuh itu semakin matang dan indah. Alisya menutup matanya untuk menyadarkan dirinya sendiri.  "Ini milikmu, kenapa kau malah takut untuk menatapnya?" Adith sudah berada di hadapannya dengan cepat dan menuntun tangan Alisya untuk memegang tubuhnya. Alisya tanpa sadar mengelus setiap lekukan Adith dengan begitu terpesona. Dada bidang dan kulit yang halus licin serta otot-ototnya yang kokoh benar-benar magnet yang sangat kuat. Melihat Adith yang tersenyum membuat Alisya malu dan ingin melarikan diri. Adith dengan cepat menghentikannya dan menutup pintu lalu menindih tubuh Alisya dan mencium bibirnya dengan lembut. "Aku mencintaimu Alisya!" Adith mengecup lembut dahi Alisya setelah kembali mengendalikan dirinya mengingat kondisi Alisya. Alisya memeluk Adith dengan erat. Hangat tubuh Adith yang secara langsung menyentuh pipinya membuat Alisya sadar bahwa ini bukanlah mimpi karena akhirnya mereka bisa kembali bersama. "Aku harap kali ini kau tidak menyembunyikan apapun lagi dariku meski dalam keadaan bahaya sekalipun, aku takkan sanggup jika harus terpisah denganmu." Adith memegang dagu Alisya untuk dapat melihat wajahnya. "Aku juga, aku tak ingin terpisah denganmu lagi. Aku ingin kau percaya padaku sepenuhnya Dith. Seperti aku mempercayai mu" Ucap Alisya dengan sangat tulus. Adith mengangguk pelan kembali mengecup dahi Alisya dengan penuh perasaan. Adith segera mengantar Alisya ke rumah sakit Karan menggunakan mobil sportnya. "Sepertinya kau sudah tidak mabuk kendaraan lagi." Ucap Adith begitu sampai di depan rumah sakit. "Itu karena aku bersamamu. Cuuppp!" Adith terkejut dengan ciuman mendadak yang diberikan oleh Alisya. "Aku akan menjemputmu sebentar!!" Teriak Adith kepada Alisya yang hanya mendapatkan lambaian Alisya yang terus melarikan diri karena malu. Alisya yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Adith dengan ciuman sederhana segera membuat jantung Adith berdetak dengan sangat cepat.