Chapter 397 - Samudra Cintaku

Adith dan Ayah Adith hanya bisa terdiam sembari melirik tajam ke arah Lian. Presentase mereka hentikan setelah memperlihatkan sejumlah keunggulan lain dari program Azura tersebut. "Demikian hasil presentasi kami mengenai Program kemananan Azura." Ucap Alisya dan 2 orang lainnya secara serempak sembari menunduk hormat mengakhiri presentasi mereka. Mereka mendapatkan tepuk tangan meriah atas hasil kerja keras mereka yang dirasa sangat luar biasa dalam pengembangan perusahaan nantinya. Bahkan Ayah Adith juga takjun dengan hasil kerja ketiganya. "Mmmmuaaachhh!" Adith melemparkan cium jauhnya dengan tatapan penuh kekaguman. Alisya membelalakkan matanya melihat ke sekitar dimana mata semua orang sedang terfokus kepada mereka bertiga. Logo Azura ditampilkan pada layar monitor ruang rapat sehingga semua mata beralih ke atas layar lagi. "Kau gila?" Tatap Alisya tajam melihat sikap Adith yang sangat santai saat melakukan hal tersebut. Alisya berkata sembari memastikan semua orang masih terfokus dengan trailer dari program Azura yang dibuat oleh Vindra. "Iya, aku tergila-gila padamu." Adith berkata dengan ekspresinya dan bahasa tubuhnya kepada Alisya yang membuat Alisya tersenyum-senyum dan langsung beralih ke sebelah untuk memfokuskan dirinya. Lampu kembali menyala dengan terang di seluruh ruangan dan Ayah Adith segera menghampiri mereka bertiga untuk mengucapkan selamat. "Kerja kalian sangat bagus. Terimakasih karena sudah masuk kedalam perusahaan kami." Ucap Ayah Adith dengan tulus kepada Alisya, Vindra dan Yani. Vindra dan Yani merasa sedang mendapatkan penghargaan dunia karena mendapatkan ungkapan terimakasih dari direktur besar mereka. "Ini sudah tugas kami pak!" Keduanya menunduk dengan sangat cepat kepada Ayah Adith. "Terimakasih atas pujiannya, kami semakin bersemangat untuk bekerja lebih baik lagi." Lanjut Alisya menyesuaikan dengan penyamarannya saat itu. "Sisanya aku serahkan pada kalian, aku tidak sabar untuk melihat bagaimana pengaplikasiannya pada perusahaan nantinya." Ucap Ayah Adith memukul pundak Vindra sebagai bentuk dukungannya. "Akan kami berikan yang terbaik pak!" Mata Vindra langsung berkaca-kaca. Hari itu adalah pencapaian terbesarnya dalam hidupnya. Hari itu sungguh menjadi hari yang paling berharga dalam hidupnya. Ayah Adith segera keluar dari ruang rapat sambil menatap ke arah Adith lalu ke arah Lian. Paham akan maksud ayahnya, Adith mengangguk pelan. Orang yang mengkhianati sesamanya maka akan di anggap sebagai sampah bagi perusahaan. Ketidak jujuran dan juga pengkhianatan adalah hal yang paling dibenci baik bagi ayah Adith maupun Adith sendiri sehingga siapapun yang tidak berlaku dengan prinsip itu, maka mereka akan dihilangkan dan dimasukkan dalam daftar hitam seluruh perusahaan Indonesia. "Habislah aku!" Lian terduduk shock tak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan. "Kau yang sudah bekerja cukup lama dengan perusahaan harusnya paham akan apa yang kau lakukan." Tatap Yogi merasa iba namun juga kesal dengan pegawai yang sebelumnya sangat dipercayai dengan dedikasinya tersebut.  "Sebaiknya kau mempersiapkan dirimu sekarang!" Tambah Rinto menatapnya dengan dingin sebagai manager utama. Karena berkat kerja kerasnya selama 5 tahun itu, ia berhasil menduduki posisi sebagai seorang manager programing. Namun karena keserakahan dan rasa irinya lah yang membuatnya berbuat sesuatu yang buruk yang kemudian menjatuhkan dirinya sendiri. "Tidak buruk!" Ucap Elvian dengan senyumnya yang mempesona. "Ayo kita pergi!" Ayah Elvian terlihat kesal karena merasa kalah dengan hasil presentasi mereka yang sangat luar biasa. Alisya hanya terdiam dan tersenyum sopan. Elvian melirik ke arah Yani yang terlihat cantik dan anggun dibanding dengan Alisya yang terlihat cupu dengan kacamata dan gigi behelnya yang terlihat sedikit mancung tersebut. Yani yang memakai hijab menjadi daya tarik tersendiri bagi Elvian saat ia menatap Yani, namun Yani hanya berusaha tersenyum sopan melihat pandangan menyelidiknya yang berlalu dengan senyuman licik. "Apa-apaan itu tatapanya itu? Dia melihatku seolah sedang menelanjangiku." Gumam Yani kesal dengan tatapan Elvian kepadanya. "Abaikan saja makhluk astral itu, tidak usah kau pedulikan." Tegas Vindra melihat mereka keluar dari ruangan itu satu persatu. "Kau terlalu cantik dengan hijabmu itu. Semua orang yang melihat seolah mengira kau itu tidak memakai hijab karena uraian hijabmu yang jatuh juga merupakan mahkotamu yang paling indah." Alisya menggoda Yani yang membuat Yani jadi memerah malu. Mereka kemudian segera keluar di ikuti oleh Lian yang berjalan dengan lunglai. Karena iba, Yani mencoba untuk menahan tubuhnya yang membuat Lian menangis berjalan terseok-seok. "Ups… kau belum aku izinkan pergi." Adith menarik tubuh Alisya yang ingin keluar dari ruang rapat. "Direktur, apa yang anda sedang lakukan? Kita masih berada di kantor." Melihat masih ada seorang Ob yang sedang lewat di hadapan ruang rapat dan melihat mereka berdua membuat Alisya tetap dalam penyamarannya. Alisya yang sedang memainkan perannya membuat Adith menjadi gemas dan semakin ingin berbuat jahil. "Tidak apa, disini hanya ada kita berdua saja. Namamu Ayumi bukan? Maafkan aku yang dulu pernah menyirammu dengan segelas air." Adith mencoba mengikuti permainan Alisya. "Itu tidak masalah direktur, karena itu adalah kesalahanku!" Alisya masih tidak berani untuk berkata-kata lebih. "Sebagai permintaan maaf ku karena sudah menyirammu dengan segelas air, bagaimana kalau aku menyirammu dengan samudra cintaku?" Adith langsung mencium bibir Alisya dengan lembut dan menekannya dengan kuat kedinding. "Kau benar-benar mesum!" Pukul Alisya kesal sambil melepas pelukan Adith dan segera keluar. "Akh, maaaf!" Alisya yang kaget dengan kemunculan Elvian segera mundur dan menabrak dada Adith yang bidang. Adith segera menahan tubuh Alisya dengan lembut dan hangat. "Tak ku sangka Adith menyukai barang sejelek ini. Ternyata seleramu lebih buruk dari dugaan ku. Kau terlihat sangat rendah sekarang." Elvian berkata dengan sangat menghina baik pada Alisya dan juga pada Adith. Mendengar ucapan Elvian, Alisya segera melirik ke arah Adith. Adith hanya tersenyum tipis melihat tatapan tajam Alisya lalu mengangguk pelan.  Tepat saat itu, setelah berbalik menatap Elvian, dapat dilihat oleh Elvian kalau ekspresi wajah Alisya segera berubah begitu kuat dengan aura menekan yang besar. "Kau berkata seperti itu sepertinya karena kau tak memiliki rasa percaya diri yang tinggi yah, Orang yang menghina biasanya mencari kekurangan orang lain untuk menunjukkan kelebihannya. Tapi kau…." Alisya membuka kacamatanya dan menatap dengan senyuman licik dari atas hingga ke bawah. "Bagian itu sepertinya tak berguna!" Ucap Alisya menatap bagian bawah Elvian sambil berlalu pergi dengan santai yang langsung membuat Adith tertawa terbahak-bahak. "Aku harap kau bisa menemukan seseorang untuk membuat bagian itu berguna secepatnya." Lanjut Adith dengan senyuman licik yang langsung membuat Elvian salah paham. Elvian mengira kalau Adith sudah melakukan hal itu dengan Alisya tanpa hubungan suami istri.