Chapter 404 - Resort Mulia Bali

Alisya memandanga wajah Adith yang nampak kesal dan penuh amarah. Adith hanya duduk di samping Alisya tanpa menoleh dan menutup matanya untuk tidur. Alisya hanya bisa tertawa pelan melihat Adith yang sedang dalam suasana hati yang buruk. "Hei, kau marah?" tanya Alisya kepada Adith dengan sedikit menggodanya. Ia berani berkata seperti itu ia melihat yang lainnya sedang repot dalam membereskan barang-barangnya. "Tidak padamu, tapi rasanya aku ingin sekali membunuh mereka!" Adith tetap tidak tega jika harus menunjukkan wajah kesalnya kepada Alisya sehingga ia mengira kalau Adith kecewa padanya. "Akan ada waktu yang tepat untuk itu. Aku tau kau sangat ingin melakukannya bukan karena nafsu semata tapi memikirkan kedua orang tua kita. Tapia da banyak hal yang memang akan selalu berada diluar kendali kita. Yang aku maksudkan adalah aku tak ingin melihamu kecewa seperti ini saat bersamaku terlebih karena ini liburan pertama kita setelah sekian lama." Alisya masih berbicara dengan lembut menoleh ke arah Adith. Mendengar ucapan Alisya, Adith jadi merasa bersalah kepada Alisya karena hanya bersikap egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Apa yang ia rasakan mungkin sama dengan apa yang di rasakan oleh Aisya namun ia tetap bersikap positif dan tenang. "Aku baik-baik saja, maaf karena sudah membuatmu tak nyaman." Adith segera memegang erat tangan Alisya agar ia merasa nyaman. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai, dan mereka sudah tak sabar ingin segera sampai di tempat liburan yang sudah di sediakan. Paket liburan perusahaan yang diberikan kali ini The Mulia Bali yang terletak di ujung selatan pulau Bali, dan menawarkan pemandangan Samudra Hindia, Pantai tersebut dapat dipastikan pemandangannya adalah pantai yang sangat indah.  Resor itu menawarkan 3 kolam renang outdoor, spa lengkap, dan kamar-kamar luas dengan interior mewah. Kamar-kamar ber-AC di Mulia Resort dikelilingi oleh taman lanskap tropis yang indah, dan didekorasi dengan warna bernuansa coklat yang elegan. Hal itulah yang membuat Lian memilih untuk berlibur ke tempat itu. Resort yang sejuk serta nyaman membuatnya untuk memutuskan memilih tempat liburan kesana. Fasilitas super mewah pun menjadi daya tariknya mengingat Adith sang direktur ikut bersama dengan mereka. "Wuaahh… tempat ini indah sekali, ini adalah hal yang paling berharga dalam hidupku!" ucap salah seorang dari mereka yang langsung menghambur keluar saat uturun dari bis. "Ini sangat luar biasa. Resort ini tergolong sangat mewah dan mahal,  tapi kita bisa mendapatkan liburan disini. Ini seperti berada disurga." Tambah seorang lainnya. "Ayumi, lihat patung-patung besar yang berada di dekat kolam itu, itu terlihat sangat indah sekali." Yani dengan semangat menunjuk kepada patung-patung yang berjejeran dengan kokoh di pinggir kolam yang menghadap ke samudra hindia. "Benar, ini adalah kali pertamaku melihat yang seperti itu." Tatap Alisya penuh takjub. Dia yang selalu saja berada pada misi dalam hutan hujan dan masa lalunya yang terus bersembunyi membuatnya tak bisa menikmati hidup dengan bebas. Melihat ekspresi penuh bahagia, takjub dan senang Alisya, Adith jadi tersenyum bahagia. Untuk menebus rasa bersalahnya kepada Adith, Yogi sudah menyiapkan beberapa kegiatan yang bisa mereka lakukan disana sebagai bentuk membina keakraban antara sesama pegawai dan pegawai dengan direktur. "Oke semuanya. Sekarang kita menuju resort terlebih dahulu dan menaruh semua barang-barang kita dan bertemu di depan sana 30 menit lagi untuk memulai kegiatan pertama liburan kita." Seru Lian setelah mendapatkan arahan dari Yogi. Mereka segera pergi menuju ke kamar masing-masing dengan Yani sekamar dengan Alisya. Adith tidak mungkin memaksa Alisya untuk sekamar dengannya, namun Adith sudah memilih tempat khusus yang bisa di datangi oleh keduanya tanpa perlu merasa khawatir akan ketahuan. "Oke, karena semua sudah disini, hal pertama yang akan kita lakukan adalah melakukan pertandingan kelompok dimana yang kalah harus menyeburkan diri ke dalam kolam." Seru Yogi dengan penuh antusias. "Silahkan masukan tangan kalian pada kotak itu dan ambil satu bola berwarna yang akan menjadi identitas kelompok mu." Melihat mereka acuh tak acuh dan tak begitu peduli, Yogi langsung melirik ke arah Adith dan Rinto. "Direktur juga akan ikut bermain, dan tentu saja Rinto serta aku juga akan ikut. Kalian mungkin akan bisa berada di satu kelompok dari kami." Seketika mereka menjadi sangat heboh dan berebutan untuk berada pada satu kelompok di antara mereka. "Baiklah, kalau begitu direktur yang paling pertama untuk mengambil bola." Lian mengarahkan dengan suara gugup takut kalau Adith tidak akan melakukannya. "Bola biru!" Teriak Yogi saat melihat warna bola yang sudah berada di tangan Adith. "Dia akan menjadi pemimpin dari kelompok biru. Selanjutnya adalah Rinto untuk mengambil bola." Yogi sekali lagi mengarahkan jalannya kegiatan tersebut dengan sangat santai. "Karena Rinto mendapatkan bola merah, maka dia akan menjadi ketua kelompok merah. Selanjutnya kalian semua, untuk mengambil bola di dalam kotak agar bisa melihat mereka berada pada kelompok yang mana. Satu persatu dari mereka segera mengambil bola dengan cepat. Mereka tak masalah untuk masuk pada tim manapun sebab bagi mereka bisa nenjadi bagian dari Rinto atau Adith adalah hal yang sangat mereka nantikan. "Aku berada di kelompok biru." Ucap Yani mengangkat tangannya dari dalam kotak. Selesai Yani, Vindra dengan segera menarik bola dari dalam kotak dengan harapan agar bisa masuk kedalam kelompok Adith. Keberuntungan tidak berpihak kepada Vindra karena ia harus masuk ke dalam tim Rinto. Begitu giliran Alisya tiba, hal tal terduga terjadi dimana bola yang dipegang Alisya bukannya berwana biru, melainkan berwarna merah yang berati Alisya tidak sekelompok dengan Adith, melainkan ia sekelompok dengan Rinto. "Sepertinya ini akan menarik." Yogi menyeringai licik melihat kondisi kelompok mereka saat itu. "Jadi pertandingan tim ini adalah dengan rantai kata. Anggota kelompok akan berjejeran satu sama lain dan orang yang berapa pada bagian paling belakang akan diberikan kata kunci yang mana mereka harus menebak apa yang ditirukan dengan gerakan oleh temannya." Lian menjelaskan dengan panjang lebar mengenai rantai kata yang harus mereka tebak. "Pemenangnya akan mendapatkan satu set makanan dan minuman mewah, sedangkan yang kalah hanya akan mendapatkan sepiring nasi dengan kerupuk saja." Yogi sengaja memberikan hadiah eksklusif untuk membakar semangat mereka. Melihat Adith tetap bersikap santai membuat mereka semua jadi semakin bersemangat karena setidaknya Adith tidak menolak untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut. Yogi menatap Adith dan Alisya bergantian sehingga ia kembali mendapatkan sesuatu yang cukup menyenangkan untuk membuat kegiatan tersebut semakin meriah.