Chapter 405 - Rencana Licik Yogi

"Permainan pertama yang akan kalian mainkan adalah hulahoop estafet, yaitu secara berkemlompok, kalian akan bertanding untuk memasukkan hula hoop dari satu orang ke orang berikutnya tanpa terputus. Mereka yang lebih dulu selesai adalah pemenangnya." Yogi dengan cepat mengarahkan mereka semua untuk memulai permainannya.

Adith yang ragu-ragu untuk bersentuhan dengan wanita lain dengan cepat dikelilingi oleh para pria di kanan kirinya sedangkan Alisya berada ditengah Vindra dan Rinto. Melihat itu Adith masih bersikap santai dan tidak mempermasalhakannya.

"Oke siap? Mulai! Priiit" Lian meniup peluitnya dengan keras lalu Rinto dengan cepat memasukkan hula hoop dari tangannya melewati tubuhnya kemudian menuju ke Alisya hingga selesai. Hal yang sama dilakukan oleh tim Adith dan pada akhirnya tim merah yang memenangkan pertandingan itu.

Alisya yang terlihat sangat menikmati hal itu membuat Adith jadi sedikit termotivasi. Untuk masalah bekerja secara tim, Alisya sudah terbiasa melakukannya selama dalam pelatihan satuan khusus di militer, namun untuk benar-benar bermain bersama teman-temannya dan juga Adith, Alisya lebih mendapatkan sensasi yang lebih menyenangkan.

"Sepertinya kau sangat menikmati permainan ini." Adith datang menghampiri Alisya yang sedang tersenyum-senyum senang.

"Kau tau kenapa ini menyenangkan?" balas Alisya masih dengan perasaan senang.

Adith hanya melirik  sekilas menanti kalimat Alisya selanjutnya.

"Itu karena aku ingin sekali mengalahkanmu!" Alisya menatapnya tajam dan dengan sunggingan sinis, dia berhasil menarik minat Adith untuk ikut menikmati kegiatan tersebut.

"Selanjutnya aku takkan biarkan kau menang dengan mudah." Adith menjadi sangat kompetitif jika sudah mendapat tantangan.

"Selanjutnya, sambung karet. Kalian akan diberikan satu stik yang nanti dijadikan sebagai tongkat dengan cara menggigit tongkat stik dan menyambungkan karet ke orang berikutnya sampai ke sisi yang lain. Mereka yang mendapat karet terbanyak dalam waktu satu menit adalah pemenangnya." Seru Yogi mulai membuat permainan itu menjadi sedikit lebih intim.

Melihat ekspresi nakal Yogi, Alisya mengerutkan keningnya. Ia dengan cepat paham akan apa tujuan dari Yogi sehingga Alisya menggeleng-geleng takjub.

"Kau seperti ular, persis seperti pasanganmu. Sama-sama licik." Alisya hanya menggerakkan bibirnya namun dapat dibaca oleh Yogi dengan sangat baik sehingga ia hanya tertawa pelan.

"Biar kalian bisa menjadi lebih akrab. Ini hanya awalnya saja, buat dulu dia panas karena orang lain dan malamnya kau harus menenangkannya dengan panas yang lain." Yogi juga ikut-ikutan menggerakkan bibirnya yang kali ini dapat dilihat oleh Rinto.

Rinto menutupi pandangan Alisya dari Yogi dan memakinya dengan kesal "Jangan kau mengajarkan hal yang sesat."

Rinto yang menatap tajam kearah Yogi hanya membuatnya tertawa pelan "Carilah juga jodohmu wahai jomblo!" tatap Yogi dengan santai.

Adith bisa melihat pertempuran kata antara Rinto dan Yogi namun tak tak melihat percakapan mereka dari awal. Namun dapat diketahuinya kalau Yogi suah merencanakan sesuatu yang licik lagi.

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu." Adith tersenyum dan mengambil Handphonenya untuk menelpon seseorang.

Permainan berikutnya tidak perlu diragukan lagi, tepat seperti apa yang diinginkan oleh Yogi. Adith terlihat begitu gelap saat melihat Alisya sedang memajukan wajahnya ke dekat Vindra sehingga Alisya dan Rinto bisa merasakan aura membunuh yang sangat kuat. Hasilnya adalah tim Adith berhasil memenangkan pertandingannya namun ia tetap merasa panas.

"Apa yang harus kita lakukan dengan ide konyol laki-laki satu itu?" Rinto menatap geram ke arah Yogi yang terlihat menikmati permainannya tersebut.

"Aku rasa dia sedang ingin Adith mengubur kita hidup-hidup sekarang." Alisya menghela nafas dengan berat.

"Ada apa?" tanya Vindra melihat kecemasan di wajah Alisya dan Rinto.

"Tidak apa-apa, sebaiknya kau tidak terlibat agar hidupmu selamat" ucap Rinto sambil berlalu pergi.

"Apa sedang tejadi sesuatu?" suara Vindra terdengar cemas mendapat peringatan dari Rinto.

"Kau tidak perlu khawatir, tidak akan ada masalah." Alisya tersenyum manis untuk menenangkan Vindra.

"Oke, pertandingan selanjutnya adalah jatuhkan lawanmu. Setiap dari kalian akan diberikan satu lembar kertas dan masing-masing dari kalian harus berusaha untuk bertahan berdiri di atas kertas yang sama dan saling dorong. Mereka yang berhasil menjatuhkan lawannya adalah pemenangnya. Dan kelompok dengan pemenang terbanyak akan menjadi pemenang mutlak yang mendapatkan satu set makanan mewah." Seru Yogi berusaha untuk bersikap santai dengan idenya kali itu.

"Tapi sebelum itu, kalian akan mencabut lot untuk menentukan siapa lawanmu pada permainan kali ini jadi masing-masing tim silahkan maju untuk mencabut lotnya." Lian yang tidak bermain juga ikut membantu Yogi dalam mengatur semua permainan.

Setelah mencabut lot, terlihat jelas di mata Adith dan Alisya apa yang sedang dilakukan oleh Yogi karena pada akhirnya Adithlah yang akan melawan Alisya sedang Rinto sekarang sudah berhadapan dengan gadis manis berhijab dihadapannya, Yani. Vindra dan yang lainnya juga tak kalah beda harus berhadapan dengan wanita lainnya dari tim lawan masing-masing. Permainan itu tampak seperti permainan berpasangan.

"Kenapa hanya kita berdua yang sedang bermain pedang-pedangan sekarang?" Yayat sedang menatap nanar ke arah lawannya Dira.

"Sepertinya nasib kita sangat menyakitkan!" ucap Dira merasa iri dengan mereka yang mendapat lawan wanita.

"Sayang, kalau ingin jatuh aku bisa memberikanmu dadaku yang bidang." Ucap Adith memancing Alisya yang berhadapan dengannya.

"Oh ya? Itu artinya aku akan terbentur dengan sangat keras. Bagaimana jika kau menawarkanmu untuk jatuh di dadaku?"Alisya mendekat kepada Adith dan berbisik ditelinganya.

"Aku punya dua tempat yang cukup empuk buatmu saat terjatuh." Alisya melirik nakal pada bagian dadanya yang langsung membuat mata Adith membelalak tak percaya.

"Sepertinya kau semakin nakal yah? Aku harus menghukummu dengan sangat keras kali ini. Jangan harap kau akan lolos kali ini." Adith menggetakkan giginya kepada Alisya yang membuat Alisya tersenyum-senyum sendiri.

"Oke, semuanya siap? Mulai." Teriak Yogi cepat yang langsung membuat beberapa dari mereka mulai berjatuhan.  

Vindra berhasil memengangkan pertandingan yang hampir sama juga dengan kelompok Adith yang berhasil mengalahkan kelompoknya. Rinto yang tak bisa mendorong Yani langsung bergerak ingin mundur namun Yani menariknya dengan kuat.

"Aku tak suka dengan laki-laki yang sok bersikap gentle dengan mengalah kepada perempuan hanya karena tidak ingin melawan perempuan. Jangan kira aku tidak bisa membuatmu jatuh." Yani yang kompetitif tidak terima jika Rinto menyerah begitu saja. Sehingga dengan kesal dia menarik kerah leher baju Rinto.

Rinto yang mengira kalau Yani adalah cewek yang manis dan bersikap lembut cukup kaget dengan perubahan sikapnya saat pertandingan berlangsung, ia kemudian melakukan pertandingan dengan adil. Rinto berusaha keras mendorong Yani namun dengan sekuat tenaga bertahan hingga dengan satu trik nakal dari Yani, Rinto terjatuh dengan kaget.

Mereka akhirnya mendapatkan hasil yang seimbang setelah Rinto kalah. Dan penentuan hasilnya ada pada Adith dan Alisya yang terlihat masih melakukan pertarungan dengan sangat serius. Mereka yang terus melakukan pertahanan malah merusak kertas yang berada ibawah pijakan mereka sehingga tidak terlihat siapa yang akan memenangkan pertandingan.

"Hebat, Ayumi yang terlihat cupu dan letoy seperti itu tidak mau kalah juga melawan direktur." Dira menatap Ayumi dengan rasa kagum.

"Bukan, itu karena direktur tidak ingin bersentuhan dengan wanita!" jawab yang lain membela Adith.

"Tidak ingin menyentuh? Bagian mana yang kau lihat, bukankah kau lihat direkutr sedang memegang bahu Ayumi dengan sangat erat?" Tanya yayat bingung dengan maksud dari Srie.

"Ituokan bukan sentuhan kulit langsung?" bentak Srie tak suka dengan ucapan Yayat yang mengisyaratkan kalau Adith terlihat memiliki toleransi sentuhan pada Alisya.

"Alisya, lihat ini." Yogi langsung menarik baju Adith dan memperlihatkan roti sobek Adith yang sangat menawan sehingga Alisya terkejut dan Adith yang kaget juga menjadi goyah. Dorongan Alisya begitu kuat sehingga Adith sampai terjatuh kebelakang sedang tangannya masih memegang lengan Alisya dengan kuat sehingga mereka jatuh secara bersama- sama.

Alisya yang jatuh dengan kuat menindih tubuh Adith dengan bibir yang langsung membentur bibir Adith dengan sangat kuat.