Chapter 406 - Ciuman Ganas dan Bar-bar

Semua orang yang melihat kejadian itu terkejut bukan main. Ekspresi mereka mulai dari kaget, takut, takjub dan berbagai ekspesi jelek lainnya nampak di wajah mereka masing-masing. Ibu Lian terlihat kaku dan tak bergerak takut kalau Alisya akan mengalami nasib yang buruk setelah melakukan hal tersebut kepada direkturnya yang terkenal sangat dingin dan bengis kepada sentuhan langsung dengan orang lain.

"Bagaimana bisa dia mendorong direktur sekuat itu?" seorang pegawai wanita berkata dengan suara yang bergetar.

"Apa yang akan dilakukan oleh direktur kali ini? Terakhir kali Ayumi hanya membawakan air untuknya yang terjadi malah mendapat makian dan di siram oleh direktur." Terang yang lainnya yang tadinya tidak terlalu menyukai Alisya, namun akhirnya mengkhawatirkan nasibnya.

"Apakah direktur akan memarahinya habis-habisan?" tanya yang lainnya juga mulai merasakan takut.

"Bukan hanya dia, aku takut gara-gara kejadian ini kita semua akan berakhir dipecat." Tambah yang lainnya tak kalah takut.

"Tidak bisakah kalian liat ekspresi takut diwajah ibu Lian? Semua ini adalah idenya maka bisa jadi dia yang akan mengalami dampak yang lebih buruk lagi." Dira menatap ekspresi pucat dari Lian yang sudah terlihat berkeringat dingin.

Dari mereka semua yang terlihat sangat ketakutan, Yogi terlihat nyengir-nyengir kuda dan sangat menikmati pemandangan itu. Ia bahkan tidak lupa untuk memotret kejadian tersebut dan mengunggahnya ke grub social media mereka.

Ketika satu ting masuk kedalam semua HP mereka yang dengan cepat menampilkan layar hologram bergambar kejadian tersebut dimana Alisya sedang menindih Adith, detik berikutnya grub mereka tak berhenti bergetar dan terus berbunyi. Beberapa dari mereka bahkan harus terperanjat kaget dan menyemburkan minuman serta menjatuhkan barang yang mereka pegang karena membuka gambar tersebut di tempat umum.

"Apa yang sedang terjadi?" Beni adalah orang pertama yang langsung menanyakan kejadian tersebut.

"Kenapa aku melewatkan kejadian seperti ini? Aku tak mengampuni kalian!" Karin menandai nama Yogi dan Rinto dalam pesannya dengan emoticon tinju serta wajah iblisnya.

"Wow,,, sepertinya Alisya semakin agresif terhadap Adith yah?!" Adora masuk dengan emotikon tertawa yang sedang menutup mulutnya.

"Ah…. Aku merasa sangat iri dengan kebahagiaan mereka berdua!" Gina juga tak kalah semangat dengan menambah emoticon mata yang bergambar cinta.

"Meski begitu, bukankah ciuman itu terlihat sangat brutal?" Emi melihat dengan terus tertawa tepingkal-pingkal.

"Apa bibir Adith sangat empuk sampai dia harus menciumnya dengan gaya bar-bar seperti itu?" Feby juga tak kalah gilanya saat tertawa hingga orang-orang disana menatap aneh padanya.

"Tapia kau akan memberikan jiwa dan ragaku meski ciuman itu sangat bar-bar!" sambung Gani dengan penuh semangat.

"Dimana ini, aku akan kesana sekarang!" Riyan segera menampilkan gambar pesawat untuk segera berangkat ketempat mereka.

"Sialan!!! Kalian bersenang-senang tanpa kami, aku takkan memaafkan kalian." Zein tak kalah marah dengan moticon wajah yang merah.

"Jangan pernah lewatkan satu moment pun yang terjadi pada nona!" Ryu yang masuk malah nampak sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Yogi dengan mengirimkan gambar tersebut kepadanya.

"Ouuhhh.. A chan, kakak Ipar, Kendalikan diri kalian!" Akiko masuk dengan emoticon ekspresi terkejutnya yang sangat banyak.

"Apakah aku juga harus melakukan yang sama?" Karan membalas pesan dari Akiko yang seketika membuat mereka semua semakin heboh.

Grub mereka membengkak dengan ratusan chat yang masuk tapa henti. Grub yang selama ini selalu sunyi sepeninggal Alisya, mendadak semakin ramai dan heboh semenjak Alisya membeberkan kebenaran mengenai dirinya yang masih hidup.

Mereka yang dulunya hidup dilingkupi dengan rasa sedih serta rasa bersalah yang dalam dan kenangan buruk menyakitkan serta kerinduan yang tiada tara yang membuat hidup mereka hanya berjalan dalam kehampaan pada akhirnya menjadi lebih berwarna kembali.

"A… Ayumi? Apa yang kau lakukan? Sampai kapan kau akan menindih direktur?" Yani bersuara pelan memperingatkan mereka berdua yang sedang ditatap oleh banyak orang. Vidra hanya terdiam kaku dan tak berkeringat dingin tak tahu harus bagaimana. Vindra

Sadar akan apa yang sedang terjadi, Alisya yang berusaha bangkit segera dihentikan oleh Adith dengan langsung mengaitkan kedua tangannya kepinggang Alisya dan menekannya lalu menciumnya dengan sangat intens dihadapan semua orang.

Rinto hanya bisa memukul jidatnya dengan sangat kuat saat melihat kejadian tersebut sedang dari belakang punggung Alisya, Adith memberikan jempolnya kepada Yogi.

"kali ini kau aku maafkan, tapi sudah terlambat untuk menyelamatkanmu dari terkaman harimau sebentar." Batin Adith sambil terus melanjutkan ciumannya dengan lebih panas.

"Huhhh??" Apa aku tak salah lihat dengan kejadian ini?" Dira mengucek matanya dengan sangat cepat melihat Adith malah mencium Alisya bukannya memarahinya atau memberinya pelajaran.

"Whattt?!" Yayat menatap takjub dan membelalakkan matanya.

Puluhan pegawainya yang lainpun tak kalah terkejutnya melihat direkturnya melakukan hal seperti itu kepada Alisya. Mereka yang semula takut akan apa yang terjadi pada mereka selanjutnya, kini malah mengerutkan kening bertanya-tanya akan apa yang tejadi selajutnya.

"Puhhhaahhh.. Kau ingin mebunuhku?" Alisya mengambil nafas dalam saat Adith melepaskan ciumannya pada bibir Alisya.

"Tentu saja kau takkan mati hanya karena sebuah ciuman panas, jika itu terjadi judul artikelnya akan sangat Vulgar sekali." Adith tertawa pelan melihat ekspresi malu dari Alisya.

"Bersyukurlah karena kita sedang berada diluar, jika tidak kau akan mendapatkan pelajaran berharga dariku." Alisya memukul dada Adith pelan lalu bangkit dari posisinya.

"Bersyukurlah karena kita sedang berada diluar, karena jika tidak kau sudah akan mendapatkan pelajaran yang sangat ganas dariku." Adith berkedip nakal kepada Alisya yang membuat Alisya menganga tak percaya.

Bukan hanya Alisya, namun semua yang berada disana serta lian juga menganga dengan sangat lebar melihat direkturnya yang dingin tersebut sedang mengerling nakal kearah Alisya.

"Apa aku tak salah lihat?" seorang diatara bertanya setelah susah payah menutup mulutnya yang kaku.

"Di… di… Plakkk!!!" seorang diantara mereka menapar pipinya dengan keras karena tak bisa berbicara dengan lancar. "Direktur berkedip pada Ayumi bukan?".

"Bagaimana bisa aku bisa seberuntung ini melihat sebuah kejadian berharga di depan mataku saat mengetahui kalau direktur bukanlah seorang gay meski dia mencium wanita lain bukannya aku!" seorang wanita berkata dengan menaruh pipinya sangat Bahagia melihat kejadian tersebut.

"Pletakkkkk" kepalanya di jitak oleh Lian dengan sangat kuat.

"Pehatikan apa yang kau katakana, apa yang kau lihat hari ini sebaiknya kau simapan dalam-dalam dan jangan biarkan orang dari divisi lain atau yang berada di perusahaan mengetahuinya, jika tidak bukan hanya hidupmu saja yang tamat. Tapi kita semua akan menjadi pengemis seumur hidup!" Lian memperingatkan temannya karena tak yakin akan apa yang terjadi.