Chapter 409 - Black Mision and Level S

Mereka yang kembali ke meja makan dengan segera menyantap makanan mereka dengan lahap sambil terus berbincang-bincang. Dira menemani Yayat untuk membersihkan diri sedang Lian menyediakan beberapa makanan hangat untuk menebus rasa bersalahnya kepada Yayat. "Apa wanita tadi adalah Aurelia Pranata? Seorang jaksa wanita yang terkenal sudah banyak menghadapi kasus sulit dan bisa menyelesaikannya dengan sangat baik?" Seorang bertanya dengan setengah berbisik. Yogi dan Aurelia yang belum kembali ke meja makan membuat mereka memiliki kesempatan untuk bertanya-tanya kepada satu sama lainnya karena penasaran. "Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya dia adalah calon dari pak Yogi." Jawab yang lainnya karena belum terlalu jelas melihat wajah Aurelia karena remang-remang. "Jika benar dia adalah Aurelia pranata, maka mereka adalah pasangan yang sangat luar biasa. Bisa se jenius apa anaknya? Bayangkan saja, pak Yogi adalah orang yang dapat mengingat segala hal hanya dengan sekali lihat. Sedangkan Aurelia adalah wanita dengan IQ yang cukup tinggi bisa memenangkan banyak kasus sulit meski dia seorang wanita." Jelas seorang yang lain dengan penuh semangat sekaligus rasa kagum. "Kau benar, aku tidak pernah menyangka kalau pak Yogi memiliki seorang kekasih dan ternyata itu adalah seorang Jaksa terkenal." Ucap yang lainnya lagi.  Pembicaraan mereka tentang Yogi terus berlanjut sedang Alisya dan Adith masih terus berbincang-bincang riuh melihat Adith menunjukkan foto mereka yang di unggah oleh Yogi serta semua chat yang masuk di dalamnya. "Bagaimana reaksi kalian jika mengetahui pasangan yang paling luar biasa adalah dua orang ini? Yang jika kalian semua tau kemampuan mereka kalian pasti akan merinding." Batin Yani dengan memberikan lirikan tajam kepada Alisya. Rinto yang berada pada jarak pandang Yani menjadi sedikit tegang. Ia tidak tahu kalau pandangan utamanya adalah Alisya, namun karena mereka duduk pada baris yang sama sehingga Rinto mengira Yani sedang menatapnya. Beberapa saat kemudian, Adith seperti bisa merasakan dengan jelas perubahan energi Alisya. Meski hanya sepersekian detik, Adith bisa melihat ekspresi Alisya sedikit berubah. "Aku ke toilet dulu sebentar." Ucap Alisya bangkit dari kursinya. "Mau aku temani?" Tatap Yani kepada Alisya ingin menemaninya pergi. "Makanlah, aku tidak akan lama. Tidak perlu kau temani." Alisya segera menepuk pundak Yani dengan lembut. Alisya segera pergi menuju ke toilet, namun bukannya ia memasuki toilet. Dia malah pergi ke tempat yang sedikit lebih gelap dan sunyi. "Keluarlah!" Seru Alisya dengan suara tegas yang di tunjukkan kepada seseorang. "Kapten…" ucapnya begitu keluar sembari memberi hormat kepada Alisya. "Bagaimana dengan misimu?" Tanya Alisya yang sudah mengenali siapa orang tersebut. "Kami sudah menemukan tempat dimana kemungkinan besar para elite BF akan menunjukkan dirinya." Terangnya dengan suara tegas yang begitu penuh wibawa seorang tentara elite. "Tingkat misi dan tingkat elite?" Tanya Alisya dengan suara dingin "Black dan level S!" Tegasnya singkat. "Itu artinya kita tidak bisa menunda kepergian kita lagi." Suara Alisya lirih dan terdapat kesedihan didalamnya. "Bagaimana dengan Rendy?" Alisya menanyakan satu anggota lainnya yang juga dalam misi yang sama beratnya. "Dia akan mempersiapkan semua keberangkatan kita. Semuanya akan terjadi dalam 1 minggu kedepan dan pertemuan itu akan diadakan. Rendy akan menunggu kita disuatu tempat." Jelasnya kembali sembari menatap ekspresi Alisya yang dapat dilihatnya lebih hidup. "Baiklah, maaf membuat kalian terjun dalam misi penting ini hanya berdua saja. Sebab kalian adalah orang yang sangat cocok dalam misi ini." Ucapan Alisya hanya dijawab dengan rasa hormat penuh terimakasih karena sudah diberikan kepercayaan yang tinggi. "Anda terlalu sungkan Kapten!" Ia menunduk merasa pujiannya terlalu berlebihan. "Jati, bagaimana dengan profesor?" Alisya menanyakan tentang ayah Caleb yang sudah menyelamatkannya. Belum sempat Jati menjawab pertanyaan dari Alisya, dia merasa ada sesuatu yang bergerak datang menghampiri mereka. Secepat kilat ia segera terjun untuk memberikan serangan yang dengan sangat cepat juga sudah dihentikan oleh Alisya. Alisya sudah menghentikan tangan kedua orang itu tepat sebelum sebuah pertempuran sia-sia terjadi. Sebuah benda berbentuk pena dengan mata ujung pena yang sangat tajam sudah berada pada bagian matanya dengan jarak yang sangat dekat sedangkan pisau belati miliknya masih menyisakan jarak yang cukup jauh sekitar 5 cm. "Sayang, aku akan mengira kau selingkuh jika kau tak menjelaskan situasinya padaku lagi dengan bertemu seseorang ditempat ini." Tatap Adith kepada Alisya yang sudah menghentikan tangannya pada waktu yang tepat. Alisya menatap Adith dengan tatapan bingung serta takjub. Tidak pernah disangkanya kemampuan Adith bisa sampai setajam itu hingga ia juga bisa sedikit lebih unggul dari Jati yang merupakan salah satu bawahannya yang memiliki kemampuan setara elite dari BF. "Lepaskan seranganmu." Perintah Alisya kepada Jati yang dengan kebingungan ia melepaskannya secara perlahan-lahan. Melihat tanda dari Alisya, dia sedikit memundurkan langkahnya memberikan mereka waktu untuk berbicara lalu menghilang dalam kegelapan malam. "Bagaimana caramu menemukanku?" Alisya menatap Adith dengan rasa penuh penasaran. "Apakah ini adalah respon dari orang yang terciduk?" Adith melangkah perlahan mendekati Alisya. "Huuuhh… Adith, aku serius!" Alisya mempertegas perkataannya. "Baiklah, bagaimana jika aku bilang ini?" Adith menghampiri leher Alisya dan mengecupnya dengan penuh sensual serta melingkarkan tangannya ke pinggang Alisya. "Akh, Adith. Ini lagi di luar! Oke, oke, aku akan menjelaskannya padamu." Alisya sangat paham akan sifat posesif Adith saat itu. Dari cara Adith mencium lehernya, dapat dipastikan oleh Alisya bahwa Adith bisa menemukannya berdasarkan dari penciumannya yang tajam terhadap Aroma di tubuhnya. "Pertama, dia adalah bawahanku yang kemari untuk melaporkan misinya." Terang Alisya menatap Adith dengan pandangan yang sangat serius. "Apa itu artinya kau akan pergi malam ini juga?" Tanya Adith memastikan. "Maafkan aku, dalam misi kali ini aku mungkin akan pergi dalam waktu yang cukup lama." Alisya tertunduk lesu memikirkan ketika ia harus kembali terpisah dengan Adith. Meski sulit untuk berpisah, Adith bisa memahami tugas Alisya yang merupakan kapten dari pasukan khusus yang sewaktu-waktu akan dipanggil untuk menyelesaikan suatu misi. "Butuh berapa lama untukmu menyelesaikannya? Tanya Adith membelai lembut pipi Alisya. "Satu bulan!" Jawab Alisya pelan menatap Adith hangat. "Baiklah, jika kau tak kembali dalam satu bulan itu, maka aku yang akan mencarimu. Dan kau akan lihat siapa yang akan datang bersamaku." Tegas Adith memberikannya izin untuk pergi. Adith tak ingin terpisah dari Alisya, namun ia juga tak bisa menghalanginya. Berat baginya untuk melepaskan Alisya, tapi ia tidak punya pilihan lain selain melepaskannya lagi karena ia yakin kalau Alisya akan kembali padanya seperti sebelumnya.