Chapter 410 - Forthnight

Adith yang kembali kepada mereka tanpa kehadiran Alisya bersamanya membuat yang lainnya kebingungan. Mereka terus melihat kebelakang Adith berharap kalau Alisya akan datang namun ia tak kunjung muncul dan Adith hanya melanjutkan makannya dengan tidak berselera.

Yogi yang datang bersama Aurelia pun bisa merasakan bahwa sesuatu sudah terjadi antara Adith dan Alisya sehingga ia hanya duduk makan dengan ekspresi yang kelam dan juga sedih.

"Dimana Alisya?" tanya Aurelia pada Adith yang sudah menghabiskan makanannya dan sedang mengambil gelas meneguk minumannya dengan santai.

"Dia balik lebih dulu, ada yang harus dia lakukan!" ucap Adith bangkit dari kursinya.

Yogi takt ahu pasti apa yang dimaksudkan oleh Adith, namun melihat sarat matanya yang lebih mengisyaratkan akan kerinduan membuatnya berpikir bahwa Alisya pasti punya alasan yang sangat kuat sehingga ia pergi meninggalkan Adith.

"Kau bisa tetap disini bersama dengan Aurelia, aku akan kembali ke Jakarta sekarang juga. Biar Rinto saja yang pergi bersamaku." Ucap Adith memberikan kesempatan untuk Yogi dan Aurelia berliur terlebih dahulu.

"Tidak, aku akan ikut bersama dengan kalian. Aurelia juga akan ikut bersama dengan kita." Yogi segera menoleh kepada Aurelia yang langsung mendapatkan anggukan darinya karena memahami pikiran Yogi kepada Adith.

Bagi mereka berdua mendapatkan kesempatan untuk berlibur adalah suatu hal yang sangat berharga, namun di atas semua itu, mereka pasti takkan bisa berlibur dengan tenang saat memikirkan orang lain masih dalam keadaan kurang nyaman. Terlebih karena rasa kepedulian mereka yang sangat tinggi terhadap satu sama lainnya.

"Lian, kalian bisa lanjutkan semua liburannya tanpa terpengaruh. Aku masih harus ada yang dikerjakan sehingga aku akan berangkat mala mini juga bersama dengan yang lainnya." Seru Adith memberikan perintah kepada Lian yang dengan ragu dijawab dengan anggukan pelan.

Meski kecewa dengan kepergian Adith dan yang lainnya, mereka terpaksa harus melanjutkan liburan yang sudah diberikan oleh perusahaan dengan sebaik mungkin karena kesempatan itu takkan bisa mereka dapatkan lagi dengan mudah.

"A.. Ayumi? Bagaimana dengan dia? Sampai saat ini dia belum kembali dari toilet." Tanya Yani penasaran dengan menghilangnya Alisya dari tempat itu.

"Tidak perlu mengkhawatirkan dia, dia sudah aku perintahkan untuk menyiapkan semua keberangkatanku." Jawab Adith seolah membuat Alisya tidak menghilang begitu saja dari sana.

Jika yang lainnya akan mempercayai maksud dari perkataan Adith, berbeda dengan Yani dan Vindra yang sudah mengetahui segala hal tentang mereka berdua sehingga Yani dan Vindra hanya bisa terdiam paham meski sangat penasaran atas apa yang sedang terjadi.

Adith segera berlalu pergi dengan mengambil penerbangan malam itu juga. Sepanjang perjalanan ia terus saja memikirkan Alisya hingga tak bisa tidur dengan nyaman. Begitu sampai di apartment miliknya pun, ranjang yang semula  sempit kini terlihat lebih luas dan lapang. Ruangannya menjadi terlihat lebih suram dan kelam seolah ikut merindukan Alisya.

"Ah… sepertinya aku terlambat sekarang." Adith bangkit dari tempat tidurnya masih dengan pakaian lengkap dan tak sempat untuk melepas sepatunya.

Begitu ia bangkit, ia tertegun saat melihat Alisya yang keluar dari kamar mandi mengenakan handuk putih sepaha yang terlihat seksi ditubuhnya. Adith menganga tak percaya lalu dengan cepat ia mengucek matanya dan sekejap kemudian Alisya menghilang dari hadapannya.

"Ah.. Sial, baru semalam kau pergi sekarang kau menghantuiku dengan bayanganmu!" Adith kembali melempar tubuhnya di atas ranjang dengan terlentang.

Beberapa saat kemudian, Adith yang berada di ruang kerjanya tak bisa memfokuskan dirinya karena terus teringat dengan kejadian tadi pagi.

"Tok tok.. tok…" suara ketukan dari luar membangunkannya dari lamunannya.

"Masuklah!" ucap Adith setelah kembali mendapatkan kesadarannya.

"Maaf dok, ada pasien yang sudah menunggu untuk pemeriksaan dan dokter memiliki jadwal berikutnya untuk operasi." Seorang perawat yang bekerja dengan Adith segera mengingatkan Adith dan memberikan rekam medis yang perlu di lihatnya.

"Baiklah, aku akan segera kesana!" jelas Adith sembari melihat ke rekam medis yang sudah berada di tangannya.

"Apa ada sesutau yang salah dok? Dari tadi saya lihat sepertinya dokter kurang focus!" tanyanya saat melihat Adith benar-benar tak bisa focus dengan apa yang dilakukannya.

Melihat orang lain bisa mengetahui kondisinya, Adith segera terbatuk pelan.

"Aku baik-baik saja. Tolong ambilkan beberapa file yang kemarin aku sempat tinggalkan." Ucap Adith ingin mengambil waktu untuk mengembalikan fokusnya.

Setelah perawat itu pergi, tepat saat Adith akan mengambil jasnya, sebuah pesan masuk dan menampilkan Video Alisya yang mengenakan sebuah bando berbentuk telinga kelinci. Adith menoleh dan melihat Alisya sudah menyanyikan sebuah lagu Gwiyomi tepat seperti apa yang pernah ia lakukan sebelumnya untuk menghibur Alisya.

Alisya yang memakai bando tersebut terlihat sangat cantic dan menggemaskan membuat Adith tertawa pelan dan merasa sangat lega saat melihat video yang dikirim oleh Alisya tersebut.

"Ehemmm… Aku tau kau akan merindukanku, karena aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Kau tak perlu khawatir aku akan kembali padamu secepatnya setelah ini seleai. Aku harap kau juga melakukan semuanya sebaik mungkin agar aku bisa melakukan misiku dengan sangat baik juga. Aku mencintaimu Adith!" ucap Alisya saat akan mengakhiri videonya. Sebelum selesai, Alisya mengirimkan sebuah cium jauh dengan mengerling nakal yang membuat Adith kembali tertawa pelan.

"hahahaha,,, maafkan aku karena sudah menjadi lemah." Adith seolah kembali menjadi lebih semangat setelah mendapatkan pesan dari Alisya tersebut. Ia kembali menjadi lebih focus dan semakin berapi-api untuk pegi bekerja.

Adith segera pergi menuju ke ruang pasien dengan ekspresi yang lebih segar serta senyuman lebar menghiasi wajahnya. Perawat yang semula bingung melihat senyuman Adith, akhirnya memilih untuk tetap mengikuti Adith dan menemaninya dalam bekerja hingga semua pekerjaanya telah selesai.

Dalam beberapa hari Adith selalu melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, ia bahkan akan kembali ke rumah sakit saat tak ada lagi yang harus ia kerjakan sewaktu di perusahaan. Ia memilih untuk tidak pulang karena bagaimanapun juga rasa rindunya pada Alisya begitu besar.

"Kau meliki satu jadwal di luar kota, dan jadwal kali ini berhubungan dengan pertemuan bisnis terbesar dunia yang hanya di adakan dalam 4 tahun sekali di sebuh kapal pesiar." Jelas Yogi saat masuk bersama dengan Adith kedalam ruang kerjanya.

"Apakah yang kamu maksud adalah Forthnight?" tanya Adith memastikan apa yang dimaksudkan oleh Yogi.

"Benar, ini adalah sebuah pertemuan yang hanya diberikan oleh beberapa perusahaan besar dalam mengembangkan perusahaan serta mendapatkan infestor juga kerja sama dengan beberapa perusahaan besar lainnya." Terang Yogi menjelaskan mengenai jadwal yang harus di hadiri oleh Adith tersebut.