Chapter 412 - Menyingkirkan Adith

Beberapa saat kemudian, pembukaan acara pertemuan segera dibuka tepat setelah bunyi sirine kapal berbunyi dan kapal mulai lepas landas meninggalkan pelabuhan Jakarta, Indonesia. Setiap perwakilan perusahaan memiliki meja masing-masing dan antara meja Adith dan Ayah Alisya terletak berselang 3 meja di sebelah kanan dan berselang 2 meja di sebelah kirinya adalah Zein.  Pembukaan itu dimulai dengan pembukaan penjelasan tentang pertemuan tersebut serta jadwal yang akan dilaksanakan di tempat itu yang nampak muncul di setiap layar LED yang terdapat di ruang Aula tersebut. "Untuk itu, dalam beberapa hari kedepan silahkan nikmati perjalanan kalian dengan menikmati hiburan berikut beserta fasilitas yang sudah kami siapkan di atas kapal ini." Jelas sang pemilik kapal pesiar mengakhiri pembukaan tersebut. Beberapa wanita cantik dan seksi mulai menari-nari dengan lincahnya menghibur semua tamu undangan yang datang. Ruangan itu dapat berubah-ubah temanya sesuai dengan setiap dentuman musik yang mengalun menghiasi seluruh Aula. "Tuan Adith, senang rasanya bisa bertemu dengan anda disini." Seorang pengusaha dari Inggris segera menghampiri Adith, mereka sebelumnya sudah pernah bertemu sewaktu acara penghargaan di Amerika. "Mr. Harison! Senang bertemu dengan anda disini. Tak ku sangka anda datang bersama dengan seorang wanita yang sangat cantik." Puji Adith kepada wanita yang berada disebelahnya. "Hahahaha, tidak biasanya saya mendengar anda memuji seorang wanita. Itu artinya dia memang cantik sampai membuat anda bisa memujinya seperti itu." Seru Wilson senang yang membuat wanita disampingnya tersenyum malu dalam dekapannya. "Hahahaha, anda bisa saja. Saya juga seorang laki-laki yang tentu akan merasa tertarik terhadap kecantikan seorang wanita. Dan pujian itu tulus kepadanya, kalian berdua terlihat serasi." Terang Adith dengan nada suara hangat yang semakin membuat Mr. Harison senang mendengarnya. Mereka terus berbincang-bincang dengan sangat riuh membahas mengenai pertemuan mereka selama disana serta niat Mr. Harison yang ingin mengenalkannya dengan beberapa investor kenalannya. "Terimakasih banyak atas tawarannya Mr. Harison, saya sangat menghargainya." Ucap Adith dengan tulus kepadanya. "Tidak usah sungkan tuan Adith, mereka tentu akan sangat senang jika mengenal orang se Jenius tuan yang sangat tahu dalam pengembangan bisnis, dan yang paling penting adalah sikap jujur dan rendah hati anda ini tidak banyak yang memilikinya." Ucapnya sebelum berlalu pergi ke tempat lain. Adith segera berjabat tangan dengannya dan sebuah poin masuk kepada sebuah gelang elektrik yang berada di tangannya. Adith masih belum tahu pasti apa maksud dari poin tersebut, sehingga ia hanya mengambil minumannya kembali berbincang dengan Yogi dan Rinto. "Saat orang lain ditemani oleh seorang wanita, bagaimana bisa kau duduk bersama para pria disini. Kau sungguh suram, kupikir kau sudah memiliki seorang wanita. Tapi sepertinya dia hanyalah seseorang yang kau tiduri saja." Elvian sepupu Adith ternyata juga berada disana. Disampingnya juga telah berdiri seorang wanita yang nampak seksi bergelayut manja padanya. "Aku tidak perlu membawanya kemana-mana hanya untuk memperlihatkan kalau bagian bawahku itu berguna dengan sangat baik bukan?" Tatap Adith yang langsung membuat wanita itu memerah malu. "Kau? Cih.. Jangan mengira kali ini kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan, karena akulah yang akan mendapatkan semuanya setelah menyingkirkan dirimu tentunya." Ucap Elvian segera berlalu pergi dari hadapan Adith setelah memberikannya peringatan. Adith hanya tertawa pelan menganggap perkataan Elvian sebagai lelucon yang konyol. Saat dia memandang Elvian, dari kejauhan dapat ia lihat seorang wanita berbaju merah berdiri dengan seksi menatap kearahnya. "Alisya???" Gumam Adith namun dengan cepat dia menggelengkan kepalanya lalu menoleh ke arah lain karena ia jelas sudah berhalusinasi beberapa hari kemarin karena rasa rindunya pada wanita itu. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Rinto melihat Adith yang sedang menggeleng kuat. "Ya, tentu saja!" Seru Adith dengan penuh keyakinan. "Adith, apa kau tahu siapa wanita yang bersama dengan Elvian sebelumnya?" Tanya Yogi ingin memastikan. "Tidak, tapi aku bisa lihat kalau dia bukanlah dari kalangan bawah. Sepertinya kali ini Elvian sudah mendapatkan seorang yang cukup kuat untuk mendukungnya." Tegas Adith mengingat perawakan serta barang yang dikenakan oleh wanita tersebut. "Wanita itu kalau tidak salah namanya Claudia!" Tebak Rinto berusaha mengingat seolah pernah bertemu dengannya sebelumnya. "Ya benar. Bisa dibilang Ayah Claudia adalah seorang pebisnis terkemuka yang menguasai pasar perdagangan di China. Tak kusangka Elvian dengan cepat melebarkan sayapnya secara diam-diam." Terang Yogi menatap Elvian dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, Adith dan yang lainnya yang ingin beranjak untuk pergi bertemu dengan para investor asing malah di datangi oleh beberapa investor secara langsung yang membuat Adith kembali berbincang dengan mereka. "Jika kau benar-benar ingin mendapatkan seorang investor, kenapa kau tidak mendekatiku?" Claudia yang bersama dengan Elvian sebelumnya datang menghampiri Adith setelah para investor tersebut pergi dari hadapan Adith. "Hummm?" Adith mengerutkan keningnya tak paham akan maksud dari Claudia untuk sesaat. "Aku dengar dari Elvian bahwa kau tak suka bersentuhan dengan seorang wanita. Tapi dari cara pandangmu padaku, aku bisa lihat betul akan tingginya rasa tertarikmu pada wanita." Ucapan Claudia segera mengingatkannya pada dia yang sebelumnya sedang menatap bayangan Alisya tepat ketika mereka berlalu dari hadapannya. Adith tertawa pelan dengan kenarsisan wanita dihadapannya ini, namun ia masih berusaha untuk tetap sopan dengan tidak menjadikannya sebagai musuh mengingat pengaruh ayahnya dalam bidang bisnis. "Sepertinya anda salah paham. Mungkin benar kalau saya memiliki rasa ketertarikan yang cukup tinggi kepada seorang wanita, tapi tidak untuk seorang yang sudah memiliki gandengan terlebih jika wanita itu adalah milik sepupu saya." Tegas Adith menolaknya dengan cara yang halus. "Hahahahaha, tidak masalah kau mengatakan itu. Caramu menghargai orang lain membuatku jadi semakin menginginkan mu. Aku berikan nomor kamarku padamu, kau bisa datang kapan saja kau mau." Ucapnya mengelilingi tubuh Adith dengan sentuhan sensual memberikannya segelas minuman dari seorang pelayan wanita seksi. Meski ia menolak untuk datang dan bahkan takkan pernah ia lakukan itu, namun saat menolak minuman yang diberikannya didepan umum adalah sebuah penghinaan yang cukup besar. Tepat ketika Adith akan meminumnya, seorang wanita seksi segera mengambil minuman itu dari tangannya dan meminumnya hingga habis. "Jauhkan Adith dari wanita itu, Elvian berniat untuk menyingkirkan Adith dengan menggunakan wanita itu." Seru Alisya yang langsung berbisik cepat kepada Yogi. Dia segera pergi setelah memberikan peringatan kepada Yogi sedang Claudia terlihat sangat marah dan kesal karena Alisya mengambil gelas tersebut. Yogi merasa curiga kepada Caludia karena Alisya tampak tak ingin menunjukkan wajahnya juga kedekatannya dengan Adith kepadanya.