Chapter 413 - Somi Somia

Adith masih terdiam membeku terus menatap punggung wanita yang baru saja mengambil gelasnya. Dia sempat berpikir kalau itu adalah Alisya namun mengingat dia sering berhalusinasi tentangnya membuatnya jadi sedikit ragu. "Siapa perempuan itu? Kurang ajar sekali dia mengambil gelas itu!" Maki Claudia kesal karena rencananya gagal. Tak memperdulikan Claudia, Adith ingin memastikan siapa wanita tersebut dengan mengikutinya dari belakang.  "Maaf sepertinya aku harus ke toilet!" Ucap Adith segera berjalan meninggalkan mereka. Melihat Adith pergi begitu saja, Claudia berusaha untuk menghentikan Adith namun Rinto segera menghalanginya. "Maaf nona Claudia, sepertinya tuan Adith sedikit butuh sedikit privasi karena harus ke toilet." Terang Rinto meminta maaf karena sudah menghalangi jalannya. Punggung Adith yang sudah menghilang dari pandangannya segera membuat Claudia kesal dan pergi dari sana dengan penuh amarah. "Alisya mungkin sedang dalam penyamarannya saat ini sehingga dia terlihat sangat hati-hati ketika berhadapan dengan seseorang. Dia bahkan menghindari kontak secara langsung dengan Adith." Terang Yogi menjelaskan situasinya kepada Rinto. "Tapi sepertinya ada orang linglung yang tidak bisa mengenali istrinya sendiri lagi, dia seolah sedang melihat hantu." Rinto ingat betul bagaimana tatapan mata Adith saat Alisya merampas minuman di tangannya. "Anak itu, meskipun semua orang mengakuinya sebagai Si Jenius, dia akan berubah menjadi sangat Idiot ketika sudah berhadapan dengan Alisya." Yogi mendesah kuat mengingat kekonyolan tingkah Adith. Adith yang keluar dari ruang tersebut bisa bergerak bebas karena adanya gelang elektrik yang berada di tangannya. Melihat punggung wanita itu, Adith segera menghentikannya cepat. "Alisya.. kau…" Adith yang segera menarik bahu seorang wanita membuatnya terperanjat kaget karena ternyata wanita itu bukanlah Alisya. "A.. ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu dengan tatapan terpesona oleh ketampanan Adith. "Ah.. Maaf, sepertinya aku salah orang. Maafkan aku sekali lagi." Ucapnya sopan. Adith baru sadar kalau wanita itu memang memakai pakaian dengan warna yang sama namun gaya rambut dan tubuh mereka sedikit berbeda. Ia hanya berpikir kalau Alisya sedang menyamar jadi dia tak menyangka kalau orang yang ia kira Alisya ternyata benar orang lain. "Ah… apa sih, sudah berapa orang yang selalu bilang salah orang. Tadi pria jepang, sekarang pria yang aku kira korea. Mana mirip Kang Daniel lagi. Ngehalu apa sih aku malam terang bulan gini." Wanita itu pergi dengan menghentakkan kakinya karena kesal. Mendengar dari ucapannya, Adith yakin kalau orang yang ia maksud adalah Ryu. Jika benar seperti itu maka sudah tentu perkiraannya benar tentang Alisya, namun karena Ryu saja bisa salah maka bisa jadi dia juga berada pada situasi yang sama. "Kapten, Sepertinya ada seseorang lagi yang sudah mengenali anda. Dan aku pernah melihat dia sebelumnya." Jati segera memberi laporan kepada Alisya ketika melihat Adith mengejar seorang wanita yang memang sudah ia siapkan untuk mengelabui orang. "Jangan khawatirkan dia, huhh.. huh.. fokus pada tujuan utama kita!" Seru Alisya dengan suara desahan yang terdengar aneh. "Kapten, anda baik-baik saja?" Tanya Rendy dari kejauhan kepada Alisya. Suara Alisya yang terlihat mendesah kesakitan membuatnya hampir saja meninggalkan posisinya untuk menemukan Alisya. "Aku baik-baik saja. Bagaimana keadaaan di atas sana?" Tanya Alisya pada Rendy yang berada di dek kapal berperan sebagai salah satu nakhoda yang bisa melihat semuanya dari monitor kapal. "Masih belum ada tanda-tanda pergerakan mereka!" Jawabnya tegas. "Posisi kami juga masih aman!" Ucap Elvian dan Rafli secara bersamaan tanpa menunggu pertanyaan dari Alisya. "Di dalam aula juga masih tidak terlihat akan kemunculan mereka." Terang Jati yang dari awal juga sudah berada dalam ruang pembukaan tersebut. "Lanjutkan misi kalian, jangan lewatkan satu hal pun. Jati, terus tempelkan permen itu ditempat tertentu pada semua sudut ruang kapal ini. Dan hati-hati, ini adalah sebuah labirin raksasa yang bisa berubah kapan saja!" Terang Alisya berusaha menjelaskan dengan suaranya yang semakin parau. Alisya langsung melepas kepangan pada rambutnya dan menguraikannya dengan acak merasakan panas yang amat dalam di seluruh tubuh dan kepalanya. "Ah.. kepalaku sakit, sepertinya aku harus ke kamarku saja untuk istirahat sebentar. Karena menyiapkan semua keberangkatan ini, aku sampai tak tidur selama 3 hari agar bisa meninggalkan pekerjaan dengan tenang." Adith mendesah memijit kepalanya yang sakit bukan karena kekurangan tidur, namun karena kelelahan memikirkan istrinya yang sangat ia cintai. Dengan tertatih dia berjalan menuju kamarnya yang ditunjukkan oleh gelang elektrik yang berada di tangannya. "Halo, kalian tidak perlu mencariku. Aku hanya ingin beristirahat sebentar di dalam kamarku!" Tegas Adith memberitahu Yogi. "Baiklah, biar kami yang mengurus semuanya disini. Kau tidak perlu khawatir dan istirahatlah dengan tenang. Jadwal berikutnya akan sangat menyibukkanmu." Terang Yogi mengingatkan Adith. "Apa yang terjadi?" Tanya Rinto penasaran. "Sepertinya anak itu sedang mengalami somi somia!" Yogi menjawab pertanyaan Rinto dengan candaan yang tidak dimengerti oleh Rinto. "Apa maksudmu? Gunakan bahasa manusia bukan bahasa makhluk astral mu." Ketus Rinto kesal dengan jawaban Yogi yang terdengar nyeleneh. "Dasar kurang gaul. Itu artinya adalah Insomnia." Ucap Yogi dengan penuh percaya diri. "Pletakkkk.." Rinto langsung menjitak kepala Yogi dengan kesal. "Apa'an sih?" Ucap Yogi kesal dengan pukulan Rinto. "Kau masih bermain-main lagi?" Rinto kembali menaikkan tinjunya tak ingin Yogi berbelit-belit dan menjelaskan situasi Adith kepadanya. "Dia hanya ingin istirahat dengan tidur sebentar, 3 hari kemarin kan dia kurang istirahat karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan nya dengan cepat. Makanya dia sekarang sedang menuju ke kamarnya." Jelas Yogi menyerah melihat wajah Rinto yang tampak sangat kesal. "Pletakkkk…" pukulan berikutnya dilayangkan oleh Rinto lagi. "Kenapa masih mukul sih? Aku Kan sudah menjelaskannya!" Yogi menatap tajam ke arah Rinto siap untuk melakukan pertempuran. "Ingin saja! Kau mengatakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Insomnia. Jika dia Insomnia maka seharusnya sekarang dia tidak akan pergi ke kamarnya untuk tidur ataupun istirahat melainkan akan mendatangi Karin dan meminta obat darinya." Ucap Rinto menjelaskan mengenai kondisi Adith terhadap Insomnia. Insomnia memang seharusnya adalah salah satu penyakit yang menyebabkan seseorang akan mengalami kesulitan tidur dan bahkan ia bisa tidak tidur hingga beberapa hari dan akan tidur di pagi hari.  Mirip seperti hewan nokturnal yang aktif pada malam hari namun tidur dan beristirahat pada siang hari. "Makanya aku bilang dia somi-somia, karena Adith adalah kebalikan dari itu." Jawab Yogi sekenanya seolah membuat sebuah jenis penyakit baru untuk Adith. Karena kesal, Rinto segera pergi ke meja Zein dan Riyan untuk menghindari Yogi.